Label

# (2) 100 buku (1) 1001 Cerita membangun Indonesia (1) 2016 (1) 2019 prabowo presiden (1) 2019 tetap jokowi (1) 2020 (1) 2021 (2) 21 tahun (1) 21 wasiat Sultan untu Aceh (2) 49 tahun IAIN Araniry (2) 99 buku (1) a ceh bahan buku (1) Abu Mudi (1) aceh (11) Aceh Barat (2) aceh digest (1) aceh history (2) aceh kode (2) aceh kopi (1) Aceh Singkil (1) aceh tengah (3) Aceh Tourism (2) Adat Aceh (3) agama (25) Air Bersih (2) aisya (1) Alue Naga (1) amazon (1) aminullah (1) anehnya negeriku indonesia (3) anggaran nanggroe aceh (1) anies (1) APBA (6) apresiasi serambi indonesia (1) arsip (1) artikel hanif (74) artikel kompas (1) artikel nabil azra (3) artikel rini (4) Artikel Serambi (9) artikel serambi-tokoh sastra melayu (2) artikel Tanah Rencong (1) artikel trans89.com (1) artikel/opini Modus Aceh (1) arundati roy (1) asia (1) asuransi (2) atlas of places (1) australia (1) Ayam (1) bacaan hari raya (1) bahan buku (106) bahan buku aceh (1) bahan buku kolaborasi (2) bahan buku. (12) bahan tulisan (1) bahana buku (1) bahasa (2) Banda Aceh (1) Bank Aceh syariah (1) Bank syariah Indonesia (1) batu (1) bawaslu (1) bencana alam (7) bendera dan lambang (1) Berbagi (1) berita nabil (1) berita serambi (1) berkeadilan (1) BHR (1) Bie Da Rao Wo Zhong Tian (1) bill gates (2) Bioscoop (1) Bioskop (1) birokrasi (1) birokrasi politik (1) Blogger Competition 2017 (1) Blogger Indonesia (1) BMA 2023 (3) Bola Kaki (1) book (1) BP2A (1) BPBA (1) BSI (1) budaya (83) budaya aceh (12) budaya massa (1) budaya tradisional (2) bukit barisan (1) buku (7) buku covid anak (1) Buku kapolri (1) bulkstore (2) bullying (1) bumi (2) bumi kita (1) bumi lestari (2) bumiku satu (1) Buyakrueng tedong-dong (1) cadabra (1) cerdas (1) cerita (2) cerpen (2) child abuse (1) climate change (3) Connecting Happiness (3) ConnectingHappiness (1) Cormoran Strike (1) Corona (1) corona virus19 (2) covid (1) Covid-19 (1) covid19 (9) CSR (1) cuplikan (1) Cut Nyak Dhien (1) dakwah kreatid (2) Dana Hibah (2) dara baroe (1) Data (1) dayah (4) De Atjehers (1) demam giok (1) Democrazy? (5) demokrasi (10) demokrasi aceh (6) diaspora (1) dinasti politik (3) diplomasi gajah (1) Ditlantas Meupep-pep (1) diva (1) DKPP (1) Don’t Disturb Me Farming (1) DPRA (1) dr jeckyl (1) Drama (1) drive book not cars (2) dua tahun BSI (1) Dusun Podiamat (1) earth hour (2) earth hour 2012 (2) ekonmi islam (1) Ekonomi (52) Ekonomi Aceh (51) ekonomi biru (1) ekonomi Islam (7) ekonomi sirkular (2) ekoomi (1) Ekosistem kopi (1) eksport import (1) Elizabeth Kolbert (1) essay (1) essay keren (1) essay nabil azra (1) falcon (1) fiksi (1) Film (6) Film animasi (1) film china (1) film cina (1) film drama (3) Film jadul (1) film lawas (1) filsafat (2) fir'aun (1) forum warga kota (1) forum warung kopi (2) FOTO ACEH (2) fourth generation university (2) GAIA (1) gajah sumatera (1) gam cantoi (2) gambar (1) ganjar (1) Garis Wallacea (1) garis Weber (1) Gas Terus (1) GasssTerusSemangatKreativitasnya (1) gempa (2) gender (3) generasi manusia (1) germs (1) gibran. jokowi (1) Gillian Rubinstein (1) god (1) goenawan mohamad (1) gramedia (1) groomer (1) grooming (1) gubernur (2) guiness book of record (1) guru (1) guru blusukan (1) guru kreatif (1) guru milenial (1) H. Soeprapto Soeparno (1) hacker cilik (1) Hadih Maja (1) Halodoc (1) Halue Bluek (1) hanibal lechter (1) hanif sofyan (7) hardikda (1) hari Air Sedunia (3) hari bumi (2) Hari gizi (1) hari hoaxs nasional (2) harry potter (1) hasan tiro (1) hastag (1) hemat energi (1) herman (1) Hikayat Aceh (2) hoaks (2) hoax (2) hobbies (1) hoegeng (1) HUDA (1) hukum (3) humboldtian (1) hutan indonesia (5) ibadah (1) ide baru (1) ide buku (2) idelisme (1) ideologi (1) idul fitri 2011 (1) iklan (1) Iklan Bagus (2) indonesia (4) Indonesia city Expo 2011 (1) industri (1) inovasi (1) Inovasi Program (1) intat linto (1) intermezo (5) internet dan anal-anak (1) investasi (2) investasi aceh (1) Iran (1) isatana merdeka (1) Islam (1) islam itu indah (3) Islamic banking (1) ismail bolong (1) Ismail Fahmi Lubis (1) IT (4) jalur Rempah (2) Jalur Rempah Dunia (2) Jalur rempah Nusantara (2) jeff bezzos (1) Jejak Belanda di Aceh (1) jepang (1) jk rowling (2) JNE (5) JNE Banda Aceh (1) JNE33Tahun (1) JNEContentCompetition2024 (1) joanne kathleen rowling (1) jokoei (1) jokowi (1) juara 1 BMA kupasi 2023 (1) juara 1 jurnalis (1) juara 2 BMA kupasi (1) juara 3 BMA kupasi 2023 (1) jurnal blajakarta (1) jurnal walisongo (1) jurnalisme warga (1) kadisdik (1) kaki kuasa (1) kalender masehi (1) kambing hitam (1) kampanye (1) kampus unsyiah (4) kamuflase (1) karakter (1) kasus kanjuruhan (1) kasus sambo (1) kaya (1) KBR (1) kebersihan (1) Kebudayaan Aceh (7) Kebumen (1) kedai kupi (1) kedai-kopi (1) Kedokteran (1) kedokteran Islam (1) kejahatan anak (1) kejahatan seksual anak (1) kekuasaan. (1) kelas menulis SMAN 5 (4) kelautan (4) keluarga berencana (1) Keluarga Ring Of Fire (1) kemenag (1) kemiskinan (2) kemukiman (2) kepemimpinan. (2) kepribadian (1) Kepribadian Muslim (1) kerajaan Aceh (2) kerja keras (1) kesehatan (13) kesehatan anak (4) keuangan (1) keuangan aceh (1) khaled hosseini (1) Khanduri Maulod (1) khutbah jumat (1) king maker (1) kirim naskah (1) Kisah (1) Kisah Islami (1) kite runner (1) KKR (2) KoescPlus (1) koleksi buku bagus (4) koleksi foto (2) Koleksi Kontribusi Buku (1) koleksi tulisanku (2) kolom kompas (1) kolom kompas hanif sofyan (2) kolom tempo (2) kompetensi siswa (1) Komunikasi (1) komunitas-serambi mihrab (1) konsumerisme (1) Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku (3) Kopi (2) kopi aceh (5) kopi gayo (2) kopi gayo.kopi aceh (1) kopi libri (1) Korupsi (7) korupsi di Aceh (4) kota masa depan (1) kota yang hilang (1) KPK (2) KPU (1) kredo (1) kriminal (1) krisis air (2) ku'eh (1) Kuliner Aceh (2) kultum (2) kupasi (1) kurikulum 2013 (1) kwikku (1) Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh (1) lain-lain (1) lalu lintas (1) lambang dab bendera (4) laut (1) Laut Aceh (1) Laut Biru (1) lebaran 2025 (1) legenda (1) Li Zhuo (1) lian hearn (1) Library (1) Library Gift Shop (2) lifestyle (1) limapuluah koto (1) Lin Xian (1) lincah (1) Lingkungan (42) lintho (1) listrik aceh (1) LNR (1) Lomba artikel 2016 (4) Lomba blog 2016 (1) lomba blog unsyiah 2018 (1) Lomba Blogger Unsyiah (2) lomba JNE (1) lomba mneulis asuransi (1) LSM-NGO (3) M nasir Fekon (1) Maek (1) maekfestival (1) magazine (1) makam (1) malcom gladwell (1) manajemen (2) manipulatif (1) manusia (2) marginal (1) Masyarakat Urban. (1) Mauled (1) maulid (2) Maulod (1) Media (1) megawati (1) Melinjo (1) Memberi (1) menhir (1) Menyantuni (1) mesjid baiturahman (2) Meulaboh (1) MH Amiruddin (1) migas (1) mimbar jum'at (1) minangkabau (1) Misbar (1) misi (1) mitigasi bencana (5) molod (1) moral (1) More Than Just A Library (2) motivasi (1) MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry (1) MTSN4 Banda Aceh (1) mukim (2) mulieng (1) museum (2) museum aceh (2) Museum Tsunami Aceh (4) music (1) Music show (1) musik (1) muslim produktif (1) musrenbang (1) Nabi Muhammad (2) naga (1) nagari seribu menhir (1) narkotika (1) naskah asli (3) Naskah Kuno Aceh (2) Negeri rempah terbaik (1) nelayan (1) new normal (1) Nina Fathdini (1) novel (1) Nubuah (1) Nusantara (1) off road (1) olahraga (2) one day one surah (1) opini (5) opini aceh tribun (2) opini analisadaily.com (1) opini bebas (1) Opini di lentera (1) opini hanif (1) opini hanif di serambi indonesia (4) opini hanif sofyan (1) Opini Hanif Sofyan di Kompas.id (1) opini hanif sofyan di steemit (1) opini harian aceh (4) Opini Harian Waspada (1) opini kompasiana (2) opini lintas gayo (11) opini lintas gayo com (1) opini LintasGayo.co (2) opini majalah tanah rencong (1) opini nabil azra (1) opini rini wulandari (1) opini serambi (43) opini serambi indoensia (4) opini serambi indonesia (169) opini siswa (4) opini tabloid lintas gayo (5) opini tempo (1) otsus (1) OYPMK (1) pandemi (1) pandemi covid-19 (9) papua (1) Pariwisata (3) pariwisata aceh (1) parlemen aceh politik aceh (8) pawang (1) PDAM (1) PDIP (1) pelosok negeri (1) Peluang Pasar (1) pemanasan global. green energy (1) pembangunan (29) pembangunan aceh (1) pemerintah (4) pemerintahan (1) pemilu 2014 (5) pemilu pilkada (1) pemilukada (9) Pemilukada Aceh (14) penddikan (2) pendidikan (29) pendidikan Aceh (27) penjahat kambuhan (1) penyair aceh (1) Penyakit kusta (1) Perbankan (3) perbankan islam (3) perdamaian (1) perempuan (8) perempuan Aceh (5) perempuan dan ibu (1) perempuan dan politik (2) perikanan (1) perpustakaan (2) perputakaan (1) personal (2) personal-ekonomi (1) pertanian (2) perusahaan ekspedisi (1) perusahaan logistik (1) perwira tinggi polri (1) pesantren (2) Pesta Demokrasi (1) pidie (1) pileg (1) pileg 2019 (2) pilkada (14) pilpres (2) pilpres 2019 (3) pilpres 2024 (2) PKK Aceh (1) plastik (1) PNS (1) polisi (2) polisi jahat (1) politik (115) politik aceh (160) politik indonesia (3) politik KPK versus korupsi (4) politik nasional (4) politis (1) politisasi (1) politk (5) Polri (1) polri presisi (1) popular (1) poster. (1) prabowo (2) prediktif (1) presiden (1) presiden 2019-2024 (1) PRESISI POLRI (1) produktifitas (1) PROFIL (1) propaganda (1) psikologi (2) psikologi anak (1) psikologi pendidikan (1) psikologis (1) Pulo Aceh (1) PUSA (2) pustaka (1) qanun (1) qanun Anti rentenir (1) Qanun LKS (2) Qu Meng Ru (1) ramadan (1) ramadhan (2) Ramadhan 2011 (4) ramadhan 2012 (2) rawa tripa (1) recycle (1) reduce (1) reformasi birokrasi (1) religius (1) Resensi buku (3) Resensi Buku hanif (2) resensi film (2) resensi hanif (2) residivis (1) resolusi. 2021 (2) responsibility (1) reuse (1) review buku (1) revolusi industri (1) robert galbraith (1) rohingya (1) Romansa (1) romantisme kanak-kanak (1) RPJM Aceh (3) RTRWA (2) ruang kelas (1) rujak u grouh apaloet (1) rumbia aceh (1) sains (1) Samalanga (1) sampah (1) satria mahardika (1) satu guru satu buku (1) satwa liar (1) secangkir kopi (1) sejarah (9) sejarah Aceh (28) sejarah Aceh. (3) sejarah dunia (1) sejarah-bahasa (5) sekda (1) sekolah (1) sekolah terpencil (1) selfie politik (1) Servant Leadership (1) setahun polri presisi (1) setapak perubahan (1) sigit listyo (1) sikoat (1) Sineas Aceh (2) Sinema Aceh (2) sinovac (1) situs (1) snapshot (1) sosial (14) sosiologi (1) sosiopat (1) SOSOK.TOKOH ACEH (3) spesies (1) statistik (1) Stigma (1) Stop Bajak Karya Online (1) sultan iskandar muda (1) sumatera barat (1) sustainable laundry (1) syariat islam (7) TA sakti (1) tahun baru (2) tambang aceh (1) tambang ilegal (1) tanah rencong (1) tantang IB (1) Tata Kelola pemerintahan (4) tata kota (2) TDMRC (1) Tehani Wessely (1) tehnologi (5) televisi (1) Tenaga kerja (2) terbit buku (1) the cucko'scalling (1) Thriller (1) timor leste (1) tips (3) tokoh dunia (1) tokoh kartun serambi (2) tradisi (2) tradisi aceh (2) tradisional (1) transparansi (1) tsunami (9) Tsunami Aceh (9) Tsunami story Teller (2) tuan hide (1) tukang obat (1) tulisan ringan (1) TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI (1) TV Aceh (1) tv dan anak-anak (3) uang haram (1) ujaran kebencian (1) ulama aceh (7) UMKM (1) Unsyiah (2) Unsyiah Library (3) Unsyiah Library Fiesta 2017 (3) upeti (1) upeti jin (1) ureung aceh (1) vaksin (2) viral (1) visi (1) Visit Aceh (2) Visit Banda Aceh (7) Visit Banda Aceh 2011 (4) walhi goes to school (1) wali nanggroe (3) walikota 2014 (1) wanita Iran (1) warung kupi (2) wirausaha aceh (1) Wisata Aceh (5) wisata spiritual (2) wisata tematik jalur rempah (1) Yayat Supriyatna (1) youtube (2) YouTube YoYo English Channel (1) YPBB (1) zero waste (2) Zhuang Xiao Man (1)

Senin, 08 November 2021

Perspektif Politik Demokrasi Musyawarah

 Oleh TAUFIQ ABDUL RAHIM, Pengajar Universitas Muhammadiyah Aceh dan Peneliti Senior Political and Economic Research Center Aceh

https://aceh.tribunnews.com/2021/11/04/perspektif-politik-demokrasi-musyawarah?page=all


Kata serta istilah demokrasi dalam konteks politik semakin populer dan menjadi perbincangan hangat pada saat tahun-tahun politik. Baik dalam liputan, penyiaran serta pesan yang disampaikan dalam berbagai media yang berhubungan dengan ruang publik, maupun dalam ruang yang terbatas dibahas oleh beberapa maupun sekelompok orang.

Demokrasi semakin berkembang dalam konteks politik modern, ini sejak diberikan serta diperjuangkannya hak-hak individu dalam kehidupan sosial politik kemasyarakatan modern abad ke-16 di belahan dunia Barat ataupun Eropah. Sehingga secara evolusi ilmu pengetahuan yang semakin dinamis, ini menjadi penting kedudukan kata ataupun istilah demokrasi dalam diskusi serta perbincangan praktik secara empirik di tengah kehidupan masyarakat.

Demokrasi inilah yang kemudian dikembangkan oleh berbagai dan atau sebagian besar negara di dunia menjadi sistem politik serta pemerintahan negara modern, yang sebelumnya ide dokrasi diperkenalkan di Eropah Barat. Hal ini juga memiliki risiko terhadap penerapan sistem politik demokrasi langsung, usaha sungguh-sungguh seluruh atapun mayoritas rakyat untuk melakukan kontrol maupun pengawasan terhadap perilaku, tindak-tanduk, berbagai kebijakan serta keputusan pemerintah, ini dilakukan agar tidak mengorbankan kepentingan rakyat secara umum.

Adanya usaha kontrol maupun pengawasan yang dilakukan rakyat terhadap prinsip yang berhubungan dengan kebijakan umum, ini merupakan fungsi tradisional yang semestinya dilakukan oleh pemerintah yang memegang kekuasaan politik. Persoalannya adalah, secara realitas empirik bahwa ruang politik antara rakyat dengan pemerintah demikian luasnya, sehingga ada kekhawatiran berlaku serta terbentuknya subkultur yang secara nyata nampak antara anggota legislatif selanjutnya juga pada pemerintah (eksekutif), yang memegang kekuasaan politik pemerintahan.

Dan akhirnya semakin menjauhkan diri dari rakyat dalam kebijakan, perilaku serta gaya kehidupan yang eksklusif dari rakyat konstituennya. Ini selaras dengan kritikan Schumpeter (1974), jurang pemisah antara pemerintahan dengan rakyat, ini memberikan kesan rakyat mengawasi perilaku pemerintah sebagai faktor menentukan derajat atau tahap demokrasi dalam sistem politik, dimana kekuasaan hambatan serta penyeimbang dari rakyat bersifat musiman melalui proses pemilihan umum biasanya diadakan lima tahun sekali, ini kesempatan pemerintah membuat undang-undang mengorbankan kepentingan rakyat.

Maka dalam konteks masyarakat pluralisme memiliki wajah ganda yang berkaitan dengan isu demokrasi dan demokratisasi, ini tergantung kepada sudut pandang atau perspektif dapat saja sempit serta luas sesuai sistem dasar demokrasi politiknya, juga berdasarkan kondisi perkembangan kontemporer yang mendukungnya. Dalam konteks politik modern dapat saja menggunakan variabel dan ukuran serta kepentingan politik serta sistem demokrasi yang berlaku dalam persaingan juga usaha menjadi keterwakilan rakyat yang dapat menerimanya.

Perkembangan sistem demokrasi modern tidak terlepas dari usaha untuk melakukan eksistensi diri dari sistem politik otoritarianisme. Hal ini berkembang dari upaya membangun persaingan dalam kontestasi politik yang berlaku secara sirkulasi lima tahunan yang acapkali memiliki risiko politik yang lebih tinggi dan terciptanya polarisasi poltik dalam kehidupan masyarakat serta sangat rentah berlakunya konflik politik horizontal, juga kepentingan dalam usaha mempertahankan faksi, fraksi dan kelompok politik yang saling bertentangan.

Sehingga usaha melepaskan diri dari otoritarianisme populer, menurut Anne Munro-Kua (1998) adanya kesepakatan keterpaksaan (coercive consociastionalism). Secara empiric seringkali rakyat sulit memahami, bahwa prinsipnya perbedaan dalam pilihan politik yang berlangsung setiap lima tahunan, namun demikian sistem demokrasi politik yang menghendaki keterwakilan dan representasi rakyat.

Dalam gedung parlemen ataupun dewan sering kali praktik kesepakatan antara anggota parlemen maupun legislatif dapat saja cair dan secara bersama memperjuangkan kepentingan politiknya berbentuk koalisi politik antarpartai. Kemudian tanpa sama sekali mempertimbangkan perjuangan kepentingan politik rakyat, sehingga rakyat seringkali terkecoh dengan prinsip politik yang kukuh dipegang, dijunjung tinggi dan dipertahankannya.

Sementara itu para wakil rakyat terus besepakat meskipun kadangkala terpaksa selaras dengan kepentingan politik elitenya. Hal ini biasanya berhubungan dengan aspek persaingan terhadap kedudukan kekuasaan serta jabatan politik, dengan terus berusaha mempertahankan kekuasaan terhadap pengaruh sistem demokrasi serta demokratisasi politik, dalam pabrik kehidupan sosial kemasyarakatan yang menghendaki persaingan politik secara lebih terbuka dan sehat.


Pada dasarnya demokrasi yang dibangun secara nasional serta lokal saat ini adalah, sistem demokrasi berdasarkan kesepakan dan musyawarah. Sehingga dalam praktik politik elite tampak bahwa, kesepakatan lebih bersifat elitis dan keberlanjutannya sangat tergantung kepada persepektif serta kultur politik untuk kekuasaan politik para elite yang sedang berkuasa. Aspek persaingan seringkali berubah serta diabaikan pada saat kepentingan politik bersama lebih diutamakan, sehingga demokrasi politik dalam persaingan terbuka serta sehat menjadi tumpul (blunted), sehingga menjadikan semangat persaingan menjadi kendur (tempered), dengan jargon ataupun moto kestabilan politik lebih diutamakan daripada persaingan yang bakal melahirkan perselisihan yang tidak menguntungkan kondisi politik terhadap kepentingan politik para elite.

Semakin mengemukanya kepentingan ekonomi-politik elite dan perubahan gaya serta perilaku kehidupannya, juga semakin meluasnya interaksi aktivitas para elite politik sebagai perwakilan serta mandat rakyat di tengah kontestasi persaingan kelas menengah, akan menimbulkan serta menciptakan berbagai kesepakatan dengan cara menampilkan demokrasi politik kesepakatan dan musyawarah antarelite politik, yang saling menguntungkan.

Kondisi negara serta daerah yang sedang membangun, seringkali terjadi pergeseran prinsip dan kesepakatan awal memperjuangkan kepentingan rakyat sebagai bungkus demokrasi politik awal, bergeser menjadi kepentingan ekonomi politik bersama para elite politik. Hal ini semakin mempertegas bantahan terhadap pernyataan dari Crouch (1996), adanya realitas hubungan langsung antara tahap pembangunan ekonomi sesuatu negara dengan tahap demokratisasi dalam makna, semakin tinggi pembangunan ekonomi sesuatu negara, maka semakin tinggi tahap demokratisasi.

Pernyataan seperti ini tidak serta merta dapat diterima secara logika politik yang benar, karena kepentingan politik ekonomi elite memiliki kekuatan serta kekuasaan tersendiri, sehingga dengan model serta sistem politik demokrasi politik kesepakatan dan musyawarah kepentingan politik bersama elite, semua dapat saja berubah pada saat aktivitas politik para aktor politik dimainkan di tengah praktik yang sesungguhnya.

Sebaiknya dipahami serta disadari oleh rakyat bahwa, pada saat kalkulasi ekonomi dan politik yang disajikan untuk mengatasi serta memperjuangkan perubahan perilaku serta gaya para elite politik, prinsip dasar memperjuangkan kepentingan rakyat dapat saja berubah dengan mengemukakan sistem demokrasi kesepakatan dan musyawarah elite politik yang mengejar kepentingan individu, kelompok serta partainya lebih diutamakan.

Hal ini selaras dengan sistem oligarki politik yang semakin berkembang serta ikut memaksakan perannya untuk setiap pengambilan keputusan serta kebijakan politik publik dan anggaran belanja publik yang dimanfaatkan, bukan hanya bertindak atau untuk kelanjutan kekuasaan. Namun demikian juga mamanfaatkan “rent seeking” untuk meraih keuntungan secara ekonomi dalam memperkuat posisi partai politik dan atau koalisi politik antarpartai melanjutkan kekuasaannya.

Kondisi ril saat ini praktik politik serta perilaku kekuasaan yang jauh dari kepentingan memperjuangkan kepentingan politik rakyat semakin terlihat secara transparan dan terang-terangan. Harapan rakyat secara keseluruhan dan umumnya untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik, baik berhubungan dengan kondisi sosial-budaya, ekonomi serta taraf kehidupan yang lebih sejahtera dan makmur, seringkali terkecoh, terhambat dengan adanya kesepakatan jahat para elite politik. Dimana lebih mementingkan kekuasaan serta jabatan untuk kekuasaan politik serta oligarki politik, sehingga kondisi kehidupan para aktor dan elite politik semakin elitis dan terkesan sebagai para borjuis baru, dalam konteks demokrasi politik musyawarah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar