by hans-acehdigest from Serambi News
Para Wanita di Iran tak seberuntung para perempuan di dunia lainnya, untuk urusan menonton pertandingan si kulit bundar secara langsung alias luring. Terakhir kali para wanita menonton pertandingan di stadion Azadi berkapasitas 80.000 kursi pada Oktober 2019, ketika Iran mengalahkan Kamboja 14-0, itupun karena pandemi virus corona. Tanggal 12 Oktober 2021 menjadi kesempatan kedua bagi para penonton wanita mengunjungi stadion Azadi Teheran, karena tim Iran masuk dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Korea Selatan.Perempuan ditolak aksesnya ke stadion setelah revolusi Islam Iran 1979, secara resmi melindungi mereka dari perilaku laki-laki yang tidak pantas. Badan sepak bola dunia FIFA telah memberikan tekanan pada Iran untuk mengizinkan perempuan ke pertandingan internasional. Tetapi Iran hanya mengizinkan kehadiran terbatas, membatasinya pada 1.000 pendukung wanita pada tahun 2018. Meskipun 3.500 wanita dapat menonton pertandingan melawan Kamboja.(*)
Menurut kalian, apakah larangan itu sebuah diskriminasi atau sebuah upaya menjaga marwah perempuan. Adakah pilihan terbaik?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar