Ketika mengikuti diskusi kecil teman-teman NGO, muncul
gagasan NGO populis. Soal ini mungkin kedengaran basi
bagi yang sudah malang melintang di "dunia" NGO. Pasalnya, bagaimana mendudukan organisasi pada tempatnya, adalah pekerjaan "harian" baik dengan rakyat sebagai dasar pijakannya, maupun dengan pemerintah sebagai mitra, seringkali bahkan menjadi sparing partner, baik untuk menyikapi pemerintah yang bersih, pembangunan, maupun soal baku hantam argumen di
ruang diskusi untuk sekedar "meluruskan" persoalan yang bengkok,
patah maupun keseleo dalam pengelolaan.
Hanya saja ketika kita kembali "mengintip" ke
dalam "rumah" NGO, masih banyak bagian yang perlu
perbaikan disana-sini. utamanya dalam soal keterlibatan orang dalam NGO itu sendiri yang cenderung berganti. Orang di pemerintahan bisa saja berganti-ganti
menurut kondisi dan situasi, beda dengan NGO, banyak tokoh yang mengambil peran
terus menerus di tempat yang sama, mungkin ini bukan soal jenuh, bosan atau benci roman, namun kritik yang ditujukan pada pegiat NGO ini adalah lebih pada
capaian, keterlibatan dan juga regenerasi di dalam tubuh NGO sendiri.
Jika kita mau mengukur capaian NGO secara serius, dalam
setahun, lima tahun, sewindu, satu dasawarsa, mungkin akan terlihat hasil apa yang sudah kita peroleh, minimal dalam soal keterbnukaan dan transparansi, sedangkan hasil membutuhkan proses panjang, tergantung advokasi yang sedang dilakukan, mengingat kerja-kerja NGO memang pelan dan panjang, namun tantangannya pasti
dan bertambah rumit. barangkali seperti yang digambarkan Robert Malthus, dalam teori Piramida konsumsi. Proses yang terus berulang bisa membunuh semangat pegiat NGO.
Kondisi saat ini yang terjadi adalah, NGO muncul menjadi
lembaga yang eksklusif, karena ditimbuni dengan kerja-kerja berat dan serius yang melenakan. NGO masih tetap asyik dengan dunianya
meskipun dalam aktifitasnya ditujukan pada orang banyak di luar sana, namun
sebagian orang lain di luar NGO itu masih juga menjadi penonton, dan bahkan
masih menjadi objek yang secara positif maupun negatif menjadi pihak yang
diundang dan dilibatkan jika dibutuhkan.
Sehingga perubahan hari ini harus diarahkan pada
menjadikan NGO tidak lagi menjadi lembaga yang "berbeda dan lain",
namun metamorfosa-nya harus diarahkan pada NGO menjadi lembaga yang lebih
populer dan mudah diakses oleh siapapun dan lebih dikenal publik lebih dari
sekedar lembaga "garang", sebagai penyuara keadilan.
Pendekatan yang intim dengan melibatkan multistakeholder lebih "ramah dan personal" mungkin menjadi salah satu jalan, disamping jalan kampanye yang lebih populis dan populer, melalui rekruitmen melalui "sahabat NGO", kaderisasi dan pelibatan yang lebih serius dan terjaga ritmenya dengan mengikatnya melalui komunikasi yang intens, disamping melakukan sinergi dengan seluruh komponen di luar NGO agar dapat berbagai peran dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
Pendekatan yang intim dengan melibatkan multistakeholder lebih "ramah dan personal" mungkin menjadi salah satu jalan, disamping jalan kampanye yang lebih populis dan populer, melalui rekruitmen melalui "sahabat NGO", kaderisasi dan pelibatan yang lebih serius dan terjaga ritmenya dengan mengikatnya melalui komunikasi yang intens, disamping melakukan sinergi dengan seluruh komponen di luar NGO agar dapat berbagai peran dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar