TEHNOLOGI INFORMASI; DUA MATA PISAU PEMBELAJARAN

Oleh M.Rizki Burhan

Dalam kehidupan manusia di era digital saat ini semua orang tahu bahwa semua informasi yang ada di planet bumi bisa di jangkau hanya dengan Klik atau Tap, untuk menyebut mudahnya akses informasi dari smartphone dan Personal Computer.

Semua yang dibutuhkan dan diperlukan begitu mudah diperoleh, kita hanya perlu menuliskan informasi yang kita cari atau yang kita inginkan kemudian ‘klik’, langsung saja menunjukkan hasil penelusuran kebutuhan informasi kita. Bahkan membayar atau belanja pun bisa online hanya dengan menggunakan smartphone tanpa harus berkunjung ke gerai atau toko vendor, tanpa uang tunai (cash) atau tanpa menggesekkan kartu kredit, karena tersedia e-banking (fasilitas bank online), luar biasa bukan?.

Belajar juga demikian, tidak seperti dulu kita selaku seorang anak didik tidak selalu harus menjumpai guru atau kesekolah supaya dapat mengikuti proses belajar, tetapi dengan perantaraan teknologi informasi, belajar apa saja hanya memerlukan jaringan/ kuota internet agar dapat mengakses situs yang diinginkan.

Meskipun begitu mudahnya tehnologi informasi memudahkan hidup kita, namun tetap muncul perbedaan pendapat antar berbagai kalangan yang mengkuatirkan akibat dari canggihnya tehnologi informasi daripada manfaatnya. Pemanfaatan yang tidak tepat atau tidak sesuai menyebabkan tehnologi dapat memberi dampak buruk. Ibarat sebuat pisau bermata dua yang sangat tajam dan berbahaya hingga mampu melukai diri kita sendiri! Media informasi juga sangat berpengaruh terhadap perubahan moral serta tingkah laku dan kebiasaan masyarakat umum. Dibutuhkan kehati-hatian dan selektifitas agar mata pisaunya berguna untuk membantu pekerjaan kita sehari hari. Sehingga peran semua pihak mulai dari orang tua, sekolah, dan multipihak yang berkepentingan dengan masa depan generasi mudanya tetap diperlukan, bahkan harus menjadi sinergi yang lebih baik.

Perlu bagi orang tua dan orang dan para pihak mengendalikan dan mengontrol anak-anaknya agar dapat mempergunakan ‘Pisau tehnologi’ sesuai fungsinya yaitu memudahkan pekerjaan manusia. Perlu juga orang tua mengajarkan dan membimbing anaknya dalam urusan praktek penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari hari, sehingga tidak salah arah.

Dalam perkembangan pendidikan, bahan pembelajaran membutuhkan materi pendukung yang salah satunya dapat dipenuhi oleh tehnologi informasi berupa komputer atau yang lebih luas yang memiliki akses ke jejaring internet.

Materi pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memerlukan materi pendukung untuk menjelaskan hubungan antara materi belajar dengan penggunaannya secara praktis di kehidupan sehari-hari. Sehingga mau tidak mau kita harus berhubungan dengan komputer atau internet lebih sering dari sebelumnya. Seperti penggunaan aplikasi Microsoft Office untuk mengerjakan tugas sekolah seperti Word, Excel dan Power Point untuk pembuatan slide.

Namun anak didik juga membutuhkan otonomi atau keluangan dalam menggunakan fasilitas, tentu saja dibawah bimbingan guru, untuk menjaga dan memantau terus menerus apa yang sudah di kembangkan oleh anak didik. Tanpa bimbingan dan perhatian yang serius, anak didik yang telah mahir dapat menyalahgunakan kemampuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Penyalahgunaan yang umum dilakukan generasi muda, anak dan remaja bisa berupa pornography, proxy, judi online, penipuan, pencemaran nama baik, perdagangan manusia, dan yang paling umum adalah bullying (kekerasan visual-gambar maupun verbal-kata-kata kasar).

Akibatnya nanti bukan hanya anak atau remajanya yang kena imbasnya tapi lebih parah lagi orang tuanya yang dianggap tidak mendidik anaknya dengan baik hingga harus berurusan dengan Komisi Perlindungan Anak dan Ibu (KPAI) atau pihak berwajib. Nah, fatal kan akibatnya ? Makanya peran orang tua dibutuhkan untuk terus memantau anak-anak dan mengarahkan mereka dalam mempergunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam penggunaan sehari-hari maupun unutk belajar, agar anak-anak bisa memanfaatkannya sebaik mungkin dan sesuai aturan yang berlaku .

Namun berbanding terbalik dengan pro kontra manfaat dan akibat buruk tehnologi informasi, bagaimanapun dibutuhkan alternatif untuk menyediakan fasilitas yang bisa memenuhi harapan masyarakat luas. Karena alas an ini pula Pemerintah juga berupaya mendekatkan masyarakat dengan tehnologi namun melalui proses yang selektif. Misalnya dengan memasukkan Tehnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran disekolah. Namun saat ini sedang dibekukan alias dihapuskan dan mungkin sedang dalam evaluasi serius agar ke depan dapat hadir lagi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah.

Pemerintah juga menyediakan layanan melalui lembaga yang disediakan berkaitan dengan tehnologi Informasi seperti halnya layanan lembaga Tekkomdik dengan berbagai penawaran produk sebagai alternatif media pembelajaran bagi masyarakat luas. Mungkin yang menarik adalah Portal Rumah Belajar yang dibangun untuk memfasilitasi ketersediaan konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik, seperti bahan belajar interaktif yang dilengkapi dengan media pendukung gambar, animasi, video dan simulasi. Dengan portal ini diharapkan proses belajar mengajar akan semakin menarik dan interaktif

Lembaga ini juga menyebarluaskan apa manfaat pengenalan dan pengetahuan tentang tehnologi informasi yang meliputi; pertama; internet sebagai media komunikasi; yang merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. Kedua; Media pertukaran data; dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.

Ketiga; Media untuk mencari informasi atau data; perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. Keempat; Kemudahan memperoleh informasi: kemudahan untuk memperoleh informasi yang ada di internet banyak membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. Selain itu internet juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain. Kelima; Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan :dengan kemudahan ini, membuat kita tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan karena dapat di lakukan lewat internet.

Tidak kurang juga berbagi informasi keburukan atau mudharatnya seperti: Pertama; Pornografi; Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.

Kedua; Violence and Gore: Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu. Ketiga; Penipuan: perilau ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.

Keempat; Carding; Karena sifatnya yang real time(langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.

Kelima; Perjudian: Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.

Maka analogi tehnologi sebagai pisau bermata dua ada benarnya, Karena semuanya kembali kepada niat dasar ketika memanfaatkan tehnologi apakah untuk kemaslahatan atau untuk kejahatan. Untuk kemajuan atau justru melempar kita ke dalam jurang keburukan.

M.Rizki Burhan Siswa SMA Negeri 5 Jl. Hamzah Fansuri No. 3 Darussalam, Banda Aceh Novankaraja21@gmail.com