Oleh Siti Maria Ladia PS- Kamis, 20 Februari 2014
http://aceh.tribunnews.com/2014/02/20/merkuri-ancam-masa-depan-aceh
MEMBACA berita “Mengungkap Sindikat Merkuri” yang diturunkan sebagai headline di Serambi Indonesia, Selasa (18/2/2014), membuat saya tercengang. Bagaimana tidak, kasus penyelundupan dan pengedaran merkuri yang dibahas hampir satu halaman depan surat kabar sudah sangat memprihatinkan. Yang anehnya lagi, peristiwa ini sudah terjadi lama dan baru diungkap sekarang. Semuanya berawal dari aktivitas tambang emas yang menyebar di Aceh. Tak ayal lagi, Aceh merupakan satu provinsi di Indonesia yang paling banyak mengandung logam mulia emas. Ini menjadi satu alasan mengapa Aceh disebut `provinsi kaya’.
Meski demikian, kekayaan yang dimiliki tak selamanya membuat masyarakat Aceh hidup sejahtera, bahkan menimbulkan dilema baru yang akar permasalahannya sudah sangat kompleks. Hal ini, sebenarnya bukan bermasalah di tambang emas Aceh, tapi aktivitas penambang emas ilegal yang menuai kontroversi. Mulai dari tewasnya 12 penambang yang dilaporkan sepanjang 2008-2013 karena tertimbun di dasar terowongan dan kehabisan oksigen, sekarang muncul lagi masalah baru yaitu pencemaran merkuri disebabkan aktivitas penambangan emas ilegal.
Logam cair berbahaya
Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan peredaran merkuri yang terkandung dalam berbagai kosmetik ilegal. Merkuri atau air raksa merupakan logam berat berbahaya. Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan dari bahasa Yunani Hydrargyrum, yang berarti cairan perak. Ini satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (250C), titik bekunya paling rendah (-390C), berwarna abu-abu, tidak berbau, mempunyai kecenderungan lebih besar bercampur dengan logam lain menjadi logam campuran.
Merkuri digunakan untuk pemisahan logam emas dengan unsur logam lainnya, untuk alat-alat kedokteran, serta sebagai konduktor yang baik dalam mengalirkan tegangan arus listrik tinggi maupun rendah. Namun secara keseluruhan merkuri sama sekali tidak dibutuhkan kehadirannya dalam tubuh kita, karena logam berat yang satu ini sangat berbahaya (Roger, 1984).
Semua komponen merkuri dalam bentuk apa pun yang masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan permanen pada otak, hati, dan ginjal. Seperti merkuri anorganik dalam bentuk garam yang banyak digunakan dalam kosmetik dan obat-obatan ilegal maupun merkuri organik yang beredar dan mengendap di alam yang efek racunnya tidak akan hilang selama berabad-abad seperti metil merkuri. Dr Charless Lee mengatakan bahwa paparan merkuri bisa menyebabkan dampak kesehatan yang serius. Efeknya bisa merusak ginjal dan sstem saraf serta menghambat perkembangan otak bayi dalam kandungan dan anak-anak yang masih kecil.
Tidak hanya itu, merkuri juga bisa terhisap melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80% yang bisa menyebabkan kerusakan parah pada sistem pernapasan. Di dalam darah, 90% metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah, dan bisa menyebabkan gangguan di seluruh tubuh, baik pada sistem saraf pusat, pencernaan, imunitas, gangguan peredaran darah, bahkan gangguan di sistem reproduksi. Apabila terpapar pada ibu hamil akan berpindah melalui plasenta pada bayi yang menyebabkan mutasi pada DNA, sehingga menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami gangguan berbagai fungsi otak dan tubuh, kecacatan bahkan kematian.
Di antara semua unsur logam berat, merkuri menduduki peringkat pertama dalam hal racunnya. Kehadiran merkuri dalam tubuh walaupun sedikit atau berada di bawah ambang batas toleransi tetap membahayakan kesehatan. Terlebih lagi ketika akumulasi merkuri sudah menumpuk di dalam tubuh maka akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Pada awal Januari 2013 lalu, negara-negara anggota PBB telah berhasil menyepakati Konvensi Minamata di Jenewa, yang bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari bahaya merkuri. Adanya konvensi ini menuntut Indonesia sebagai salah satu anggota PBB dan sebagai Negara yang memiliki banyak tambang emas untuk menerapkan sistem dan teknologi yang rendah merkuri, mengatur tentang pembuangan limbah merkuri dan juga mencegah penyelundupan merkuri yang marak terjadi saat ini.
Kompleksitas masalah
Permasalahan yang terjadi saat ini tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, namun harus kita lihat dari berbagai aspek. Munculnya puluhan bahkan ratusan penambang emas illegal ini harusnya menjadi pengamatan pihak pemerintah Aceh. Mengapa hal ini bisa terjadi? Saat ini masyarakat berlomba-lomba ingin cepat kaya dan sejahtera. Seiring dengan beban hidup yang lebih tinggi, masyarakat mulai mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dalam waktu cepat tanpa memikirkan risiko-risiko yang akan dihadapi.
Harapan untuk menjadi cepat kaya terbentang di benak para penambang emas tersebut, mereka tidak memikirkan keselamatan bahkan kesehatan keluarganya hanya demi mendulang rupiah dan mendapatkan hidup yang lebih layak. Bertani bukan lagi pilihan, hasil panen yang lama belum lagi serangan hama dan kemarau ekstrem menjadi pertimbangan besar. Makanya tak heran jika di wilayah-wilayah yang memiliki banyak aset tambang emas, lebih banyak masyarakat yang memilih untuk bekerja sebagai penambang.
Aktivitas menambang memang bukan hal yang mudah, mereka harus berpacu dengan waktu dan tenaga yang dikuras luar biasa, kadang hasilnya sesuai dengan keringat, kadang pula tidak, bahkan harus merelakan nyawa sendiri dan keluarga. Penggunaan merkuri yang digunakan untuk memisahkan bijih emas sudah menyebar kemana-mana. Saat penambang pulang membawa uang, tanpa disadari dia juga “membawa maut” untuk keluarga dan orang-orang sekitarnya. Jika sudah begini kejadiannya, siapa yang harus disalahkan?
Tidak mungkin kita hanya menyalahkan sang penambang yang mencari pundi-pundi emas di lubang maut, atau tauke emas yang ingin cepat kaya dengan “tambang surga-neraka” itu, atau masyarakat yang membiarkan aktivitas ilegal ini terjadi di daerahnya. Tapi kemana perginya pihak pemerintah setempat? Mengapa membiarkan kejadian ini terus berlarut-larut, padahal sudah mengetahui dampak yang akan ditimbulkan?
Pencemaran merkuri di beberapa daerah di Aceh yang disajikan secara eksklusif di Harian Serambi Indonesia sebagaimana kita sebutkan di awal tulisan ini, sebenarnya telah menyindir Pemerintah Aceh yang ‘loyo’ terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat Aceh. Betapa tidak, pemerintah dianggap lalai dalam menangani kasus penggelapan merkuri, seperti yang saat ini marak terjadi di Aceh Jaya. Akibatnya, apa yang telah dilakukan pemerintah bisa dibilang tidak ada artinya dibandingkan dengan korban yang telah dan akan terus berjatuhan.
Apakah Pemkab Aceh Jaya khususnya, tidak berpikir jika kabar pencemaran merkuri di sana akan mengurangi pendapatan daerah? Karena merkuri yang telah mencemari sungai akan masuk ke dalam tubuh ikan dan hewan laut. Merkuri juga akan mencemari pengairan di sawah dan masuk ke dalam tumbuh-tumbuhan, yang pada gilirannya mengancam kesehatan manusia yang mengonsumsinya.
Sejarah kelam
Kita tentu tak ingin seperti kasus Minamata di Jepang, yang pernah menorehkan sejarah kelam pencemaran merkuri di akhir 1950-an hingga merusak kesehatan lebih dari 2.500 penduduknya dan kematian ratusan jiwa, akibat mengonsumsi bahan-bahan makanan yang telah tercemar limbah merkuri.
Belajar dari tragedi tersebut, sudah sepatutnya Pemerintah Aceh mengatur lebih ketat peredaran merkuri dan penanganan limbah yang sangat berbahaya bagi keselamatan orang banyak ini. Karena merkuri bisa berdampak dalam jangka waktu yang lama, maka mulai sekarang pemerintah bersama masyarakat harus proaktif dalam mengurangi risiko cacat fisik dan mental bagi generasi Aceh mendatang.
Aceh pernah menoreh luka dalam sejarah konflik bersenjata sampai tiga dekade lamanya, dan bencana tsunami pada 26 Desember 2004 yang menelan ratusan ribu korban jiwa. Apakah Aceh ingin kembali mengukir sejarah kelam di masa yang akan datang layaknya tragedi Minamata, akibat limbah merkuri yang mulai mengancam lingkungan hidup kita saat ini? Tentu tidak! Na’udzubillahi mindzalik.
* Siti Maria Ladia PS, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh. Email: ladyarfan89@gmail.com
Label
#
(2)
100 buku
(1)
1001 Cerita membangun Indonesia
(1)
2016
(1)
2019 prabowo presiden
(1)
2019 tetap jokowi
(1)
2020
(1)
2021
(2)
21 tahun
(1)
21 wasiat Sultan untu Aceh
(2)
49 tahun IAIN Araniry
(2)
99 buku
(1)
a ceh bahan buku
(1)
Abu Mudi
(1)
aceh
(11)
Aceh Barat
(2)
aceh digest
(1)
aceh history
(2)
aceh kode
(2)
aceh kopi
(1)
Aceh Singkil
(1)
aceh tengah
(3)
Aceh Tourism
(2)
Adat Aceh
(3)
agama
(25)
Air Bersih
(2)
aisya
(1)
Alue Naga
(1)
amazon
(1)
aminullah
(1)
anehnya negeriku indonesia
(3)
anggaran nanggroe aceh
(1)
anies
(1)
APBA
(6)
apresiasi serambi indonesia
(1)
arsip
(1)
artikel hanif
(74)
artikel kompas
(1)
artikel nabil azra
(3)
artikel rini
(4)
Artikel Serambi
(9)
artikel serambi-tokoh sastra melayu
(2)
artikel Tanah Rencong
(1)
artikel trans89.com
(1)
artikel/opini Modus Aceh
(1)
arundati roy
(1)
asia
(1)
asuransi
(2)
atlas of places
(1)
australia
(1)
Ayam
(1)
bacaan hari raya
(1)
bahan buku
(106)
bahan buku aceh
(1)
bahan buku kolaborasi
(2)
bahan buku.
(12)
bahan tulisan
(1)
bahana buku
(1)
bahasa
(2)
Banda Aceh
(1)
Bank Aceh syariah
(1)
Bank syariah Indonesia
(1)
batu
(1)
bawaslu
(1)
bencana alam
(7)
bendera dan lambang
(1)
Berbagi
(1)
berita nabil
(1)
berita serambi
(1)
berkeadilan
(1)
BHR
(1)
Bie Da Rao Wo Zhong Tian
(1)
bill gates
(2)
Bioscoop
(1)
Bioskop
(1)
birokrasi
(1)
birokrasi politik
(1)
Blogger Competition 2017
(1)
Blogger Indonesia
(1)
BMA 2023
(3)
Bola Kaki
(1)
book
(1)
BP2A
(1)
BPBA
(1)
BSI
(1)
budaya
(83)
budaya aceh
(12)
budaya massa
(1)
budaya tradisional
(2)
bukit barisan
(1)
buku
(7)
buku covid anak
(1)
Buku kapolri
(1)
bulkstore
(2)
bullying
(1)
bumi
(2)
bumi kita
(1)
bumi lestari
(2)
bumiku satu
(1)
Buyakrueng tedong-dong
(1)
cadabra
(1)
cerdas
(1)
cerita
(2)
cerpen
(2)
child abuse
(1)
climate change
(3)
Connecting Happiness
(3)
ConnectingHappiness
(1)
Cormoran Strike
(1)
Corona
(1)
corona virus19
(2)
covid
(1)
Covid-19
(1)
covid19
(9)
CSR
(1)
cuplikan
(1)
Cut Nyak Dhien
(1)
dakwah kreatid
(2)
Dana Hibah
(2)
dara baroe
(1)
Data
(1)
dayah
(4)
De Atjehers
(1)
demam giok
(1)
Democrazy?
(5)
demokrasi
(10)
demokrasi aceh
(6)
diaspora
(1)
dinasti politik
(3)
diplomasi gajah
(1)
Ditlantas Meupep-pep
(1)
diva
(1)
DKPP
(1)
Don’t Disturb Me Farming
(1)
DPRA
(1)
dr jeckyl
(1)
Drama
(1)
drive book not cars
(2)
dua tahun BSI
(1)
Dusun Podiamat
(1)
earth hour
(2)
earth hour 2012
(2)
ekonmi islam
(1)
Ekonomi
(52)
Ekonomi Aceh
(51)
ekonomi biru
(1)
ekonomi Islam
(7)
ekonomi sirkular
(2)
ekoomi
(1)
Ekosistem kopi
(1)
eksport import
(1)
Elizabeth Kolbert
(1)
essay
(1)
essay keren
(1)
essay nabil azra
(1)
falcon
(1)
fiksi
(1)
Film
(6)
Film animasi
(1)
film china
(1)
film cina
(1)
film drama
(3)
Film jadul
(1)
film lawas
(1)
filsafat
(2)
fir'aun
(1)
forum warga kota
(1)
forum warung kopi
(2)
FOTO ACEH
(2)
fourth generation university
(2)
GAIA
(1)
gajah sumatera
(1)
gam cantoi
(2)
gambar
(1)
ganjar
(1)
Garis Wallacea
(1)
garis Weber
(1)
Gas Terus
(1)
GasssTerusSemangatKreativitasnya
(1)
gempa
(2)
gender
(3)
generasi manusia
(1)
germs
(1)
gibran. jokowi
(1)
Gillian Rubinstein
(1)
god
(1)
goenawan mohamad
(1)
gramedia
(1)
groomer
(1)
grooming
(1)
gubernur
(2)
guiness book of record
(1)
guru
(1)
guru blusukan
(1)
guru kreatif
(1)
guru milenial
(1)
H. Soeprapto Soeparno
(1)
hacker cilik
(1)
Hadih Maja
(1)
Halodoc
(1)
Halue Bluek
(1)
hanibal lechter
(1)
hanif sofyan
(7)
hardikda
(1)
hari Air Sedunia
(3)
hari bumi
(2)
Hari gizi
(1)
hari hoaxs nasional
(2)
harry potter
(1)
hasan tiro
(1)
hastag
(1)
hemat energi
(1)
herman
(1)
Hikayat Aceh
(2)
hoaks
(2)
hoax
(2)
hobbies
(1)
hoegeng
(1)
HUDA
(1)
hukum
(3)
humboldtian
(1)
hutan indonesia
(5)
ibadah
(1)
ide baru
(1)
ide buku
(2)
idelisme
(1)
ideologi
(1)
idul fitri 2011
(1)
iklan
(1)
Iklan Bagus
(2)
indonesia
(4)
Indonesia city Expo 2011
(1)
industri
(1)
inovasi
(1)
Inovasi Program
(1)
intat linto
(1)
intermezo
(5)
internet dan anal-anak
(1)
investasi
(2)
investasi aceh
(1)
Iran
(1)
isatana merdeka
(1)
Islam
(1)
islam itu indah
(3)
Islamic banking
(1)
ismail bolong
(1)
Ismail Fahmi Lubis
(1)
IT
(4)
jalur Rempah
(2)
Jalur Rempah Dunia
(2)
Jalur rempah Nusantara
(2)
jeff bezzos
(1)
Jejak Belanda di Aceh
(1)
jepang
(1)
jk rowling
(2)
JNE
(5)
JNE Banda Aceh
(1)
JNE33Tahun
(1)
JNEContentCompetition2024
(1)
joanne kathleen rowling
(1)
jokoei
(1)
jokowi
(1)
juara 1 BMA kupasi 2023
(1)
juara 1 jurnalis
(1)
juara 2 BMA kupasi
(1)
juara 3 BMA kupasi 2023
(1)
jurnal blajakarta
(1)
jurnal walisongo
(1)
jurnalisme warga
(1)
kadisdik
(1)
kaki kuasa
(1)
kalender masehi
(1)
kambing hitam
(1)
kampanye
(1)
kampus unsyiah
(4)
kamuflase
(1)
karakter
(1)
kasus kanjuruhan
(1)
kasus sambo
(1)
kaya
(1)
KBR
(1)
kebersihan
(1)
Kebudayaan Aceh
(7)
Kebumen
(1)
kedai kupi
(1)
kedai-kopi
(1)
Kedokteran
(1)
kedokteran Islam
(1)
kejahatan anak
(1)
kejahatan seksual anak
(1)
kekuasaan.
(1)
kelas menulis SMAN 5
(4)
kelautan
(4)
keluarga berencana
(1)
Keluarga Ring Of Fire
(1)
kemenag
(1)
kemiskinan
(2)
kemukiman
(2)
kepemimpinan.
(2)
kepribadian
(1)
Kepribadian Muslim
(1)
kerajaan Aceh
(2)
kerja keras
(1)
kesehatan
(13)
kesehatan anak
(4)
keuangan
(1)
keuangan aceh
(1)
khaled hosseini
(1)
Khanduri Maulod
(1)
khutbah jumat
(1)
king maker
(1)
kirim naskah
(1)
Kisah
(1)
Kisah Islami
(1)
kite runner
(1)
KKR
(2)
KoescPlus
(1)
koleksi buku bagus
(4)
koleksi foto
(2)
Koleksi Kontribusi Buku
(1)
koleksi tulisanku
(2)
kolom kompas
(1)
kolom kompas hanif sofyan
(2)
kolom tempo
(2)
kompetensi siswa
(1)
Komunikasi
(1)
komunitas-serambi mihrab
(1)
konsumerisme
(1)
Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku
(3)
Kopi
(2)
kopi aceh
(5)
kopi gayo
(2)
kopi gayo.kopi aceh
(1)
kopi libri
(1)
Korupsi
(7)
korupsi di Aceh
(4)
kota masa depan
(1)
kota yang hilang
(1)
KPK
(2)
KPU
(1)
kredo
(1)
kriminal
(1)
krisis air
(2)
ku'eh
(1)
Kuliner Aceh
(2)
kultum
(2)
kupasi
(1)
kurikulum 2013
(1)
kwikku
(1)
Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh
(1)
lain-lain
(1)
lalu lintas
(1)
lambang dab bendera
(4)
laut
(1)
Laut Aceh
(1)
Laut Biru
(1)
lebaran 2025
(1)
legenda
(1)
Li Zhuo
(1)
lian hearn
(1)
Library
(1)
Library Gift Shop
(2)
lifestyle
(1)
limapuluah koto
(1)
Lin Xian
(1)
lincah
(1)
Lingkungan
(42)
lintho
(1)
listrik aceh
(1)
LNR
(1)
Lomba artikel 2016
(4)
Lomba blog 2016
(1)
lomba blog unsyiah 2018
(1)
Lomba Blogger Unsyiah
(2)
lomba JNE
(1)
lomba mneulis asuransi
(1)
LSM-NGO
(3)
M nasir Fekon
(1)
Maek
(1)
maekfestival
(1)
magazine
(1)
makam
(1)
malcom gladwell
(1)
manajemen
(2)
manipulatif
(1)
manusia
(2)
marginal
(1)
Masyarakat Urban.
(1)
Mauled
(1)
maulid
(2)
Maulod
(1)
Media
(1)
megawati
(1)
Melinjo
(1)
Memberi
(1)
menhir
(1)
Menyantuni
(1)
mesjid baiturahman
(2)
Meulaboh
(1)
MH Amiruddin
(1)
migas
(1)
mimbar jum'at
(1)
minangkabau
(1)
Misbar
(1)
misi
(1)
mitigasi bencana
(5)
molod
(1)
moral
(1)
More Than Just A Library
(2)
motivasi
(1)
MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry
(1)
MTSN4 Banda Aceh
(1)
mukim
(2)
mulieng
(1)
museum
(2)
museum aceh
(2)
Museum Tsunami Aceh
(4)
music
(1)
Music show
(1)
musik
(1)
muslim produktif
(1)
musrenbang
(1)
Nabi Muhammad
(2)
naga
(1)
nagari seribu menhir
(1)
narkotika
(1)
naskah asli
(3)
Naskah Kuno Aceh
(2)
Negeri rempah terbaik
(1)
nelayan
(1)
new normal
(1)
Nina Fathdini
(1)
novel
(1)
Nubuah
(1)
Nusantara
(1)
off road
(1)
olahraga
(2)
one day one surah
(1)
opini
(5)
opini aceh tribun
(2)
opini analisadaily.com
(1)
opini bebas
(1)
Opini di lentera
(1)
opini hanif
(1)
opini hanif di serambi indonesia
(4)
opini hanif sofyan
(1)
Opini Hanif Sofyan di Kompas.id
(1)
opini hanif sofyan di steemit
(1)
opini harian aceh
(4)
Opini Harian Waspada
(1)
opini kompasiana
(2)
opini lintas gayo
(11)
opini lintas gayo com
(1)
opini LintasGayo.co
(2)
opini majalah tanah rencong
(1)
opini nabil azra
(1)
opini rini wulandari
(1)
opini serambi
(43)
opini serambi indoensia
(4)
opini serambi indonesia
(169)
opini siswa
(4)
opini tabloid lintas gayo
(5)
opini tempo
(1)
otsus
(1)
OYPMK
(1)
pandemi
(1)
pandemi covid-19
(9)
papua
(1)
Pariwisata
(3)
pariwisata aceh
(1)
parlemen aceh politik aceh
(8)
pawang
(1)
PDAM
(1)
PDIP
(1)
pelosok negeri
(1)
Peluang Pasar
(1)
pemanasan global. green energy
(1)
pembangunan
(29)
pembangunan aceh
(1)
pemerintah
(4)
pemerintahan
(1)
pemilu 2014
(5)
pemilu pilkada
(1)
pemilukada
(9)
Pemilukada Aceh
(14)
penddikan
(2)
pendidikan
(29)
pendidikan Aceh
(27)
penjahat kambuhan
(1)
penyair aceh
(1)
Penyakit kusta
(1)
Perbankan
(3)
perbankan islam
(3)
perdamaian
(1)
perempuan
(8)
perempuan Aceh
(5)
perempuan dan ibu
(1)
perempuan dan politik
(2)
perikanan
(1)
perpustakaan
(2)
perputakaan
(1)
personal
(2)
personal-ekonomi
(1)
pertanian
(2)
perusahaan ekspedisi
(1)
perusahaan logistik
(1)
perwira tinggi polri
(1)
pesantren
(2)
Pesta Demokrasi
(1)
pidie
(1)
pileg
(1)
pileg 2019
(2)
pilkada
(14)
pilpres
(2)
pilpres 2019
(3)
pilpres 2024
(2)
PKK Aceh
(1)
plastik
(1)
PNS
(1)
polisi
(2)
polisi jahat
(1)
politik
(115)
politik aceh
(160)
politik indonesia
(3)
politik KPK versus korupsi
(4)
politik nasional
(4)
politis
(1)
politisasi
(1)
politk
(5)
Polri
(1)
polri presisi
(1)
popular
(1)
poster.
(1)
prabowo
(2)
prediktif
(1)
presiden
(1)
presiden 2019-2024
(1)
PRESISI POLRI
(1)
produktifitas
(1)
PROFIL
(1)
propaganda
(1)
psikologi
(2)
psikologi anak
(1)
psikologi pendidikan
(1)
psikologis
(1)
Pulo Aceh
(1)
PUSA
(2)
pustaka
(1)
qanun
(1)
qanun Anti rentenir
(1)
Qanun LKS
(2)
Qu Meng Ru
(1)
ramadan
(1)
ramadhan
(2)
Ramadhan 2011
(4)
ramadhan 2012
(2)
rawa tripa
(1)
recycle
(1)
reduce
(1)
reformasi birokrasi
(1)
religius
(1)
Resensi buku
(3)
Resensi Buku hanif
(2)
resensi film
(2)
resensi hanif
(2)
residivis
(1)
resolusi. 2021
(2)
responsibility
(1)
reuse
(1)
review buku
(1)
revolusi industri
(1)
robert galbraith
(1)
rohingya
(1)
Romansa
(1)
romantisme kanak-kanak
(1)
RPJM Aceh
(3)
RTRWA
(2)
ruang kelas
(1)
rujak u grouh apaloet
(1)
rumbia aceh
(1)
sains
(1)
Samalanga
(1)
sampah
(1)
satria mahardika
(1)
satu guru satu buku
(1)
satwa liar
(1)
secangkir kopi
(1)
sejarah
(9)
sejarah Aceh
(28)
sejarah Aceh.
(3)
sejarah dunia
(1)
sejarah-bahasa
(5)
sekda
(1)
sekolah
(1)
sekolah terpencil
(1)
selfie politik
(1)
Servant Leadership
(1)
setahun polri presisi
(1)
setapak perubahan
(1)
sigit listyo
(1)
sikoat
(1)
Sineas Aceh
(2)
Sinema Aceh
(2)
sinovac
(1)
situs
(1)
snapshot
(1)
sosial
(14)
sosiologi
(1)
sosiopat
(1)
SOSOK.TOKOH ACEH
(3)
spesies
(1)
statistik
(1)
Stigma
(1)
Stop Bajak Karya Online
(1)
sultan iskandar muda
(1)
sumatera barat
(1)
sustainable laundry
(1)
syariat islam
(7)
TA sakti
(1)
tahun baru
(2)
tambang aceh
(1)
tambang ilegal
(1)
tanah rencong
(1)
tantang IB
(1)
Tata Kelola pemerintahan
(4)
tata kota
(2)
TDMRC
(1)
Tehani Wessely
(1)
tehnologi
(5)
televisi
(1)
Tenaga kerja
(2)
terbit buku
(1)
the cucko'scalling
(1)
Thriller
(1)
timor leste
(1)
tips
(3)
tokoh dunia
(1)
tokoh kartun serambi
(2)
tradisi
(2)
tradisi aceh
(2)
tradisional
(1)
transparansi
(1)
tsunami
(9)
Tsunami Aceh
(9)
Tsunami story Teller
(2)
tuan hide
(1)
tukang obat
(1)
tulisan ringan
(1)
TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI
(1)
TV Aceh
(1)
tv dan anak-anak
(3)
uang haram
(1)
ujaran kebencian
(1)
ulama aceh
(7)
UMKM
(1)
Unsyiah
(2)
Unsyiah Library
(3)
Unsyiah Library Fiesta 2017
(3)
upeti
(1)
upeti jin
(1)
ureung aceh
(1)
vaksin
(2)
viral
(1)
visi
(1)
Visit Aceh
(2)
Visit Banda Aceh
(7)
Visit Banda Aceh 2011
(4)
walhi goes to school
(1)
wali nanggroe
(3)
walikota 2014
(1)
wanita Iran
(1)
warung kupi
(2)
wirausaha aceh
(1)
Wisata Aceh
(5)
wisata spiritual
(2)
wisata tematik jalur rempah
(1)
Yayat Supriyatna
(1)
youtube
(2)
YouTube YoYo English Channel
(1)
YPBB
(1)
zero waste
(2)
Zhuang Xiao Man
(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar