Oleh Affan Ramli -opini serambi indonesia
Jumat, 5 April 2013
http://aceh.tribunnews.com/2013/04/05/trilogi-pemerintahan-islami
WAKIL Ketua MPR, Ahmad Farhan Hamid, mengkhawatirkan Pemilu 2014 dikuasai para pemodal yang memiliki dana kampanye besar (Serambi, 25/2/2013). Kekhawatiran ini sebenarnya tidak perlu, karena demokrasi modern memang didesain untuk memindahkan kekuasaan dari kaum bangsawan ke kelas pemodal. Para politisi dan partai politik dibiayai para pemodal, setelah memenangkan pemilu bekerja melayani pemodal melalui regulasi-regulasi dan kebijakan pembangunan. Inilah “cacat bawaan lahir” demokrasi modern. Apakah Syariat punya jalan keluarnya?
Pertanyaan ini semakin relevan seiring dengan pemikiran terkini yang disampaikan oleh Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, Prof Syahrizal Abbas. Bahwa pelaksanaan syariat Islam di Aceh ke depan akan mengatur tata cara mengelola pemerintahan yang baik dan islami (Serambi, 28/2/2013). Tulisan ini untuk mendiskusikan lebih jauh apakah konsep pemerintahan Islami yang diusung oleh Dinas Syariat Islam, nantinya dapat mengoreksi “cacat bawaan lahir” demokrasi modern?
Saya menemukan tiga serangkai konsep kunci dalam politik Islam, yaitu hukum, hukumah, dan hukama. Ketiganya dari akar kata yang sama, hakama (ha, kaf, mim). Rancang bangun politik Aceh jika ingin memenangkan rakyat (bukan penguasa modal), harusnya dibangun di atas fondasi ketiganya. Saya ingin meletakkan fondasi pemikiran sistem politik terbaik berbasis syara’ yang akan diusung Dinas Syariat Islam Aceh.
Hukum
Peradaban Kesultanan Aceh Darussalam menyediakan kita empat konsep terkait aturan sah, yakni adat, qanun, reusam, dan hukom. Dari cara pemisahannya, memperjelas kata ‘hukum’ bukanlah sekadar aturan. Dari banyaknya aturan berlaku, tidak semua bisa disebut hukum. Aturan-aturan yang dikeluarkan oleh majelis rakyat sebagai hasil pemufakatan dan kompromi-kompromi politik disebut qanun. Aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah (eksekutif) dan memiliki sanksi bagi pelanggarnya disebut adat. Aturan-aturan yang mengatur prosedur tetap atau protokoler (tidak ada sanksi bagi pelanggarnya) disebut reusam. Dan aturan-aturan bersumber dari wahyu (syariat) atau disimpulkan dari wahyu (fiqh) oleh para para mujtahid disebut hukom.
Dari kedekatan kata hukum dan hikmah (ilmu tertinggi setelah wahyu), hukum merupakan tesis-tesis atau penyimpulan-penyimpulan pemikiran para pemilik ilmu hikmah (para filsuf dan ahli makrifat). Sebagiannya dikristalkan dalam bentuk aturan-aturan dan pedoman praktis. Terkait hal ini filsuf muslim ternama abad ini, Taqi Misbah Yazdi menjelaskan, pembuatan dan pengesahan aturan-aturan dilakukan berbasis pada kriteria ketuhanan dan ilmiah, bukan kesepakatan mayoritas.
Aturan-aturan bernilai hukum karenanya tidak diproduksi oleh parlemen, tetapi oleh sekumpulan ahli hikmah lagi faqih. Posisi hukum dalam hirarki aturan di Aceh harus kembali ditempatkan pada puncak, seperti ungkapan: adat bersendikan hukum, hukum bersendikan syarak. Qanun-qanun (produksi parlemen) dan adat-adat (produksi eksekutif) bukan saja dirujuk pada hukum, bahkan diinspirasi dan dijiwai oleh nilai-nilai dan spirit kandungan hukum. Qanun-qanun dan adat-adat bisa saja dibuat atas pesanan pemodal (perusahaan-perusahaan kapitalis) yang membiayai partai politik pemenang Pemilu, tapi hukum dan lembaga pembuatnya terlindungi dari negosiasi-negosiasi “rendahan” seperti itu.
Hukumah
Konsep hukumah (pemerintahan) sangat menentukan apakah hukum dapat melayani kebutuhan dan menyelesaikan kesulitan manusia di Aceh atau tidak. Sebagus apapun hukum, qanun, dan adat yang bisa diproduksi Aceh, tidak banyak berguna ketika konsep hukumah-nya bermasalah. Hukum dan qanun akan menjadi “macan kertas” (garang di kertas) tanpa implementasi, bila konsep hukumah-nya seperti saat ini.
Sayangnya dalam sejarah peradaban Islam, hukumah merupakan isu yang paling langka dibahas dan didiskusikan para ulama. Politik penguasa kedinastian (sejak Rumawi sampai kesultanan Aceh Darussalam) tidak menyediakan situasi kondusif bagi perbincangan bebas tentang konsep hukumah yang baik. Beberapa ulama klasik dibiarkan menulis tentang daulah Islamiah (negara Islam), bukan hukumah Islamiah (pemerintahan Islam). Daulah Islamiah bisa tidak menggunakan konsep hukumah Islamiah. Kekuasaan kaum bangsawan dan pengistimewaan darah biru dibenarkan dalam teori daulah Islamiah, tapi tertolak dalam konsep hukumah Islamiah yang menjunjung tinggi kesetaraan manusia.
Dalam pandangan saya, pemerintahan Islami dapat dibincangkan dari tiga aspek: struktur, kebijakan, dan perilaku. Secara struktur, hukumah Islamiah adalah pemerintahan hukama (filsuf, cendikia, faqih, ahli makrifat) yang di tangan mereka hukum-hukum diproduksi. Lembaga hukama dalam tata negara (atau tata-negeri Aceh) mestilah berada pada posisi tertinggi. Dalam tamadun Aceh, hukama tersusun dari Tuha Peut dan Qadhi Malikul Adil. Namun sistem kesultanan tidak memungkinkan kekuasaan tertinggi sepenuhnya berada di tangan hukama.
Dari sisi kebijakan, pemerintahan Islami adalah pemerintahan yang menunaikan kewajiban-kewajibannya memenuhi hak-hak rakyat menurut Syariat. Dari sisi perilaku, pemerintahan Islami adalah pemerintahan yang dikelola (baik politisi maupun birokrat) dengan standar akhlak Islam.
Hukama
Hukama bentuk plural dari kata hakim (al-hakim). Quran menggunakan gelar al-hakim secara istimewa seperti istimewanya ilmu hikmah. Gelar al-hakim dilekatkan oleh Quran kepada Luqman. Maka hukama pada dasarnya adalah kumpulan orang-orang dengan kualitas sekelas Luqman Alhakim atau mendekatinya. Hukum (rujukan bagi qanun, adat, reusam) dan hukumah harus diserahkan ke tangan kaum hukama.
Gagasan ini secara panjang lebar diuraikan Muhsen Qarawiyon dalam teori politiknya wilayatul hakim (otoritas tertinggi pemilik ilmu hikmah). Adapun ilmu hikmah adalah ilmu tertinggi setelah wahyu. Sebagian filsuf Islam menjelaskan ilmu hikmah dengan model hikmah muta’liayah mulla sadra, yaitu gabungan dari ilmu-ilmu rasional (filsafat), Irfani (gnostik), Kalam (teologi), dan Mistisisme.
Premis-premis dasar teori wilayatul hakim adalah masyarakat manusia sarat dengan tazahum (pertentangan dan gesekan kepentingan) yang penyelesaiannya harus diserahkan kepada satu otoritas (pemerintahan), dan pemerintahan bekerja membangun qawanin (jamak dari qanun) sebagai kerangka kerja penyelesaiannya. Kandungan dan implementasi qawanin harus menjamin keadilan, dan keadilan hanya bisa diketahui dengan ilmu hikmah. Maka otoritas harus diserahkan kepada al-hakim atau hukama (para pemilik ilmu hikmah) atau orang yang lebih arif di antara manusia sekelilingnya.
Dalam peradaban politik Aceh, kualitas hukama terdapat pada Tuha Peut dan Qadhi Malikul Adil yang diisi oleh orang-orang bergelar keilmuan Teungku Chiek dan Syaikh. Saat ini, lembaga Tuha Peut dan Qadhi Malikul Adil dapat dibentuk ulang bersama Wali Nanggroe, namun Aceh kesulitan menemukan orang-orang yang punya kualitas keilmuan dan akhlak berkelas hukama untuk mengisinya.
Satu agenda strategis menjawab persoalan ini adalah menghidupkan kembali institusi-institusi dayah chiek di semua kabupaten/kota. Tentu saja dengan kurikulum dan sistem pendidikan dayah chiek terdahulu yang sudah melahirkan orang-orang sekelas Tgk Chiek Ditiro, Tgk Chiek Pante Kulu, Tgk Chiek Tanoh Abee, dan banyak lagi yang lain. Hanya orang-orang sekelas Tgk Chiek inilah yang dapat mengisi lembaga hukama.
Apakah para Tgk Chiek dengan mudah bisa dibeli oleh pengusaha (perusahaan kapitalis) seperti dibelinya para politisi pemenang pemilu? Bagi saya, hukama adalah orang-orang yang tak terbelikan. Pemerintahan di tangan mereka akan memenangkan kepentingan rakyat. Kegelisahan Farhan Hamid dapat diselesaikan dengan konsep politik terbaik ini, bukan dengan memperbaiki aspek teknis dari pemilu.
* Affan Ramli, Petua Chiek di Perkumpulan Prodeelat. Email: fan.imamiah@gmail.com
Label
#
(2)
100 buku
(1)
1001 Cerita membangun Indonesia
(1)
2016
(1)
2019 prabowo presiden
(1)
2019 tetap jokowi
(1)
2020
(1)
2021
(2)
21 tahun
(1)
21 wasiat Sultan untu Aceh
(2)
49 tahun IAIN Araniry
(2)
99 buku
(1)
a ceh bahan buku
(1)
Abu Mudi
(1)
aceh
(11)
Aceh Barat
(2)
aceh digest
(1)
aceh history
(2)
aceh kode
(2)
aceh kopi
(1)
Aceh Singkil
(1)
aceh tengah
(3)
Aceh Tourism
(2)
Adat Aceh
(3)
agama
(25)
Air Bersih
(2)
aisya
(1)
Alue Naga
(1)
amazon
(1)
aminullah
(1)
anehnya negeriku indonesia
(3)
anggaran nanggroe aceh
(1)
anies
(1)
APBA
(6)
apresiasi serambi indonesia
(1)
arsip
(1)
artikel hanif
(74)
artikel kompas
(1)
artikel nabil azra
(3)
artikel rini
(4)
Artikel Serambi
(9)
artikel serambi-tokoh sastra melayu
(2)
artikel Tanah Rencong
(1)
artikel trans89.com
(1)
artikel/opini Modus Aceh
(1)
arundati roy
(1)
asia
(1)
asuransi
(2)
atlas of places
(1)
australia
(1)
Ayam
(1)
bacaan hari raya
(1)
bahan buku
(106)
bahan buku aceh
(1)
bahan buku kolaborasi
(2)
bahan buku.
(12)
bahan tulisan
(1)
bahana buku
(1)
bahasa
(2)
Banda Aceh
(1)
Bank Aceh syariah
(1)
Bank syariah Indonesia
(1)
batu
(1)
bawaslu
(1)
bencana alam
(7)
bendera dan lambang
(1)
Berbagi
(1)
berita nabil
(1)
berita serambi
(1)
berkeadilan
(1)
BHR
(1)
Bie Da Rao Wo Zhong Tian
(1)
bill gates
(2)
Bioscoop
(1)
Bioskop
(1)
birokrasi
(1)
birokrasi politik
(1)
Blogger Competition 2017
(1)
Blogger Indonesia
(1)
BMA 2023
(3)
Bola Kaki
(1)
book
(1)
BP2A
(1)
BPBA
(1)
BSI
(1)
budaya
(83)
budaya aceh
(12)
budaya massa
(1)
budaya tradisional
(2)
bukit barisan
(1)
buku
(7)
buku covid anak
(1)
Buku kapolri
(1)
bulkstore
(2)
bullying
(1)
bumi
(2)
bumi kita
(1)
bumi lestari
(2)
bumiku satu
(1)
Buyakrueng tedong-dong
(1)
cadabra
(1)
cerdas
(1)
cerita
(2)
cerpen
(2)
child abuse
(1)
climate change
(3)
Connecting Happiness
(3)
ConnectingHappiness
(1)
Cormoran Strike
(1)
Corona
(1)
corona virus19
(2)
covid
(1)
Covid-19
(1)
covid19
(9)
CSR
(1)
cuplikan
(1)
Cut Nyak Dhien
(1)
dakwah kreatid
(2)
Dana Hibah
(2)
dara baroe
(1)
Data
(1)
dayah
(4)
De Atjehers
(1)
demam giok
(1)
Democrazy?
(5)
demokrasi
(10)
demokrasi aceh
(6)
diaspora
(1)
dinasti politik
(3)
diplomasi gajah
(1)
Ditlantas Meupep-pep
(1)
diva
(1)
DKPP
(1)
Don’t Disturb Me Farming
(1)
DPRA
(1)
dr jeckyl
(1)
Drama
(1)
drive book not cars
(2)
dua tahun BSI
(1)
Dusun Podiamat
(1)
earth hour
(2)
earth hour 2012
(2)
ekonmi islam
(1)
Ekonomi
(52)
Ekonomi Aceh
(51)
ekonomi biru
(1)
ekonomi Islam
(7)
ekonomi sirkular
(2)
ekoomi
(1)
Ekosistem kopi
(1)
eksport import
(1)
Elizabeth Kolbert
(1)
essay
(1)
essay keren
(1)
essay nabil azra
(1)
falcon
(1)
fiksi
(1)
Film
(6)
Film animasi
(1)
film china
(1)
film cina
(1)
film drama
(3)
Film jadul
(1)
film lawas
(1)
filsafat
(2)
fir'aun
(1)
forum warga kota
(1)
forum warung kopi
(2)
FOTO ACEH
(2)
fourth generation university
(2)
GAIA
(1)
gajah sumatera
(1)
gam cantoi
(2)
gambar
(1)
ganjar
(1)
Garis Wallacea
(1)
garis Weber
(1)
Gas Terus
(1)
GasssTerusSemangatKreativitasnya
(1)
gempa
(2)
gender
(3)
generasi manusia
(1)
germs
(1)
gibran. jokowi
(1)
Gillian Rubinstein
(1)
god
(1)
goenawan mohamad
(1)
gramedia
(1)
groomer
(1)
grooming
(1)
gubernur
(2)
guiness book of record
(1)
guru
(1)
guru blusukan
(1)
guru kreatif
(1)
guru milenial
(1)
H. Soeprapto Soeparno
(1)
hacker cilik
(1)
Hadih Maja
(1)
Halodoc
(1)
Halue Bluek
(1)
hanibal lechter
(1)
hanif sofyan
(7)
hardikda
(1)
hari Air Sedunia
(3)
hari bumi
(2)
Hari gizi
(1)
hari hoaxs nasional
(2)
harry potter
(1)
hasan tiro
(1)
hastag
(1)
hemat energi
(1)
herman
(1)
Hikayat Aceh
(2)
hoaks
(2)
hoax
(2)
hobbies
(1)
hoegeng
(1)
HUDA
(1)
hukum
(3)
humboldtian
(1)
hutan indonesia
(5)
ibadah
(1)
ide baru
(1)
ide buku
(2)
idelisme
(1)
ideologi
(1)
idul fitri 2011
(1)
iklan
(1)
Iklan Bagus
(2)
indonesia
(4)
Indonesia city Expo 2011
(1)
industri
(1)
inovasi
(1)
Inovasi Program
(1)
intat linto
(1)
intermezo
(5)
internet dan anal-anak
(1)
investasi
(2)
investasi aceh
(1)
Iran
(1)
isatana merdeka
(1)
Islam
(1)
islam itu indah
(3)
Islamic banking
(1)
ismail bolong
(1)
Ismail Fahmi Lubis
(1)
IT
(4)
jalur Rempah
(2)
Jalur Rempah Dunia
(2)
Jalur rempah Nusantara
(2)
jeff bezzos
(1)
Jejak Belanda di Aceh
(1)
jepang
(1)
jk rowling
(2)
JNE
(5)
JNE Banda Aceh
(1)
JNE33Tahun
(1)
JNEContentCompetition2024
(1)
joanne kathleen rowling
(1)
jokoei
(1)
jokowi
(1)
juara 1 BMA kupasi 2023
(1)
juara 1 jurnalis
(1)
juara 2 BMA kupasi
(1)
juara 3 BMA kupasi 2023
(1)
jurnal blajakarta
(1)
jurnal walisongo
(1)
jurnalisme warga
(1)
kadisdik
(1)
kaki kuasa
(1)
kalender masehi
(1)
kambing hitam
(1)
kampanye
(1)
kampus unsyiah
(4)
kamuflase
(1)
karakter
(1)
kasus kanjuruhan
(1)
kasus sambo
(1)
kaya
(1)
KBR
(1)
kebersihan
(1)
Kebudayaan Aceh
(7)
Kebumen
(1)
kedai kupi
(1)
kedai-kopi
(1)
Kedokteran
(1)
kedokteran Islam
(1)
kejahatan anak
(1)
kejahatan seksual anak
(1)
kekuasaan.
(1)
kelas menulis SMAN 5
(4)
kelautan
(4)
keluarga berencana
(1)
Keluarga Ring Of Fire
(1)
kemenag
(1)
kemiskinan
(2)
kemukiman
(2)
kepemimpinan.
(2)
kepribadian
(1)
Kepribadian Muslim
(1)
kerajaan Aceh
(2)
kerja keras
(1)
kesehatan
(13)
kesehatan anak
(4)
keuangan
(1)
keuangan aceh
(1)
khaled hosseini
(1)
Khanduri Maulod
(1)
khutbah jumat
(1)
king maker
(1)
kirim naskah
(1)
Kisah
(1)
Kisah Islami
(1)
kite runner
(1)
KKR
(2)
KoescPlus
(1)
koleksi buku bagus
(4)
koleksi foto
(2)
Koleksi Kontribusi Buku
(1)
koleksi tulisanku
(2)
kolom kompas
(1)
kolom kompas hanif sofyan
(2)
kolom tempo
(2)
kompetensi siswa
(1)
Komunikasi
(1)
komunitas-serambi mihrab
(1)
konsumerisme
(1)
Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku
(3)
Kopi
(2)
kopi aceh
(5)
kopi gayo
(2)
kopi gayo.kopi aceh
(1)
kopi libri
(1)
Korupsi
(7)
korupsi di Aceh
(4)
kota masa depan
(1)
kota yang hilang
(1)
KPK
(2)
KPU
(1)
kredo
(1)
kriminal
(1)
krisis air
(2)
ku'eh
(1)
Kuliner Aceh
(2)
kultum
(2)
kupasi
(1)
kurikulum 2013
(1)
kwikku
(1)
Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh
(1)
lain-lain
(1)
lalu lintas
(1)
lambang dab bendera
(4)
laut
(1)
Laut Aceh
(1)
Laut Biru
(1)
lebaran 2025
(1)
legenda
(1)
Li Zhuo
(1)
lian hearn
(1)
Library
(1)
Library Gift Shop
(2)
lifestyle
(1)
limapuluah koto
(1)
Lin Xian
(1)
lincah
(1)
Lingkungan
(42)
lintho
(1)
listrik aceh
(1)
LNR
(1)
Lomba artikel 2016
(4)
Lomba blog 2016
(1)
lomba blog unsyiah 2018
(1)
Lomba Blogger Unsyiah
(2)
lomba JNE
(1)
lomba mneulis asuransi
(1)
LSM-NGO
(3)
M nasir Fekon
(1)
Maek
(1)
maekfestival
(1)
magazine
(1)
makam
(1)
malcom gladwell
(1)
manajemen
(2)
manipulatif
(1)
manusia
(2)
marginal
(1)
Masyarakat Urban.
(1)
Mauled
(1)
maulid
(2)
Maulod
(1)
Media
(1)
megawati
(1)
Melinjo
(1)
Memberi
(1)
menhir
(1)
Menyantuni
(1)
mesjid baiturahman
(2)
Meulaboh
(1)
MH Amiruddin
(1)
migas
(1)
mimbar jum'at
(1)
minangkabau
(1)
Misbar
(1)
misi
(1)
mitigasi bencana
(5)
molod
(1)
moral
(1)
More Than Just A Library
(2)
motivasi
(1)
MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry
(1)
MTSN4 Banda Aceh
(1)
mukim
(2)
mulieng
(1)
museum
(2)
museum aceh
(2)
Museum Tsunami Aceh
(4)
music
(1)
Music show
(1)
musik
(1)
muslim produktif
(1)
musrenbang
(1)
Nabi Muhammad
(2)
naga
(1)
nagari seribu menhir
(1)
narkotika
(1)
naskah asli
(3)
Naskah Kuno Aceh
(2)
Negeri rempah terbaik
(1)
nelayan
(1)
new normal
(1)
Nina Fathdini
(1)
novel
(1)
Nubuah
(1)
Nusantara
(1)
off road
(1)
olahraga
(2)
one day one surah
(1)
opini
(5)
opini aceh tribun
(2)
opini analisadaily.com
(1)
opini bebas
(1)
Opini di lentera
(1)
opini hanif
(1)
opini hanif di serambi indonesia
(4)
opini hanif sofyan
(1)
Opini Hanif Sofyan di Kompas.id
(1)
opini hanif sofyan di steemit
(1)
opini harian aceh
(4)
Opini Harian Waspada
(1)
opini kompasiana
(2)
opini lintas gayo
(11)
opini lintas gayo com
(1)
opini LintasGayo.co
(2)
opini majalah tanah rencong
(1)
opini nabil azra
(1)
opini rini wulandari
(1)
opini serambi
(43)
opini serambi indoensia
(4)
opini serambi indonesia
(169)
opini siswa
(4)
opini tabloid lintas gayo
(5)
opini tempo
(1)
otsus
(1)
OYPMK
(1)
pandemi
(1)
pandemi covid-19
(9)
papua
(1)
Pariwisata
(3)
pariwisata aceh
(1)
parlemen aceh politik aceh
(8)
pawang
(1)
PDAM
(1)
PDIP
(1)
pelosok negeri
(1)
Peluang Pasar
(1)
pemanasan global. green energy
(1)
pembangunan
(29)
pembangunan aceh
(1)
pemerintah
(4)
pemerintahan
(1)
pemilu 2014
(5)
pemilu pilkada
(1)
pemilukada
(9)
Pemilukada Aceh
(14)
penddikan
(2)
pendidikan
(29)
pendidikan Aceh
(27)
penjahat kambuhan
(1)
penyair aceh
(1)
Penyakit kusta
(1)
Perbankan
(3)
perbankan islam
(3)
perdamaian
(1)
perempuan
(8)
perempuan Aceh
(5)
perempuan dan ibu
(1)
perempuan dan politik
(2)
perikanan
(1)
perpustakaan
(2)
perputakaan
(1)
personal
(2)
personal-ekonomi
(1)
pertanian
(2)
perusahaan ekspedisi
(1)
perusahaan logistik
(1)
perwira tinggi polri
(1)
pesantren
(2)
Pesta Demokrasi
(1)
pidie
(1)
pileg
(1)
pileg 2019
(2)
pilkada
(14)
pilpres
(2)
pilpres 2019
(3)
pilpres 2024
(2)
PKK Aceh
(1)
plastik
(1)
PNS
(1)
polisi
(2)
polisi jahat
(1)
politik
(115)
politik aceh
(160)
politik indonesia
(3)
politik KPK versus korupsi
(4)
politik nasional
(4)
politis
(1)
politisasi
(1)
politk
(5)
Polri
(1)
polri presisi
(1)
popular
(1)
poster.
(1)
prabowo
(2)
prediktif
(1)
presiden
(1)
presiden 2019-2024
(1)
PRESISI POLRI
(1)
produktifitas
(1)
PROFIL
(1)
propaganda
(1)
psikologi
(2)
psikologi anak
(1)
psikologi pendidikan
(1)
psikologis
(1)
Pulo Aceh
(1)
PUSA
(2)
pustaka
(1)
qanun
(1)
qanun Anti rentenir
(1)
Qanun LKS
(2)
Qu Meng Ru
(1)
ramadan
(1)
ramadhan
(2)
Ramadhan 2011
(4)
ramadhan 2012
(2)
rawa tripa
(1)
recycle
(1)
reduce
(1)
reformasi birokrasi
(1)
religius
(1)
Resensi buku
(3)
Resensi Buku hanif
(2)
resensi film
(2)
resensi hanif
(2)
residivis
(1)
resolusi. 2021
(2)
responsibility
(1)
reuse
(1)
review buku
(1)
revolusi industri
(1)
robert galbraith
(1)
rohingya
(1)
Romansa
(1)
romantisme kanak-kanak
(1)
RPJM Aceh
(3)
RTRWA
(2)
ruang kelas
(1)
rujak u grouh apaloet
(1)
rumbia aceh
(1)
sains
(1)
Samalanga
(1)
sampah
(1)
satria mahardika
(1)
satu guru satu buku
(1)
satwa liar
(1)
secangkir kopi
(1)
sejarah
(9)
sejarah Aceh
(28)
sejarah Aceh.
(3)
sejarah dunia
(1)
sejarah-bahasa
(5)
sekda
(1)
sekolah
(1)
sekolah terpencil
(1)
selfie politik
(1)
Servant Leadership
(1)
setahun polri presisi
(1)
setapak perubahan
(1)
sigit listyo
(1)
sikoat
(1)
Sineas Aceh
(2)
Sinema Aceh
(2)
sinovac
(1)
situs
(1)
snapshot
(1)
sosial
(14)
sosiologi
(1)
sosiopat
(1)
SOSOK.TOKOH ACEH
(3)
spesies
(1)
statistik
(1)
Stigma
(1)
Stop Bajak Karya Online
(1)
sultan iskandar muda
(1)
sumatera barat
(1)
sustainable laundry
(1)
syariat islam
(7)
TA sakti
(1)
tahun baru
(2)
tambang aceh
(1)
tambang ilegal
(1)
tanah rencong
(1)
tantang IB
(1)
Tata Kelola pemerintahan
(4)
tata kota
(2)
TDMRC
(1)
Tehani Wessely
(1)
tehnologi
(5)
televisi
(1)
Tenaga kerja
(2)
terbit buku
(1)
the cucko'scalling
(1)
Thriller
(1)
timor leste
(1)
tips
(3)
tokoh dunia
(1)
tokoh kartun serambi
(2)
tradisi
(2)
tradisi aceh
(2)
tradisional
(1)
transparansi
(1)
tsunami
(9)
Tsunami Aceh
(9)
Tsunami story Teller
(2)
tuan hide
(1)
tukang obat
(1)
tulisan ringan
(1)
TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI
(1)
TV Aceh
(1)
tv dan anak-anak
(3)
uang haram
(1)
ujaran kebencian
(1)
ulama aceh
(7)
UMKM
(1)
Unsyiah
(2)
Unsyiah Library
(3)
Unsyiah Library Fiesta 2017
(3)
upeti
(1)
upeti jin
(1)
ureung aceh
(1)
vaksin
(2)
viral
(1)
visi
(1)
Visit Aceh
(2)
Visit Banda Aceh
(7)
Visit Banda Aceh 2011
(4)
walhi goes to school
(1)
wali nanggroe
(3)
walikota 2014
(1)
wanita Iran
(1)
warung kupi
(2)
wirausaha aceh
(1)
Wisata Aceh
(5)
wisata spiritual
(2)
wisata tematik jalur rempah
(1)
Yayat Supriyatna
(1)
youtube
(2)
YouTube YoYo English Channel
(1)
YPBB
(1)
zero waste
(2)
Zhuang Xiao Man
(1)
rencana yang sungguh menarik dan penuh informasi :)
BalasHapus