Label

# (2) 100 buku (1) 1001 Cerita membangun Indonesia (1) 2016 (1) 2019 prabowo presiden (1) 2019 tetap jokowi (1) 2020 (1) 2021 (2) 21 tahun (1) 21 wasiat Sultan untu Aceh (2) 49 tahun IAIN Araniry (2) 99 buku (1) a ceh bahan buku (1) Abu Mudi (1) aceh (11) Aceh Barat (2) aceh digest (1) aceh history (2) aceh kode (2) aceh kopi (1) Aceh Singkil (1) aceh tengah (3) Aceh Tourism (2) Adat Aceh (3) agama (25) Air Bersih (2) aisya (1) Alue Naga (1) amazon (1) aminullah (1) anehnya negeriku indonesia (3) anggaran nanggroe aceh (1) anies (1) APBA (6) apresiasi serambi indonesia (1) arsip (1) artikel hanif (74) artikel kompas (1) artikel nabil azra (3) artikel rini (4) Artikel Serambi (9) artikel serambi-tokoh sastra melayu (2) artikel Tanah Rencong (1) artikel trans89.com (1) artikel/opini Modus Aceh (1) arundati roy (1) asia (1) asuransi (2) atlas of places (1) australia (1) Ayam (1) bacaan hari raya (1) bahan buku (106) bahan buku aceh (1) bahan buku kolaborasi (2) bahan buku. (12) bahan tulisan (1) bahana buku (1) bahasa (2) Banda Aceh (1) Bank Aceh syariah (1) Bank syariah Indonesia (1) batu (1) bawaslu (1) bencana alam (7) bendera dan lambang (1) Berbagi (1) berita nabil (1) berita serambi (1) berkeadilan (1) BHR (1) Bie Da Rao Wo Zhong Tian (1) bill gates (2) Bioscoop (1) Bioskop (1) birokrasi (1) birokrasi politik (1) Blogger Competition 2017 (1) Blogger Indonesia (1) BMA 2023 (3) Bola Kaki (1) book (1) BP2A (1) BPBA (1) BSI (1) budaya (83) budaya aceh (12) budaya massa (1) budaya tradisional (2) bukit barisan (1) buku (7) buku covid anak (1) Buku kapolri (1) bulkstore (2) bullying (1) bumi (2) bumi kita (1) bumi lestari (2) bumiku satu (1) Buyakrueng tedong-dong (1) cadabra (1) cerdas (1) cerita (2) cerpen (2) child abuse (1) climate change (3) Connecting Happiness (3) ConnectingHappiness (1) Cormoran Strike (1) Corona (1) corona virus19 (2) covid (1) Covid-19 (1) covid19 (9) CSR (1) cuplikan (1) Cut Nyak Dhien (1) dakwah kreatid (2) Dana Hibah (2) dara baroe (1) Data (1) dayah (4) De Atjehers (1) demam giok (1) Democrazy? (5) demokrasi (10) demokrasi aceh (6) diaspora (1) dinasti politik (3) diplomasi gajah (1) Ditlantas Meupep-pep (1) diva (1) DKPP (1) Don’t Disturb Me Farming (1) DPRA (1) dr jeckyl (1) Drama (1) drive book not cars (2) dua tahun BSI (1) Dusun Podiamat (1) earth hour (2) earth hour 2012 (2) ekonmi islam (1) Ekonomi (52) Ekonomi Aceh (51) ekonomi biru (1) ekonomi Islam (7) ekonomi sirkular (2) ekoomi (1) Ekosistem kopi (1) eksport import (1) Elizabeth Kolbert (1) essay (1) essay keren (1) essay nabil azra (1) falcon (1) fiksi (1) Film (6) Film animasi (1) film china (1) film cina (1) film drama (3) Film jadul (1) film lawas (1) filsafat (2) fir'aun (1) forum warga kota (1) forum warung kopi (2) FOTO ACEH (2) fourth generation university (2) GAIA (1) gajah sumatera (1) gam cantoi (2) gambar (1) ganjar (1) Garis Wallacea (1) garis Weber (1) Gas Terus (1) GasssTerusSemangatKreativitasnya (1) gempa (2) gender (3) generasi manusia (1) germs (1) gibran. jokowi (1) Gillian Rubinstein (1) god (1) goenawan mohamad (1) gramedia (1) groomer (1) grooming (1) gubernur (2) guiness book of record (1) guru (1) guru blusukan (1) guru kreatif (1) guru milenial (1) H. Soeprapto Soeparno (1) hacker cilik (1) Hadih Maja (1) Halodoc (1) Halue Bluek (1) hanibal lechter (1) hanif sofyan (7) hardikda (1) hari Air Sedunia (3) hari bumi (2) Hari gizi (1) hari hoaxs nasional (2) harry potter (1) hasan tiro (1) hastag (1) hemat energi (1) herman (1) Hikayat Aceh (2) hoaks (2) hoax (2) hobbies (1) hoegeng (1) HUDA (1) hukum (3) humboldtian (1) hutan indonesia (5) ibadah (1) ide baru (1) ide buku (2) idelisme (1) ideologi (1) idul fitri 2011 (1) iklan (1) Iklan Bagus (2) indonesia (4) Indonesia city Expo 2011 (1) industri (1) inovasi (1) Inovasi Program (1) intat linto (1) intermezo (5) internet dan anal-anak (1) investasi (2) investasi aceh (1) Iran (1) isatana merdeka (1) Islam (1) islam itu indah (3) Islamic banking (1) ismail bolong (1) Ismail Fahmi Lubis (1) IT (4) jalur Rempah (2) Jalur Rempah Dunia (2) Jalur rempah Nusantara (2) jeff bezzos (1) Jejak Belanda di Aceh (1) jepang (1) jk rowling (2) JNE (5) JNE Banda Aceh (1) JNE33Tahun (1) JNEContentCompetition2024 (1) joanne kathleen rowling (1) jokoei (1) jokowi (1) juara 1 BMA kupasi 2023 (1) juara 1 jurnalis (1) juara 2 BMA kupasi (1) juara 3 BMA kupasi 2023 (1) jurnal blajakarta (1) jurnal walisongo (1) jurnalisme warga (1) kadisdik (1) kaki kuasa (1) kalender masehi (1) kambing hitam (1) kampanye (1) kampus unsyiah (4) kamuflase (1) karakter (1) kasus kanjuruhan (1) kasus sambo (1) kaya (1) KBR (1) kebersihan (1) Kebudayaan Aceh (7) Kebumen (1) kedai kupi (1) kedai-kopi (1) Kedokteran (1) kedokteran Islam (1) kejahatan anak (1) kejahatan seksual anak (1) kekuasaan. (1) kelas menulis SMAN 5 (4) kelautan (4) keluarga berencana (1) Keluarga Ring Of Fire (1) kemenag (1) kemiskinan (2) kemukiman (2) kepemimpinan. (2) kepribadian (1) Kepribadian Muslim (1) kerajaan Aceh (2) kerja keras (1) kesehatan (13) kesehatan anak (4) keuangan (1) keuangan aceh (1) khaled hosseini (1) Khanduri Maulod (1) khutbah jumat (1) king maker (1) kirim naskah (1) Kisah (1) Kisah Islami (1) kite runner (1) KKR (2) KoescPlus (1) koleksi buku bagus (4) koleksi foto (2) Koleksi Kontribusi Buku (1) koleksi tulisanku (2) kolom kompas (1) kolom kompas hanif sofyan (2) kolom tempo (2) kompetensi siswa (1) Komunikasi (1) komunitas-serambi mihrab (1) konsumerisme (1) Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku (3) Kopi (2) kopi aceh (5) kopi gayo (2) kopi gayo.kopi aceh (1) kopi libri (1) Korupsi (7) korupsi di Aceh (4) kota masa depan (1) kota yang hilang (1) KPK (2) KPU (1) kredo (1) kriminal (1) krisis air (2) ku'eh (1) Kuliner Aceh (2) kultum (2) kupasi (1) kurikulum 2013 (1) kwikku (1) Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh (1) lain-lain (1) lalu lintas (1) lambang dab bendera (4) laut (1) Laut Aceh (1) Laut Biru (1) lebaran 2025 (1) legenda (1) Li Zhuo (1) lian hearn (1) Library (1) Library Gift Shop (2) lifestyle (1) limapuluah koto (1) Lin Xian (1) lincah (1) Lingkungan (42) lintho (1) listrik aceh (1) LNR (1) Lomba artikel 2016 (4) Lomba blog 2016 (1) lomba blog unsyiah 2018 (1) Lomba Blogger Unsyiah (2) lomba JNE (1) lomba mneulis asuransi (1) LSM-NGO (3) M nasir Fekon (1) Maek (1) maekfestival (1) magazine (1) makam (1) malcom gladwell (1) manajemen (2) manipulatif (1) manusia (2) marginal (1) Masyarakat Urban. (1) Mauled (1) maulid (2) Maulod (1) Media (1) megawati (1) Melinjo (1) Memberi (1) menhir (1) Menyantuni (1) mesjid baiturahman (2) Meulaboh (1) MH Amiruddin (1) migas (1) mimbar jum'at (1) minangkabau (1) Misbar (1) misi (1) mitigasi bencana (5) molod (1) moral (1) More Than Just A Library (2) motivasi (1) MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry (1) MTSN4 Banda Aceh (1) mukim (2) mulieng (1) museum (2) museum aceh (2) Museum Tsunami Aceh (4) music (1) Music show (1) musik (1) muslim produktif (1) musrenbang (1) Nabi Muhammad (2) naga (1) nagari seribu menhir (1) narkotika (1) naskah asli (3) Naskah Kuno Aceh (2) Negeri rempah terbaik (1) nelayan (1) new normal (1) Nina Fathdini (1) novel (1) Nubuah (1) Nusantara (1) off road (1) olahraga (2) one day one surah (1) opini (5) opini aceh tribun (2) opini analisadaily.com (1) opini bebas (1) Opini di lentera (1) opini hanif (1) opini hanif di serambi indonesia (4) opini hanif sofyan (1) Opini Hanif Sofyan di Kompas.id (1) opini hanif sofyan di steemit (1) opini harian aceh (4) Opini Harian Waspada (1) opini kompasiana (2) opini lintas gayo (11) opini lintas gayo com (1) opini LintasGayo.co (2) opini majalah tanah rencong (1) opini nabil azra (1) opini rini wulandari (1) opini serambi (43) opini serambi indoensia (4) opini serambi indonesia (169) opini siswa (4) opini tabloid lintas gayo (5) opini tempo (1) otsus (1) OYPMK (1) pandemi (1) pandemi covid-19 (9) papua (1) Pariwisata (3) pariwisata aceh (1) parlemen aceh politik aceh (8) pawang (1) PDAM (1) PDIP (1) pelosok negeri (1) Peluang Pasar (1) pemanasan global. green energy (1) pembangunan (29) pembangunan aceh (1) pemerintah (4) pemerintahan (1) pemilu 2014 (5) pemilu pilkada (1) pemilukada (9) Pemilukada Aceh (14) penddikan (2) pendidikan (29) pendidikan Aceh (27) penjahat kambuhan (1) penyair aceh (1) Penyakit kusta (1) Perbankan (3) perbankan islam (3) perdamaian (1) perempuan (8) perempuan Aceh (5) perempuan dan ibu (1) perempuan dan politik (2) perikanan (1) perpustakaan (2) perputakaan (1) personal (2) personal-ekonomi (1) pertanian (2) perusahaan ekspedisi (1) perusahaan logistik (1) perwira tinggi polri (1) pesantren (2) Pesta Demokrasi (1) pidie (1) pileg (1) pileg 2019 (2) pilkada (14) pilpres (2) pilpres 2019 (3) pilpres 2024 (2) PKK Aceh (1) plastik (1) PNS (1) polisi (2) polisi jahat (1) politik (115) politik aceh (160) politik indonesia (3) politik KPK versus korupsi (4) politik nasional (4) politis (1) politisasi (1) politk (5) Polri (1) polri presisi (1) popular (1) poster. (1) prabowo (2) prediktif (1) presiden (1) presiden 2019-2024 (1) PRESISI POLRI (1) produktifitas (1) PROFIL (1) propaganda (1) psikologi (2) psikologi anak (1) psikologi pendidikan (1) psikologis (1) Pulo Aceh (1) PUSA (2) pustaka (1) qanun (1) qanun Anti rentenir (1) Qanun LKS (2) Qu Meng Ru (1) ramadan (1) ramadhan (2) Ramadhan 2011 (4) ramadhan 2012 (2) rawa tripa (1) recycle (1) reduce (1) reformasi birokrasi (1) religius (1) Resensi buku (3) Resensi Buku hanif (2) resensi film (2) resensi hanif (2) residivis (1) resolusi. 2021 (2) responsibility (1) reuse (1) review buku (1) revolusi industri (1) robert galbraith (1) rohingya (1) Romansa (1) romantisme kanak-kanak (1) RPJM Aceh (3) RTRWA (2) ruang kelas (1) rujak u grouh apaloet (1) rumbia aceh (1) sains (1) Samalanga (1) sampah (1) satria mahardika (1) satu guru satu buku (1) satwa liar (1) secangkir kopi (1) sejarah (9) sejarah Aceh (28) sejarah Aceh. (3) sejarah dunia (1) sejarah-bahasa (5) sekda (1) sekolah (1) sekolah terpencil (1) selfie politik (1) Servant Leadership (1) setahun polri presisi (1) setapak perubahan (1) sigit listyo (1) sikoat (1) Sineas Aceh (2) Sinema Aceh (2) sinovac (1) situs (1) snapshot (1) sosial (14) sosiologi (1) sosiopat (1) SOSOK.TOKOH ACEH (3) spesies (1) statistik (1) Stigma (1) Stop Bajak Karya Online (1) sultan iskandar muda (1) sumatera barat (1) sustainable laundry (1) syariat islam (7) TA sakti (1) tahun baru (2) tambang aceh (1) tambang ilegal (1) tanah rencong (1) tantang IB (1) Tata Kelola pemerintahan (4) tata kota (2) TDMRC (1) Tehani Wessely (1) tehnologi (5) televisi (1) Tenaga kerja (2) terbit buku (1) the cucko'scalling (1) Thriller (1) timor leste (1) tips (3) tokoh dunia (1) tokoh kartun serambi (2) tradisi (2) tradisi aceh (2) tradisional (1) transparansi (1) tsunami (9) Tsunami Aceh (9) Tsunami story Teller (2) tuan hide (1) tukang obat (1) tulisan ringan (1) TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI (1) TV Aceh (1) tv dan anak-anak (3) uang haram (1) ujaran kebencian (1) ulama aceh (7) UMKM (1) Unsyiah (2) Unsyiah Library (3) Unsyiah Library Fiesta 2017 (3) upeti (1) upeti jin (1) ureung aceh (1) vaksin (2) viral (1) visi (1) Visit Aceh (2) Visit Banda Aceh (7) Visit Banda Aceh 2011 (4) walhi goes to school (1) wali nanggroe (3) walikota 2014 (1) wanita Iran (1) warung kupi (2) wirausaha aceh (1) Wisata Aceh (5) wisata spiritual (2) wisata tematik jalur rempah (1) Yayat Supriyatna (1) youtube (2) YouTube YoYo English Channel (1) YPBB (1) zero waste (2) Zhuang Xiao Man (1)

Kamis, 14 Mei 2020

GOD, GERMS AND LIFESTYLE [TUHAN, KUMAN DAN GAYA HIDUP]

Menjadi Manusia Produktif Di Bawah Bayang-Bayang COVID19

Muhammad Nabil Azra
Mahasiswa Teknik/Teknik Industri, Universitas Syiah Kuala

Setidaknya dalam kurun waktu seratus tahun yang berulang, Virus, Kuman (Germs) telah menyerang imunitas manusia. Tahun 1720, seratus ribu penduduk kota Marsaille, Prancis terbunuh karena wabah sampar, tahun 1820 wabah kolera menyebar dari India dan menghantui sebagian penduduk bumi. Berikutnya di tahun 1920 muncul flu Spanyol (Flu H1N1) yang mengalami mutasi genetikal hingga lebih berbahaya ketimbang flu biasa dan menginfeksi 500 juta penduduk bumi, hingga Kutub Utara. Dan saat ini seratus tahun kemudian ,tepatnya pada tahun 2020 lebih dari 113 negara dengan 3.300.000 penduduknya terinfeksi virus Covid19 (kompas.com)1

Ramalan Michel de Nostredame alias Nostradamus dalam The Prophecies yang fenomenal pada tahun 1551 menjadi perbincangan yang menarik. Dalam versi terjemahannya disebutkan bahwa akan ada tahun kembar (2020) akan muncul seorang ratu (corona) dari negeri timur (Cina) dan menyebarkan virus. Ramalan tersebut menyebut gejala virus mirip Corona dan meninggalkan jejak jutaan korbannya. (tempo.co)2 Menurut Jared Diamond, dalam bukunya yang fenomenal tentang riwayat manusia disebutkan, bahwa perkembangan zaman mempengaruhi keinginan manusia untuk berubah menjadi lebih baik, lebih mudah dan lebih instan. Namun harus dibayar dengan konsekuensi yang paling tidak sebanding bahkan lebih dasyat dari besaran perubahan tersebut.


Perkembangan tehnologi senjata, merubah pola perang tradisional dari tombak dan anak busur berubah menjadi peluru besi, dengan berbagai kaliber senjata yang kita kenal dikemudian hari. Kematian yang harus dibayar dengan perubahan itu adalah kematian massal yang statistiknya ditegaskan dalam perang dunia kedua, tidak kurang dari 6.000.000 korban manusia. (liputan6.com)3.

Disisi lain, perubahan pola hidup yang dipicu oleh perkembangan sains dan tehnologi yang diawali oleh renaisance dalam revolusi industri di Inggris, tidak hanya memicu perkembangan dan pertumbuhan pabrikasi yang berdampak langsung pada pengurangan tenaga manusia (padat karya menjadi mesin). Manusia tidak hanya disisihkan oleh mesin-mesin, namun juga digelayuti kekuatiran munculnya berbagai penyakit baru akibat munculnya polusi dan radiasi, yang mengancam imunitas manusia itu sendiri karena maraknya penggunaan batu bara yang menimbulkan polusi berat yang meningkat drastis.

Tehnologi, kemampuan manusia untuk bertahan hidup akibat persaingan, menyebabkan sebagian manusia tersisih sebagai “orang-orang kalah” dan hidup dalam tingkat kemiskinan yang rentan. Kondisi tersebut menyebabkan orang-orang bertahan hidup dengan pangan dan bahan yang tersedia di alam. Sebagai mahluk omnivora (pemakan segala), segala jenis makanan yang dianggap bisa dimakan, dikonsumsi tanpa pertimbangan dan mengabaikan segala kekuatiran, termasuk soal kesehatan. Faktor bertahan hidup, kemiskinan, menjadikan pola makan tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang membudaya, bahkan menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup baru mereka.

Awal Bencana
Sengkarut perubahan yang saling berkelindan ini, membentuk mata rantai bencana baru bagi manusia. Peperangan yang tak berhenti, kuman yang bertebaran, dan gaya hidup yang buruk, memaksa agar bertahan dalam kehidupan di bumi yang semakin sulit. Maka tak heran jika dipenghujung abad 21 ini muncul penyakit ala Nostradamus yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-ncovid) yang popular dikenal sebagai COVID19 yang menyerang sistem pernafasan hingga akut.


Sejak terdeteksi di awal Januari 2019 di Wuhan, China, hingga hari ini setidaknya 207.254 orang tewas dari 3.000.000 yang terinfeksi. Manusia sebisanya bertahan dan menjadi bagian dari fenomena bumi menyembuhkan diri (earth healing) tersebut. Setidaknya, beberapa fakta berkaitan dengan kemunculan wabah ini menjadi pertanda bahwa bumi telah mengalami perubahan yang dramatis dan kehidupan manusiapun telah mengalami nasib yang sama.

Bagaimana manusia bisa melalui semua bencana pandemik global ini?. Hingga detik ini dunia medis mencoba bertahan dengan menciptakan berbagai anti virus untuk meredam penyebaran covid19 yang makin masif. Disebalik itu, terbangunnya kesadaran manusia yang merubah pola hidup, menjadi kebutuhan krusial yang tidak kalah penting. Pemberlakuan kebijakan social distancing, physical distancing menjadi sebuah cara sederhana mengatasi merebaknya virus ini.

Ada dua mata rantai upaya pencegahan dalam hal ini, sementara paramedis yang berkompeten dengan dunia kedokteran berusaha menangani penyakit ini dari sisi kuratif (pengobatan), maka masyarakat berusaha bertahan dengan upaya preventif dengan bertahan di rumah, beraktifitas dari rumah, dan beribadah dari rumah. (stay at home, work from home).

Sisi positif yang ingin dibangun dengan pola tindakan preventif ini adalah sesedikit mungkin menyediakan ruang bagi virus untuk berkembang dengan mempersempit geraknya melalui keberadaan suspect (kelompok rentan yang mudah tertular; manula, balita dan penderita penyakit tertentu).

Makin sedikit orang yang berkeliaran dan berkerumunan di ruang publik akan semakin membuat virus terbatasi ruang geraknya. Demikian juga penerapan pola hidup dengan menjaga higienisitas yang lebih sehat dengan rutin mencuci tangan atau menggunakan disinfektan dalam setiap aktifitas akan membuat virus makin menyempit ruang geraknya.

Dari sisi lain, terutama sektor ekonomi dampaknya juga tak kalah menyeramkan. Daya rusak pandemik covid19 turut dirasakan dan cukup membuat roda kehidupan di dunia menjadi lumpuh dan menghadapi perubahan yang signifikan, pilihan berbagai kebijakanpun diturunkan demi mengantisipasi penyebaran virus covid19. Skema Lockdown, Karantina Wilayah, hingga Darurat Sipil dan yang terbaru Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di terapkan secara ketat di zona merah dan zona hijau Covid19. Pembatasan yang makin masif dan skalanya ditingkatkan, bukan tidak mungkin menyebabkan kebutuhan pangan mengalami kelangkaan. Dampak sosial paling buruk selain kelaparan, juga menimbulkan dampak sosial timbulnya kejahatan.

WEF (World Economic Forum) memandang dampak Virus Corona sangat mempengaruhi perekonomian dunia yang diprediksi akan mengalami resesi. Sejumlah Negara sedang berlomba-lomba mengeluarkan kebijakan ekonomi untuk menahan gempuran efek covid19. Terlebih pada Negara berkembang yang menurut WEF tiga kali lipat lebih sulit dibandingkan Negara maju dalam menyelesaikan perbagai permasalahan covid19. Baik dari sisi teknologi yang kurang memadai, hingga fasilitas kesehatan yang minim. Diberlakukannya pembatasan atau Social Distancing juga mengakibatkan Supply&Demand APD, produk kesehatan serta bahan baku herbal mulai tidak berimbang. Berkaca pada virus SARS, sektor ekonomi, pariwisata dan ekspor impor memang menjadi sektor yang paling terpengaruh, sehingga pemerintah butuh stimulus yang tepat untuk menangani sektor-sektor tersebut

Membangun Pola Produktif
Mewabahnya pandemik global menuntut setiap orang untuk bertahan hidup dengan berbasis pada rumah (stay at home). Bekerja dan membangun produktifitas dari rumah. Himbauan kerja di rumah (work from home) berdampak pada peningkatan dunia digital secara signifikan, karena menjadi sarana koneksi nirkabel yang memungkinkan setiap individu terhubung dengan individu lain termasuk dalam urusan personal dan bisnis tanpa kekuatiran pada kontaminasi covid19.

Dampak yang ditimbulkan oleh covid19 turut dirasakan oleh dunia pendidikan. Dimana hampir 300 juta siswa sekolah terganggu kegiatan belajarnya diseluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikannya dimasa yang akan datang. Beberapa sekolah dan universitas telah memberhentikan sementara aktivitasnya di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri dunia pendidikan menunda kegiatan program studi dan melakukan kebijakan penghapusan Ujian Nasioanl (UN) demi mengantisipasi penyebaran covid19. Pemerintah mengambil langkah strategis dengan memberlakukan pembelajaran dirumah, tidak hanya kalangan dewasa namun anak dibawah umur dituntut untuk dapat menggunakan gawai dalam mendukung produktifitas menuntut ilmu, tentu hal ini dengan cepat dapat mengubah pola pikir manusia, antara dampak positif atau negatif sekaligus yang akan dirasakan pengaruhnya dalam jangka panjang (detik.com)4

Namun sisi positif lain juga dapat terbangun atau dibangun dari kondisi darurat ini, terutama dalam masa masa karantina yang manyita banyak waktu luang menjadi waktu yang tidak produktif jika dibiarkan tanpa maksud dan tujuan apapun. Dibutuhkan sebuah gagasan yang produktif untuk membangun kesempatan dan perubahan baru dalam situsasi darurat dan tidak normal seperti sekarang ini. Perubahan yang paling signifikan dirasakan adalah waktu kebersamaan untuk berkumpul dalam sebuah unit keluarga menjadi semakin intens. Kesempatan ini menjadi kesempatan langka yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh kita sebagai manusia dalam situasi bertahan dari penyakit dengan memperbanyak aktifitas di rumah (stay at home)

Quality time adalah kunci membangun kebersamaan dalam situasi pandemik covid19 menjadi sebuah prakarsa positif membangun perubahan pola hidup manusia yang lebih baik. Beberapa orang menyalurkan energi positifnya dalam berbagai tindak peduli sesama dengan berbagi melalui kerja-kerja sosial kemanusiaan. Sebagian lainnya berusaha membangun kehidupan pribadi dan spiritualnya menjadi lebih baik.

Religiusitas dan Gaya Hidup
Tahun 2020, dalam masa pandemik covid19 ini, bagi kaum Muslim menjadi tahun yang sangat berbeda dari tahun-tahun yang pernah dilalui. Setidaknya momentum Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, masih akan berbalut dengan fenomena covid19, maka kondisi ini menjadi momentum menarik dalam ibadah dan upaya kita membangun sebuah pola kehidupan religius yang lebih baik. Membangun hubungan kita dengan Tuhan dan hubungan sesama (vertical-horizontal relationship).

Apa yang bisa kita lakukan dan ingin kita raih dalam situasi yang tidak kondusif untuk beraktifitas normal diluar?. Bagaimana membangun gagasan religius yang positif dan ekonomi yang produktif sekaligus?. Secara persentase mungkin kita bisa membaginya dalam porsi 40:60. Empat puluh persen kita upayakan untuk membangun kerja, bisnis dan ruang gerak lain sementara enam puluh persen kita gunakan untuk membangun sisi poroduktif yang berkaitan dengan kerpribadian dan spiritualitas kita.

Bekerja dalam korelasi dengan paham keagamaan kita adalah wujud cara kita bersyukur. Bekerja dari rumah (work from home), bisa berwujud menjalankan aktifitas kerja rutin kantoran, atau membangun gagasan bisnis sederhana yang berbasis rumah namun terkoneksi dengan jejaring dunia luas. Berdagang online, mengembangkan hobi dan menjualnya secara online (kuliner, kerajinan, pakaian, paket belajar), mengembangkan bakat (menulis buku dan menjualnya secara online) menjadi sedikit pilihan yang dapat dilakukan dari rumah dan dapat melibatkan semua anggota keluarga sebagai bentuk pembelajaran bisnis yang menarik dilakukan dari rumah.

Sedangkan membangun kepribadian bisa dimaksudkan secara sederhana, membangun pola hidup yang lebih sehat dan higienis, berusaha mengikuti anjuran WHO dari sisi kesehatan. Mandi, mencuci tangan, ber-etika ketika bersin, menggunakan masker, menjaga jarak dan menghindari kontak secara sosial.

Disisi lain membangun program ter-integrasi berbasis keluarga sebagai wujud membangun quality time yang langka kita temukan dalam situasi normal. Dalam nuansa Ramadhan, quality time yang dibangun pastilah berkaitan dengan penguatan sisi spiritual, selain berpuasa sebagai ibadah mahdahnya, shalat berjamaah, menjalankan dan memperbaiki berbagai aktifitas amalan sunnah.

Sebuah gagasan sederhana dapat saja dibangun dalam kaitan dengan Ramadhan dengan format, Keluarga Muslim Produktif. Karena produktif bukan melulu persoalan ekonomi dan keduniawian, namun juga bisa berkorelasi dengan keakhiratan.

Gagasan bisa dibangun dalam format harian (daily) dan mingguan (weekly) sebagai sasaran pencapaian targetnya. Dalam formasi 30 hari atau empat minggu dalam sebulan efektif Ramadhan, format gagasan programnya adalah “One Day One Surah” (satu hari satu hafalan surat pendek), dan dikombinasikan dengan program mingguan (menghafal Doa tertentu, pembelajaran amalan sunnah, pengulangan kajian tentang rukun-rukun ibadah, hingga aktifitas ibadah kifayah yang harus dikuasai, termasuk khutbah Jumat).

Keuntungan yang ingin diraih adalah kemampuan atau produktifitas personal dan sosial. Meningkatnya kemampuan dalam ibadah dari banyak sisi, akan berpengaruh secara personal pada peningkatan kepercayaan diri secara pribadi dan keluarga. Peningkatan personal akan berpengaruh pada meningkatnya kesehatan secara sosial di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah; ada tiga amalan yang tak pernah putus pahalanya dan berguna sepanjang hayat manusia; Ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariyah dan doa anak yang shaleh.

Gagasan ini menjadi sebuah titik balik perubahan positif dalam situsi covid19 yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Ini menjadi sekolah kepribadian internal dalam sebuah keluarga sebagai institusi terkecil dalam besaran masyarakat dunia. Ketika keluarga-keluarga muslim produktif terbangun dalam kondisi semakin positif secara personal dan sosial maka akan berdampak luas pada skala diatasnya. Maka Ramadhan menjadi momentum menarik dalam ruang lingkup membangun hubungan manusia dan Tuhan, manusia dan manusia dan manusia dengan lingkungan hidup di sekitarnya.

Bumi hanya satu, kehidupan hanya sekali, maka semuanya harus dijaga untuk menemukan hakikat kemaslahatan yang sejati, tanpa itu apa kontribusi kita bagi sesama, bagi keluarga, dan bagi lingkungan kita. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi yang lainnya?.

Dalam konteks God (Tuhan), Germs (virus/Kuman) dan Life Style (Gaya Hidup), maka perubahan dapat dibangun sekaligus dalam sinkronisasi yang harmonis. Membangun diri sendiri, membangun pemikiran dan kontribusi positif bagi lingkungan dalam formasi yang sama. Hubungan kita dan Tuhan akan menjadi lebih baik, kemampuan kita bertahan dari covid19 juga semakin kondusif dan perubahan pola hidup (life style) yang diajarkan dari pandemik covid19 menjadi bekal kita bertahan dalam situasi dan tantangan lain, ketika manusia harus bertahan dari benturan dengan lingkungan yang berubah.

Bukankah tidak ada yang sia-sia dari setiap penciptaan yang Allah berikan kepada kita, bahkan sekedar dalam penciptaan mahluk berukuran milimikron covid19 yang tak kasat mata sekalipun, yang makin membuat kita bersih, lebih peduli sesama, lebih sabar dan justru makin menguatkan keyakinan dan rasa syukur kita pada keberadaan Tuhan dengan segala ciptaannya. [m.nabilazra2020]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar