Y. SUNYOTO Coffee Value Chain Specialist, salah seorang pendiri Gayo Cuppers Team, melaporkan dari Chichago, Amerika Serikat
https://aceh.tribunnews.com/2021/09/01/gayo-cuppers-team-di-diaspora-kopi-indonesia-chicago?page=all
GAYO Cuppers Team (GCT) kini memasuki usia yang ke- 10. Bagi industri kopi dunia mungkin tidaklah terdengar prestisius, atau bahkan di pasar nasional yang mungkin dianggap orang-orang gunung yang keheranan melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit.
Namun, kita semua patut bangga dengan pengabdian dan kecintaan GCT kepada kopi Indonesia, khususnya kopi Gayo. Publikasi bukanlah tujuan, cukuplah dengan kesederhanaan yang bersahaja dengan pengabdian terbaik bagi Indonesia dan perkopiannya.Sederet prestasi pengabdian cukuplah menjadi deretan pengakuan atas pengabdian bagi negeri. Sejak berdiri, sudah sembilan kelas basic cupping dan pemahaman dasar pemrosesan kopi digelar di Tanah Gayo dengan peserta dari seluruh Indonesia, serta beberapa kelas cupping yang digelar oleh swasta.
Kelas basic roasting yang pertama dilaksanakan tahun 2021. Pelatihan petani dan pelaku usaha sudah sering GCT berikan, dari ujung barat Indonesia Sabang, sampai ke ujung timur Indonesia, Moanemani Kabupaten Dogiyae, Papua. Organisasi Internasional seperti International Organization for Migration (IOM); Lutheran World Relief (LWR), Oxfam-NZ dalam Papua Enterprise Developing Program (PEDP), Fairtrade, dan CBINetherland pernah menggunakan kemampuan GCT dalam mengurasi sampel kopi.
Beberapa universitas dalam negeri dan sudah tidak terhitung lagi pelaku usaha dalam dan luar negeri yang memberikan pengakuan atas kemampuan GCT di dunia perkopian. Lidah mereka seperti menari jika dihadapkan pada cupping sampel kopi. Adalah ITPC Chicago yang baru saja ikut memberikan mandat dan kepercayaan kepada GCT untuk mengurasi sampel kopi dari berbagai daerah di Indonesia yang digunakan dalam acara Mini Expo & Seminar sekaligus menjadi narasumber dalam rangka Kopi Diaspora Indonesia di Chicago-USA pada 15 Juli 2021.
Diaspora kopi Indonesia Menyikapi krisis harga dan keberlangsungan kopi Indonesia di masa mendatang, ITPC Chicago berinisiatif membangun kemitraan untuk kepentingan bersama para roaster, kafe, pelaku kopi, pelaku terkait Indonesia, dan siapa pun yang melihat peluang kerja sama saling menguntungkan dalam bisnis kopi. Rapid assessment juga mengungkapkan bahwa hanya sedikit pelaku di Chicago yang mengerti tentang kopi Indonesia, Sebagian besar di antara mereka malah tidak memiliki pengalaman dan pemahaman. Atas dasar fakta tersebut, ITPC Chicago dengan segala keterbatasannya, merintis strategi yang dinamis dengan memperkenalkan kopi Indonesia lebih dekat kepada pembeli potensial.
Sekaligus pula mereka mendengarkan secara dialogis pengalaman dan kebutuhan kopi mereka. Pembeli potensial seperti importir untuk komersial dalam jumlah besar atau FCL (full loaded container), sertifikasi komersial, dan specialty untuk pelaku berkebutuhan L/FCL (less/full loaded container); café and roastery untuk kualitas yang lebih kecil (micro lot) namun dengan harga yang lebih baik. Pedagang untuk distribusi dan pihak yang mungkin tertarik dalam bisnis kopi dan hal keterkaitan dengan daerah asal (origin). Keluarga American-Indonesian Connection diberi kesempatan mengambil bagian dan peran sebagai suatu kesatuan diaspora Indonesia. ITPC Chicago percaya bahwa hal ini akan menjadi strategi yang dinamis dan cair untuk kopi Indonesia di pasar Amerika Serikat.
Event Indonesia Coffee Diaspora menghadirkan Indonesian Coffee Origins ke meja para pelaku Chicago dalam format Mini Expo dan Seminar, cupping session, dan business matching namun terbatas. Maklum, saat ini masih dalam situasi pandemi. Dihadiri oleh 27 peserta dari roastery, kafe, dan perusahaan, tapi tentunya akan menjadi masukan yang baik bagi ITPC Chicago dalam: - mempromosikan (public exposure tentang profil kopi Indonesia sesuai daerah/ origin); - channeling (roaster & café dengan coffee origin); - agregasi kopi (L/FCL dan Micro Lot), yang akan memungkinkan; dan - harga yang kompetitif (bisa diterima dan masuk akal untuk pasar Chicago/ USA), dan dengan pengalaman ini merupakan dasar bagi ITPC Chicago dalam mengelola ekspo yang lebih besar.
Sampel berasal dari koperasi dan supplier perorangan yang bersedia berpartisipasi, berasal dari IG Gayo, Mandailing, Jawa Prenger, Jawa Ijen (Ijen Raung), Bali Kintamani, Flores Bajawa, dan Toraja. Sampel kopi yang lolos adalah kopi dengan skor di atas 80 (sesuai standar Specialty SCA), tidak ada cacat (minor & major defects). Leaflet didesain sesuai masing-masing IG, sebagai media pemasaran, yang membawa informasi agriklimatologi daerah asal, ketelusuran barang, dan profil setiap kopi.
Sebagian besar peserta lokal belum pernah ke Indonesia, belum pernah mengalami secara langsung sebelumnya, sehingga untuk lebih mendekatkan kopi Indonesia, leaflet harus didesain dengan nuansa: alam, manusia, budaya, petani, proses, makanan, transportasi dan kegiatan di masingmasing origin. Proses agregasi barang di Indonesia cukup menjadi kendala, mobilisasi antarpulau, pilihan logistik, terutama karena kuantitas barang yang micro lot, juga ketentuan asal barang (SKA) yang kurang memungkinkan akibat menyebarnya asal barang (scattered).
Belum semua pelaku, baik supplier kopi yang memahami ekspor dan perijinannya, juga forwarder agent yang melakukan jasa arrangement pengiriman (forwarding). Namun, simulasi ini merupakan pembelajaran baik bagi semua pihak untuk bersama-sama membangun solusi bagi kopi Indonesia.
Menyikapi tantangan kopi Indonesia; Kopi Diaspora Indonesia diyakini mampu menjadi katalis untuk mempromosikan kopi Indonesia dengan mengamankan pasar yang ada (captive market) dan memperkuat pasar melalui penetrasi diaspora, berpotensi meningkatkan daya saing (perfect competition market) melalui kemitraan sinergis dengan pelaku lokal dan diaspora Indonesia dengan kerja sama saling menguntungkan.
Kopi akan membawa lebih dari sekadar kopi, tetapi juga informasi tentang asalusul daerah guna mempromosikan potensi pariwisata, peluang untuk menarik bisnis/ investasi di Chicago maupun berbagai daerah di Indonesia, terutama daerah penghasil kopi. Dalam mengatisipasi krisis harga, ITPC Chicago meyakini bahwa metode tersebut akan membawa daerah asal kopi di Indonesia lebih dikenal secara global. Juga lebih mendorong diaspora Indonesia untuk mengambil bagian dalam kegiatan rantai nilai kopi dari sumber asal ke pasar (from origin to global).
Sinergi aktivitas di dalam rantai nilai kopi Indonesia akan membawa efektivitas biaya dan efisiensi yang dibutuhkan guna memperkuat daya saing kopi Indonesia. Hal tersebut juga diyakini sebagai respons atas krisis harga global sekaligus mendorong keberlanjutan untuk kopi Indonesia melalui sinergi atas akses pasar global dan penguatan perekonomian lokal, dan menjadi jembatan dari petani ke konsumen akhir (farmers to cups) di pasar global.
Namun, hal positif juga perlu digarisbawahi bahwa strategi diaspora membuka pintu lebar bagi pemerintah daerah penghasil kopi guna mempromosikan kopi dan wisata daerah dengan lebih percaya diri dan sinergis. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar