Selasa, 24 Januari 2012
Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKMP) Aceh, merestorasi (memperbaiki) 50 kitab kuno Aceh koleksi Tarmizi A Hamid, warga Ie Masen, Banda Aceh. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Minggu-Senin (22-23/1), melibatkan 24 ahli restorasi dari sejumlah lembaga di Banda Aceh.
“Kegiatan restorasi ini melibatkan 24 ahli restorasi dari PKPM, Manasa, Museum Negeri Aceh, dan Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry. Tim ini sudah mendapat pelatihan dan pendidikan dari tim ahli restorasi Jepang,” kata Mujiburrahman, Direktur PKPM Aceh, kepada Serambi, Senin (23/1).
Selama dua hari itu, kata Mujib, para ahli restorasi manuskrip (naskah kuno) Aceh, membersihkan kertas dari bakteri dan proses pembusukan. Selain keahlian, kegiatan penyelamatan naskah kuno ini juga menggunakan sejumlah peralatan dan cairan kimia.
Mujib mengatakan, kegiatan konservasi (pemeliharaan) dan restorasi (perbaikan) naskah kuno koleksi Tarmizi A Hamid ini adalah program luncuran tahun 2011 yang dananya berasal dari hibah Pemerintah Aceh, melalui Biro Keistimewaan. Sebelumnya, PKPM telah merestorasi puluhan naskah yang tersebar di beberapa lokasi, seperti Museum Negeri Aceh, Perpustakaan Ali Hasymi, dan lainnya.
“Program restorasi naskah kuno Aceh ini diinisiasi oleh anggota DPRA dari Partai Aceh, Darmuda,” ujar Mujiburrahman. Menurutnya, program restorasi dengan tujuan menyelamatkan naskah kuno Aceh ini, sudah dilaksanakan sejak tahun 2007, dimulai dengan survei untuk melacak titik-titik naskah kuno yang ada di masyarakat dan dayah, di seluruh Aceh. “Hasil survei sementara, daerah paling banyak menyimpan manuskrip di Banda Aceh dan Aceh Besar,” kata dia.(nal)
“Kegiatan restorasi ini melibatkan 24 ahli restorasi dari PKPM, Manasa, Museum Negeri Aceh, dan Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry. Tim ini sudah mendapat pelatihan dan pendidikan dari tim ahli restorasi Jepang,” kata Mujiburrahman, Direktur PKPM Aceh, kepada Serambi, Senin (23/1).
Selama dua hari itu, kata Mujib, para ahli restorasi manuskrip (naskah kuno) Aceh, membersihkan kertas dari bakteri dan proses pembusukan. Selain keahlian, kegiatan penyelamatan naskah kuno ini juga menggunakan sejumlah peralatan dan cairan kimia.
Mujib mengatakan, kegiatan konservasi (pemeliharaan) dan restorasi (perbaikan) naskah kuno koleksi Tarmizi A Hamid ini adalah program luncuran tahun 2011 yang dananya berasal dari hibah Pemerintah Aceh, melalui Biro Keistimewaan. Sebelumnya, PKPM telah merestorasi puluhan naskah yang tersebar di beberapa lokasi, seperti Museum Negeri Aceh, Perpustakaan Ali Hasymi, dan lainnya.
“Program restorasi naskah kuno Aceh ini diinisiasi oleh anggota DPRA dari Partai Aceh, Darmuda,” ujar Mujiburrahman. Menurutnya, program restorasi dengan tujuan menyelamatkan naskah kuno Aceh ini, sudah dilaksanakan sejak tahun 2007, dimulai dengan survei untuk melacak titik-titik naskah kuno yang ada di masyarakat dan dayah, di seluruh Aceh. “Hasil survei sementara, daerah paling banyak menyimpan manuskrip di Banda Aceh dan Aceh Besar,” kata dia.(nal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar