Oleh Prof. Dr. APRIDAR, S.E., M.Si., Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala dan Rektor Univeritas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki) Bireuen, melaporkan dari Banda Aceh
https://aceh.tribunnews.com/2021/11/05/trans-continent-era-baru-industri-aceh?page=all
Trans Continent merupakan perusahan multimoda transportasi yang didirikan sejak 2004, menangani pengiriman, pergudangan, jual beli, manajemen pelabuhan, dan logistik alat-alat berat, dan strategis lainnya. Dengan begitu kompleksnya bidang yang ditangani, menjadikan perusahaan ini bagaikan infrastruktur pendukung industri dan dunia usaha.
Perusahaan ini memiliki kantor utama di Jakarta; Perth, Australia; Angeles City, Provinsi Pampanga Filipina; serta 19 cabang di 12 provinsi di Indonesia (Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Banten, Jakarta, Jawa Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kaliman Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Bahkan sekarang, sedang dipersiapkan pendirian kantor cabang di Provinsi Gorontalo, Yogyakarta, serta berbagai lokasi yang perlu dibangun pelabuhan strategis. Dengan begitu banyak kantor cabang yang dimiliki, menjadikan kiprah perusahaan ini sangat diperhitungkan keberadaannya di Indonesia.
Untuk Aceh sendiri, sejak tahun 2020 telah dimulai oleh anak perusahaannya, PT Royal Andalas Energi yang utamanya juga bergerak di bidang bongkar muat dengan kantornya di Seutui, Banda Aceh. Pembangunan Trans Continent di seputaran Pelabuhan Krueng Raya, Aceh Besar, di atas perbukitan dengan luas lahan 8 ha dengan view Selat Malaka yang indah, akan dijadikan salah satu kantor alternatif untuk pengontrolan jalannya seluruh usaha yang telah merambah dunia tersebut.
Selain itu, barang kiriman melalui Pabean Banda Aceh direncanakan akan distock pada areal perkantoran Trans Continent.
Dengan menggunakan sistem terintegrasi yang berbasiskan teknologi digitalisasi, pergerakan usaha terprogram dan dapat dikontrol dari mana saja, termasuk di luar negeri dengan catatan posisi pengawas terkoneksi dengan internet. Secara umum, hampir semua instruksi dapat dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi atau gadget yang memenuhi spesikasi untuk itu. Armada perusahaan yang jumlahnya ratusan unit dapat dikontrol dan diketahui di mana serta sedang melaksanakan aktivitas apa. Bila sedang mengisi bahan bakar dan atau menyedot bahan bakar dari tangki yang dilakukan oleh pengendara nakal pun dapat terbaca dari pusat kontrol.
Semua aktivitas perusahaan di era digitalisasi sekarang ini dapat diketahui oleh ownernya, yakni Ismail Rasyid yang merupakan putra Aceh lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 1992. Teori ilmu ekonomi studi pembangunan yang diperolehnya dari Kampus USK terbukti dapat diaplikasikan dalam bentuk karya nyata. Dengan pengalaman jatuh bangun serta pahit getir dalam membangun dunia usaha yang fokus pada industri pelabuhan menjadikan ia kuat dan tangguh.
Bekal ilmu dari bangku kuliah sebagai dasar dan kepercayaan diri yang kemudian beliau kembangkan berbagai inovasi di lapangan. Ketekunan, perilaku jujur, serta bersungguh-sungguh untuk memunculkan profesionalisme dalam membangun usaha sehingga dipercaya oleh banyak pihak yang membuat usahanya berkembang luar biasa. Kerja keras serta tidak malu untuk belajar kepada siapa saja dengan merintis dan membuat jaringan silaturahmi sebagaimana yang diajarkan Rasulullah menjadikan usaha yang dibangunnya berbuah manis sebagaimana yang terlihat kini. 400 Karyawan tetap yang dimiliki Trans Continent termonitor dengan baik dalam mengerjakan aktivitas dan terintegrasi dalam sistem yang telah dibangun dengan menggunakan jaringan teknologi informasi. Sehingga, sekarang ini tugas Ismail Rasyid selaku pemilik usaha lebih banyak kepada pengembangan jaringan usaha dengan membuka kantor cabang baru, pelebaran sayap pada unit usaha turunannya dengan tetap menjaga keberlangsungan usaha secara profesional.
Dari data dan fakta lapangan, masuknya Trans Continent ke setiap daerah, terutama di seputaran pelabuhan, terbukti geliat intensitas pergerakan kegiatan ekonomi meningkat bertahap. Pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang utamanya dikarenakan infrastruktur penyanggah utama terhadap pengembangan berbagai kegiatan ekonomi sudah terpenuhi. Keberadaan manajemen pelabuhan yang mumpuni merupakan penyambung utama terhadap berbagai kegiatan ekspor-impor yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Posisi strategis dalam menciptakan kelancaran perguliran roda ekonomi bangsa merupakan momentum yang harus dimanfaatkan pemerintah daerah utamanya sebagai regulator untuk merangkul para pengusaha mau bergabung agar dapat memperkuat pembangunan ekonomi.
Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar, diharapkan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi baru di Aceh dengan adanya terobosan “groundbreaking” dari Trans Continent.
Sebagaimana rancangan masterplan, di areal Trans Continent akan dibangun berbagai pabrik yang tentu akan menyerap banyak tenaga kerja. Seperti halnya perusahaan Korea telah memberikan lampu hijau untuk pabrik pengolahan minuman sehat daun kelor serta berbagai produk turunannya yang akan dibangun di area Trans Continent.
Begitu juga terhadap pengusaha lokal sektor pertanian khususnya yang akan melakukan ekspor komoditas cabai, bawang, serta berbagai rempah yang sangat tinggi harganya di luar negeri juga akan menggunakan jasa perusahaan tersebut untuk aktivitas ekspor-impor.
Untuk memenuhi kebutuhan daun kelor agar dapat diproduksi dalam kapasitas industri, termasuk juga produk turunannya, tentu diperlukan pasokan yang cukup dari para petani di seluruh Aceh. Masing-masing desa dianjurkan agar memanfaatkan lahan tidur serta pagar rumah untuk ditanami pohon kelor yang sangat mudah tumbuhnya. Kegiatan sampingan dari masyarakat ini tentu akan memberikan nilai tambah yang lumanyan terhadap pendapatan keluarga.
Kehadiran Trans Continent di Kreung Raya telah membuat geliat UMKM semakin berdenyut. Setiap hari kebutuhan dari pekerja konstruksi ada jutaan rupiah mengalir dari perusahaan tersebut untuk keperluan makanan serta berbagai fasilitas yang diperlukan pekerja. Begitu juga berbagai material yang diperlukan seperti pasir, kerikil, dan lainnya yang dipasok warga setempat. Masyarakat merasa sangat terbantu dengan adanya aktivitas industri, terutama masa pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas ekonomi terjun bebas kini sudah mulai bangkit kembali.
PLN juga memberikan dukungan luar biasa dengan menyambungkan langsung arus yang diperlukan pihak pembangunan pabrik. Pelayanan prima yang diberikan Manager PLN dengan terjun langsung ke lokasi agar pembangunan tak mengalami kendala sekaligus untuk membuktikan kepada para investor bahwa energi listrik, khususnya di lokasi industri, tersedia dengan cukup. Di area tersebut juga telah disiapkan trafo khusus untuk keperluan listrik dalam jumlah yang besar.
Masyarakat seputar pabrik berharap sangat agar kegiatan utama dari Trans Continent segera terlaksana dengan baik agar kawasan tersebut tumbuh sebagai industri baru yang akan membuat daerah tersebut maju dan berkembang. Di kawasan tersebut harga tanah pun sudah mulai naik berlipat ganda. Hal tersebut sebagai bukti bahwa pertumbuhan ekonomi memang sudah terjadi secara otomatis di daerah yang sebelumnya bagaikan hutan tandus yang jarang terjamah itu.
Kawasan industri Kreung Raya sekarang bagaikan hujan yang turun di daerah tandus, sehingga mampu menghidupkan kembali tanaman serta biota yang telah lama tidak hidup. Dengan adanya pelaksanaan manajemen pelabuhan yang mumpuni diharapkan akan ramai investor datang untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut. Semoga kawasan industri baru tersebut akan menjadi pusat industri baru yang gemerlap bagi Aceh sehingga mampu menyejahterakan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar