Kompas,21/02/12
Sejumlah lembaga swadaya masyarakat di bidang lingkungan di Jakarta menggalang solidaritas dan gerakan penyadaran melalui film dan media visual. Kegiatan bernama South to South Film Festival ini akan mengungkap fakta seputar kerusakan lingkungan di negara-negara miskin dan berkembang, termasuk Indonesia.
South to South (StoS) Film Festival yang tahun ini digelar pada 22-26 Februari mengusung tema besar ”Semangat Tanpa Batas”. Tema itu terinspirasi dari kisah perjuangan masyarakat suku adat Mollo di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, yang gigih mempertahankan lingkungan alamnya dari eksploitasi tambang marmer.
StoS merupakan kegiatan dua tahunan yang dimulai sejak tahun 2006. Kegiatan festival ini pertama kali digagas oleh LSM Jaringan Advokasi Tambang Indonesia dan Kelir Nusantara. Pada penyelenggaraan berikutnya, LSM lain mulai mendukung, seperti Walhi, Sawit Watch, Kiara, CSF, dan ICW.
”Festival ini bukan hanya merupakan kegiatan hiburan, melainkan juga lebih diupayakan sebagai gerakan untuk memberikan edukasi kepada publik,” kata Ferdinan Ismail, Direktur StoS Film Festival tahun 2012, yang juga aktivis Walhi, Minggu (19/2). Selama kegiatan, panitia akan memutar 33 film yang terdiri atas 13 film dokumenter, 7 film fiksi, dan 13 film nonkompetisi. Film itu diseleksi dari puluhan film yang dikirimkan ke panitia.
Film-film tersebut akan diputar di Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut di Menteng, Pusat Kebudayaan Perancis (Institut Francais Indonesia) di Salemba, dan Kineforum yang berada di kompleks Taman Ismail Marzuki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar