Aneh, sampai dengan detik ini rasa penasaran atas teka- teki intat lintho dan para pengantarnya masih membuatku penasaran. Meskipum aku gugur di sesi tanya jawab pansel akibat pertanyaan substansi yang tak penting, tapi aku menyangka itu menjadi penyebab harus urung masuk dalam barisan menuju meja sidang komisi 2 DPRA, sehingga aku merasa tak berkepentingan mendebat keputusan yang tidak boleh didebat itu.Tapi apakah sungguh, orang yang tersisa adalah benar para idealis yang karena faktor intelegensianya berhak tetap tinggal dan menggawangi institusi yang akan diperebutkan?. Apakah jika kita yang ada disana, orang di luar juga akan mempertanyakan keberadaan kita?. Gara- gara tabiat dan perilaku buruk para birokrat dan pola birokrasi kita yang koruptif, manipulatif dan kongkow-isme, kita menjadi ragu pada kebenaran isi dan institusinya sekaligus.
Terutama jika terbukti benar isi dan institusi adalah modus kamuflase dari sebuah jaring rekruitmen palsu dari para penjaga kuasa di ruang dewan dan ruang eksekutif. Tapi jika salah, maka tak selamanya kita hanya "pengantar" lintho, mungkin hanya kurang beruntung karena kecerdasan orang rata sama atau lebih pintar diatas rata- rata, sementara yang tersedia hanya jatah lintho dan dara baroenya, lebih dari itu, kita hanya akan jadi " nyamuk- nyamuk nakal" yang mengganggu privasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar