Label

# (2) 100 buku (1) 1001 Cerita membangun Indonesia (1) 2016 (1) 2019 prabowo presiden (1) 2019 tetap jokowi (1) 2020 (1) 2021 (2) 21 tahun (1) 21 wasiat Sultan untu Aceh (2) 49 tahun IAIN Araniry (2) 99 buku (1) a ceh bahan buku (1) Abu Mudi (1) aceh (11) Aceh Barat (2) aceh digest (1) aceh history (2) aceh kode (2) aceh kopi (1) Aceh Singkil (1) aceh tengah (3) Aceh Tourism (2) Adat Aceh (3) agama (25) Air Bersih (2) aisya (1) Alue Naga (1) amazon (1) aminullah (1) anehnya negeriku indonesia (3) anggaran nanggroe aceh (1) anies (1) APBA (6) apresiasi serambi indonesia (1) arsip (1) artikel hanif (74) artikel kompas (1) artikel nabil azra (3) artikel rini (4) Artikel Serambi (9) artikel serambi-tokoh sastra melayu (2) artikel Tanah Rencong (1) artikel trans89.com (1) artikel/opini Modus Aceh (1) arundati roy (1) asia (1) asuransi (2) atlas of places (1) australia (1) Ayam (1) bacaan hari raya (1) bahan buku (106) bahan buku aceh (1) bahan buku kolaborasi (2) bahan buku. (12) bahan tulisan (1) bahana buku (1) bahasa (2) Banda Aceh (1) Bank Aceh syariah (1) Bank syariah Indonesia (1) batu (1) bawaslu (1) bencana alam (7) bendera dan lambang (1) Berbagi (1) berita nabil (1) berita serambi (1) berkeadilan (1) BHR (1) Bie Da Rao Wo Zhong Tian (1) bill gates (2) Bioscoop (1) Bioskop (1) birokrasi (1) birokrasi politik (1) Blogger Competition 2017 (1) Blogger Indonesia (1) BMA 2023 (3) Bola Kaki (1) book (1) BP2A (1) BPBA (1) BSI (1) budaya (83) budaya aceh (12) budaya massa (1) budaya tradisional (2) bukit barisan (1) buku (7) buku covid anak (1) Buku kapolri (1) bulkstore (2) bullying (1) bumi (2) bumi kita (1) bumi lestari (2) bumiku satu (1) Buyakrueng tedong-dong (1) cadabra (1) cerdas (1) cerita (2) cerpen (2) child abuse (1) climate change (3) Connecting Happiness (3) ConnectingHappiness (1) Cormoran Strike (1) Corona (1) corona virus19 (2) covid (1) Covid-19 (1) covid19 (9) CSR (1) cuplikan (1) Cut Nyak Dhien (1) dakwah kreatid (2) Dana Hibah (2) dara baroe (1) Data (1) dayah (4) De Atjehers (1) demam giok (1) Democrazy? (5) demokrasi (10) demokrasi aceh (6) diaspora (1) dinasti politik (3) diplomasi gajah (1) Ditlantas Meupep-pep (1) diva (1) DKPP (1) Don’t Disturb Me Farming (1) DPRA (1) dr jeckyl (1) Drama (1) drive book not cars (2) dua tahun BSI (1) Dusun Podiamat (1) earth hour (2) earth hour 2012 (2) ekonmi islam (1) Ekonomi (52) Ekonomi Aceh (51) ekonomi biru (1) ekonomi Islam (7) ekonomi sirkular (2) ekoomi (1) Ekosistem kopi (1) eksport import (1) Elizabeth Kolbert (1) essay (1) essay keren (1) essay nabil azra (1) falcon (1) fiksi (1) Film (6) Film animasi (1) film china (1) film cina (1) film drama (3) Film jadul (1) film lawas (1) filsafat (2) fir'aun (1) forum warga kota (1) forum warung kopi (2) FOTO ACEH (2) fourth generation university (2) GAIA (1) gajah sumatera (1) gam cantoi (2) gambar (1) ganjar (1) Garis Wallacea (1) garis Weber (1) Gas Terus (1) GasssTerusSemangatKreativitasnya (1) gempa (2) gender (3) generasi manusia (1) germs (1) gibran. jokowi (1) Gillian Rubinstein (1) god (1) goenawan mohamad (1) gramedia (1) groomer (1) grooming (1) gubernur (2) guiness book of record (1) guru (1) guru blusukan (1) guru kreatif (1) guru milenial (1) H. Soeprapto Soeparno (1) hacker cilik (1) Hadih Maja (1) Halodoc (1) Halue Bluek (1) hanibal lechter (1) hanif sofyan (7) hardikda (1) hari Air Sedunia (3) hari bumi (2) Hari gizi (1) hari hoaxs nasional (2) harry potter (1) hasan tiro (1) hastag (1) hemat energi (1) herman (1) Hikayat Aceh (2) hoaks (2) hoax (2) hobbies (1) hoegeng (1) HUDA (1) hukum (3) humboldtian (1) hutan indonesia (5) ibadah (1) ide baru (1) ide buku (2) idelisme (1) ideologi (1) idul fitri 2011 (1) iklan (1) Iklan Bagus (2) indonesia (4) Indonesia city Expo 2011 (1) industri (1) inovasi (1) Inovasi Program (1) intat linto (1) intermezo (5) internet dan anal-anak (1) investasi (2) investasi aceh (1) Iran (1) isatana merdeka (1) Islam (1) islam itu indah (3) Islamic banking (1) ismail bolong (1) Ismail Fahmi Lubis (1) IT (4) jalur Rempah (2) Jalur Rempah Dunia (2) Jalur rempah Nusantara (2) jeff bezzos (1) Jejak Belanda di Aceh (1) jepang (1) jk rowling (2) JNE (5) JNE Banda Aceh (1) JNE33Tahun (1) JNEContentCompetition2024 (1) joanne kathleen rowling (1) jokoei (1) jokowi (1) juara 1 BMA kupasi 2023 (1) juara 1 jurnalis (1) juara 2 BMA kupasi (1) juara 3 BMA kupasi 2023 (1) jurnal blajakarta (1) jurnal walisongo (1) jurnalisme warga (1) kadisdik (1) kaki kuasa (1) kalender masehi (1) kambing hitam (1) kampanye (1) kampus unsyiah (4) kamuflase (1) karakter (1) kasus kanjuruhan (1) kasus sambo (1) kaya (1) KBR (1) kebersihan (1) Kebudayaan Aceh (7) Kebumen (1) kedai kupi (1) kedai-kopi (1) Kedokteran (1) kedokteran Islam (1) kejahatan anak (1) kejahatan seksual anak (1) kekuasaan. (1) kelas menulis SMAN 5 (4) kelautan (4) keluarga berencana (1) Keluarga Ring Of Fire (1) kemenag (1) kemiskinan (2) kemukiman (2) kepemimpinan. (2) kepribadian (1) Kepribadian Muslim (1) kerajaan Aceh (2) kerja keras (1) kesehatan (13) kesehatan anak (4) keuangan (1) keuangan aceh (1) khaled hosseini (1) Khanduri Maulod (1) khutbah jumat (1) king maker (1) kirim naskah (1) Kisah (1) Kisah Islami (1) kite runner (1) KKR (2) KoescPlus (1) koleksi buku bagus (4) koleksi foto (2) Koleksi Kontribusi Buku (1) koleksi tulisanku (2) kolom kompas (1) kolom kompas hanif sofyan (2) kolom tempo (2) kompetensi siswa (1) Komunikasi (1) komunitas-serambi mihrab (1) konsumerisme (1) Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku (3) Kopi (2) kopi aceh (5) kopi gayo (2) kopi gayo.kopi aceh (1) kopi libri (1) Korupsi (7) korupsi di Aceh (4) kota masa depan (1) kota yang hilang (1) KPK (2) KPU (1) kredo (1) kriminal (1) krisis air (2) ku'eh (1) Kuliner Aceh (2) kultum (2) kupasi (1) kurikulum 2013 (1) kwikku (1) Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh (1) lain-lain (1) lalu lintas (1) lambang dab bendera (4) laut (1) Laut Aceh (1) Laut Biru (1) lebaran 2025 (1) legenda (1) Li Zhuo (1) lian hearn (1) Library (1) Library Gift Shop (2) lifestyle (1) limapuluah koto (1) Lin Xian (1) lincah (1) Lingkungan (42) lintho (1) listrik aceh (1) LNR (1) Lomba artikel 2016 (4) Lomba blog 2016 (1) lomba blog unsyiah 2018 (1) Lomba Blogger Unsyiah (2) lomba JNE (1) lomba mneulis asuransi (1) LSM-NGO (3) M nasir Fekon (1) Maek (1) maekfestival (1) magazine (1) makam (1) malcom gladwell (1) manajemen (2) manipulatif (1) manusia (2) marginal (1) Masyarakat Urban. (1) Mauled (1) maulid (2) Maulod (1) Media (1) megawati (1) Melinjo (1) Memberi (1) menhir (1) Menyantuni (1) mesjid baiturahman (2) Meulaboh (1) MH Amiruddin (1) migas (1) mimbar jum'at (1) minangkabau (1) Misbar (1) misi (1) mitigasi bencana (5) molod (1) moral (1) More Than Just A Library (2) motivasi (1) MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry (1) MTSN4 Banda Aceh (1) mukim (2) mulieng (1) museum (2) museum aceh (2) Museum Tsunami Aceh (4) music (1) Music show (1) musik (1) muslim produktif (1) musrenbang (1) Nabi Muhammad (2) naga (1) nagari seribu menhir (1) narkotika (1) naskah asli (3) Naskah Kuno Aceh (2) Negeri rempah terbaik (1) nelayan (1) new normal (1) Nina Fathdini (1) novel (1) Nubuah (1) Nusantara (1) off road (1) olahraga (2) one day one surah (1) opini (5) opini aceh tribun (2) opini analisadaily.com (1) opini bebas (1) Opini di lentera (1) opini hanif (1) opini hanif di serambi indonesia (4) opini hanif sofyan (1) Opini Hanif Sofyan di Kompas.id (1) opini hanif sofyan di steemit (1) opini harian aceh (4) Opini Harian Waspada (1) opini kompasiana (2) opini lintas gayo (11) opini lintas gayo com (1) opini LintasGayo.co (2) opini majalah tanah rencong (1) opini nabil azra (1) opini rini wulandari (1) opini serambi (43) opini serambi indoensia (4) opini serambi indonesia (169) opini siswa (4) opini tabloid lintas gayo (5) opini tempo (1) otsus (1) OYPMK (1) pandemi (1) pandemi covid-19 (9) papua (1) Pariwisata (3) pariwisata aceh (1) parlemen aceh politik aceh (8) pawang (1) PDAM (1) PDIP (1) pelosok negeri (1) Peluang Pasar (1) pemanasan global. green energy (1) pembangunan (29) pembangunan aceh (1) pemerintah (4) pemerintahan (1) pemilu 2014 (5) pemilu pilkada (1) pemilukada (9) Pemilukada Aceh (14) penddikan (2) pendidikan (29) pendidikan Aceh (27) penjahat kambuhan (1) penyair aceh (1) Penyakit kusta (1) Perbankan (3) perbankan islam (3) perdamaian (1) perempuan (8) perempuan Aceh (5) perempuan dan ibu (1) perempuan dan politik (2) perikanan (1) perpustakaan (2) perputakaan (1) personal (2) personal-ekonomi (1) pertanian (2) perusahaan ekspedisi (1) perusahaan logistik (1) perwira tinggi polri (1) pesantren (2) Pesta Demokrasi (1) pidie (1) pileg (1) pileg 2019 (2) pilkada (14) pilpres (2) pilpres 2019 (3) pilpres 2024 (2) PKK Aceh (1) plastik (1) PNS (1) polisi (2) polisi jahat (1) politik (115) politik aceh (160) politik indonesia (3) politik KPK versus korupsi (4) politik nasional (4) politis (1) politisasi (1) politk (5) Polri (1) polri presisi (1) popular (1) poster. (1) prabowo (2) prediktif (1) presiden (1) presiden 2019-2024 (1) PRESISI POLRI (1) produktifitas (1) PROFIL (1) propaganda (1) psikologi (2) psikologi anak (1) psikologi pendidikan (1) psikologis (1) Pulo Aceh (1) PUSA (2) pustaka (1) qanun (1) qanun Anti rentenir (1) Qanun LKS (2) Qu Meng Ru (1) ramadan (1) ramadhan (2) Ramadhan 2011 (4) ramadhan 2012 (2) rawa tripa (1) recycle (1) reduce (1) reformasi birokrasi (1) religius (1) Resensi buku (3) Resensi Buku hanif (2) resensi film (2) resensi hanif (2) residivis (1) resolusi. 2021 (2) responsibility (1) reuse (1) review buku (1) revolusi industri (1) robert galbraith (1) rohingya (1) Romansa (1) romantisme kanak-kanak (1) RPJM Aceh (3) RTRWA (2) ruang kelas (1) rujak u grouh apaloet (1) rumbia aceh (1) sains (1) Samalanga (1) sampah (1) satria mahardika (1) satu guru satu buku (1) satwa liar (1) secangkir kopi (1) sejarah (9) sejarah Aceh (28) sejarah Aceh. (3) sejarah dunia (1) sejarah-bahasa (5) sekda (1) sekolah (1) sekolah terpencil (1) selfie politik (1) Servant Leadership (1) setahun polri presisi (1) setapak perubahan (1) sigit listyo (1) sikoat (1) Sineas Aceh (2) Sinema Aceh (2) sinovac (1) situs (1) snapshot (1) sosial (14) sosiologi (1) sosiopat (1) SOSOK.TOKOH ACEH (3) spesies (1) statistik (1) Stigma (1) Stop Bajak Karya Online (1) sultan iskandar muda (1) sumatera barat (1) sustainable laundry (1) syariat islam (7) TA sakti (1) tahun baru (2) tambang aceh (1) tambang ilegal (1) tanah rencong (1) tantang IB (1) Tata Kelola pemerintahan (4) tata kota (2) TDMRC (1) Tehani Wessely (1) tehnologi (5) televisi (1) Tenaga kerja (2) terbit buku (1) the cucko'scalling (1) Thriller (1) timor leste (1) tips (3) tokoh dunia (1) tokoh kartun serambi (2) tradisi (2) tradisi aceh (2) tradisional (1) transparansi (1) tsunami (9) Tsunami Aceh (9) Tsunami story Teller (2) tuan hide (1) tukang obat (1) tulisan ringan (1) TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI (1) TV Aceh (1) tv dan anak-anak (3) uang haram (1) ujaran kebencian (1) ulama aceh (7) UMKM (1) Unsyiah (2) Unsyiah Library (3) Unsyiah Library Fiesta 2017 (3) upeti (1) upeti jin (1) ureung aceh (1) vaksin (2) viral (1) visi (1) Visit Aceh (2) Visit Banda Aceh (7) Visit Banda Aceh 2011 (4) walhi goes to school (1) wali nanggroe (3) walikota 2014 (1) wanita Iran (1) warung kupi (2) wirausaha aceh (1) Wisata Aceh (5) wisata spiritual (2) wisata tematik jalur rempah (1) Yayat Supriyatna (1) youtube (2) YouTube YoYo English Channel (1) YPBB (1) zero waste (2) Zhuang Xiao Man (1)

Sabtu, 22 Januari 2011

Syeikh Muhammad Zain al-Asyi;

Sun, Sep 27th 2009, 09:35

Ulama yang Tercecer

Syeikh Muhammad Zain al-Asyi;

Catatan M Adli Abdullah

DALAM catatan yang tercecer, kali ini, saya ingin menulis seorang ulama yang amat tersohor pada abad ke-18, yakni Syeikh Muhammad Zain al-Asyi. Walaupun namanya belum diabadikan seperti Syeikh Nurdin Ar-Raniri dan Syeikh Abdur Rauf al-Singkili, ulama ini (Syeikh Muhammad Zain al-Asyi) namanya telah tertoreh di dalam sejarah intelektual Islâm di Mekkah dan juga Aceh.

Pengaruh intelektualnya sampai ke negeri Pattani, Thailand. Kiprah ulama ini pantas diangkat sekaligus ingin melihat apakah ulama seperti ini masih dijumpai di Aceh sekarang, dengan memiliki karya dan pengaruh sampai ke jazirah Arab. Mungkin inilah kegelisahan saya, kenapa begitu susah mencari sosok ulama seperti Syeikh Muhammad Zain al-Asyi.

Dalam kenyataan sejarah, kemajuan Aceh tempoe doeloe, tidak hanya disebabkan karena kemampuan penguasaan wilayah yang sampai ke semenanjung tanah Melayu (Malaysia sekarang ini), juga disebabkan kemajuan pesat dibidang ilmu pengetahuan. Bahkan Aceh pada saat itu menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan di Asia Tenggara.

Disebutkan bahwa para pelajar di Nusantara ini sebelum melanjutkan perjalanan mencari ilmu di Timur Tengah (Mekkah dan Mesir) terlebih dahulu singgah di Aceh untuk belajar pada ulama Aceh, seperti Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan di Jawa Barat, seorang ulama yang membawa Tarekat Syathariyah ke tanah Jawa. Demikian pula, Syeikh Yusuf Tajul Makassari Bugis, ulama yang membawa Tarekat Syathariyah ke Sulawesi. Bahkan ulama dari Tanah Melayu, seperti Syeikh Abdul Malik bin Abdullah Terengganu atau Tok Pulau Manis pengarang Kitab Kifayah. Syeikh Abdur Rahman Pauh Bok al-Fathani, Syeikh Haji Abdur Rauf ibnu Makhalid Khalifah al-Qadiri al-Bantani, Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani pengarang kitab Hidayatul Muta’allim (1244 H), Fathul Mannan (1249 H), Jawahirus Saniyah (1252 H) Kitab tasauf yang tebal dan luas perbahasannya adalah Jam’ul Fawaid . Penuntut penuntut Islam di Asia Tenggara akan belajar ke Aceh dulu sebelum berangkat ke Mekkah. Bukti sejarah ini, bisa terlihat misalnya dalam syair yang terkenal dalam dunia Melayu sebagai berikut:.

Tiga bulan dari Aceh lebih kurang, Pelayaran kapal lalu menyeberang, Bertiup angin dari belakang, Sampai ke Jeddah laut yang tenang. Salah satu ulama Aceh yang terkenal pada saat itu adalah Syeikh Muhammad Zain Al Asyi anak daripada Syeikh Jalaluddin bin Syeikh Kamaluddin bin Kadi Baginda Khatib al-Asyi. Ayahnya tersebut pengarang kitab Hidayah al-’Awam (1140 H/1727 M). Ayah Syeikh Muhammad Zain Al Asyi adalah Kadi Malikul Adil dalam masa pemerintahan Sultan Alauddin Maharaja Lela Ahmad Syah (1139 H/1727 M - 1147 H/1735 M) juga pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Johan Syah (1147 H/1735 M -1174 H/1760 M).

Syeikh Muhammad Zain Al Asyi di antara ulama Aceh terkenal di nusantara, bersama ayahnya Syeikh Jalaluddin Asyi paska wafat Syeikh Abdurrauf Al Fansuri Assingkili. Ada beberapa karyanya yang masih bisa dibaca hingga hari ini, seperti kitab Bidayah al-Hidayah, kitab ilmu tauhid yang ditulis pad tahun 1170 H/1757 M. Kitab Bidayah al-Hidayah karya Syeikh Muhammad Zain Aceh agaknya tidak ada hubungannya dengan kitab yang sama judulnya Bidayah al-Hidayah karya Imam Al Ghazzali yang hanya membicarakan masalah memperbanyak amal dalam ilmu tasauf sedangkan Kitab Bidayah al-Hidayah karya ulama Aceh ini membahas mengenai ilmu akidah. kitab ini sampai sekarang masih diajar tidak hanya di Aceh tetapi juga diseluruh wilayah Indonesia, Thailand, Malaysia, Brunai dan selatan Philipina. Bahkan sewaktu penulis pergi salah satu propinsi di Kambodia, kitab ini diajar di madrasah madrasah Islam di negeri tersebut.

Syeikh Muhammad Zain Al Asyi muncul dalam peradaban Islâm dunia Melayu paska kejayaan ulama sufi terkemuka yakni Syeikh Hamzah al-Fansuri (wafat 1016 H/1607 M) dan muridnya Syeikh Syamsuddin Sumatrani (wafat pada Jum’at, 12 Rejab 1039 H/25 Februari 1630 M) sampai zaman Syeikh Nuruddin ar-Raniri (wafat 22 Zulhijjah 1069 H/21 September 1658 M). Namun, para sejarawah lebih banyak mengkaji kontribusi Syeikh Hamzah Fansuri, Syeikh Abdur Rauf, dan Syeikh Nurdin. Untuk mengkaji biografi mereka, ada para sarjana yang telah menulis kisah kehidupan ulama tersebut seperti Syed Naquib Al-Attas, Azyumardi Azra, Tudjimah, dah Ahma Daudy. Sayang, data sejarah mengenai Syeikh Muhammad Zain masih mengundang sejumlah penelitian lanjutan.

Syeikh Muhammad Zain Asyi mendapat pendidikan asas secara tradisional dari ayahnya dan daripada ulama-ulama Aceh yang terkenal termasuk para guru ayah beliau sendiri. Syeikh Muhammad Zain Aceh sempat belajar kepada Baba Daud bin Agha Ismail bin Agha Mustata al-Jawi ar-Rumi. pengarang kitab Masa’il al-Muhtadi yaitu murid Syeikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri. Baba Daud inilah yang menyempurnakan karya gurunya Syeikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri yang berjudul Turjuman al-Mustafid atau yang lebih terkenal dengan Tafsir al-Baidhawi dalam bahasa Melayu. Salah seorang sarjana yang telah mengupas beberapa isi kitab ini adalah A.H. John, dari Australia.

Setelah itu, Syeikh Muhammad Zain al-Asyi melanjutkan pelajarannya ke Mekah. Gurunya di Mekah ialah Syeikh Muhammad Said, Syeikh Abdul Ghani bin al-Alim Muhammad Hilal, Syeikh Ahmad al-Farsi (ulama kelahiran Mesir) dan Syeikh Ahmad Durrah (juga ulama kelahiran Mesir). Melihat jaringan intelektual Syeikh Muhammad Zain, saya beranggapan bahwa ilmu-ilmu ulama ini sangat luar biasa.

Sebelum pulang ke Aceh, Syeikh Muhammad Zain Aceh sempat mengajar di Masjid al-Haram Mekah dan di rumahnya. Berdasarkan manuskrip karya Syeikh Haji Abdur Rauf ibnu Makhalid Khalifah al-Qadiri al-Bantani dapat disimpulkan bahwa pada zaman yang sama terdapat dua ulama yang bernama Muhammad Zain di Mekah. Yang pertama ialah Muhammad Zain al-Mazjaji al-Yamani berasal dari Yaman dan seorang lagi ialah Muhammad Zain al-Asyi berasal dari Aceh. Boleh jadi, Syeikh Muhammad Zain ini menjadi bagian dari ‘duta ilmu Aceh’ yang bagi generasi muda sekarang masih sangat asing namanya.

Karya karya Syeikh Muhammad Zain Asyi adalah sebagai yang berikut: Ilmu Tauhid, ditulis tahun 1114 H/1702 M, Bidayah al-Hidayah, selesai ditulis pada 24 Syaaban 1170 H/14 Mei 1757 M, Kasyf al-Kiram, selesai ditulis pada 8 Muharam 1171 H/22 September 1757 M, Talkish al-Falah fi Bayan Ahkam at-Thalaq wa an-Nikah, tanpa tarikh, Risalah Dua Kalimah Syahadah, tanpa tarikh, Faraidh al-Quran, tanpa tarikh, Masalah al-Faraid, tanpa tarikh, doa Hizb al-Bahri, tanpa tarikh. Daripada karya yang termaktub dalam senarai di atas, Bidayah al-Hidayah adalah karya Syeikh Muhammad Zain Aceh yang paling berpengaruh. Manuskrip salinan kitab itu sangat banyak dijumpai..

Di antara murid Muhammad Zain Asyi yang diketahui dan menjadi ulama terkenal di dunia Melayu ialah Syeikh Haji Abdur Rauf ibnu Makhalid Khalifah al-Qadiri al-Bantani, Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani pengarang kitab Hidayatul Muta’allim (1244 H), Fathul Mannan (1249 H), Jawahirus Saniyah (1252 H) Kitab tasauf yang tebal dan luas perbahasannya adalah Jam’ul Fawaid .

Inilah sekelumit penggalan sejarah ulama Aceh yang jarang diangkat ke permukaan, baik oleh orang Aceh sendiri, maupun para sarjana yang menekuni sejarah jaringan intelekual Islâm Timur Tengah. Saya menganggap bahwa ulama ini menjadi salah satu simpul keilmuan Islâm Nusantara. Bagi kita dewasa ini, menyebut nama ulama terdahulu, pasti akan selalu terkait dengan guru dan karya mereka, yang masih bisa dibaca hingga hari ini. Namun, menyebut nama-nama ulama sekarang, kita malah giring pada persoalan yang keduniaan, seperti persoalan politik (baca: kekuasaan).

Ulama terdahulu sibuk mencari ilmu sampai pada Mekkah. Sekarang semangat ini jarang kita lihat, dimana tidak sedikit ulama lokal yang hanya berpuaskan diri dengan kualitas ilmu yang mereka dapatkan di Aceh. Istilah meudagang menjadi simbol mencari ilmu dewasa dulu, terlihat dari jaringan guru dan karya-karya mereka. Membaca sejarah ulama kontemporer Aceh, saya sulit menemukan fenomena seperti Syeikh Muhammad Zain al-Asyi.

Tentu saja ini menjadi ‘cermin sejarah’ bagi ulama Aceh saat ini. Ulama itu dikenal karena karya, bukan karena persoalan sosial politik. Ulama dikenal karena kehebatan gurunya, bukan karena kedekatan dengan penguasa. Mungkin inilah hikmah terpenting bagaimana agar semangat dan ruh intelektual seperti Syeikh Muhammad al-Asyi bisa bangkit kembali. Dengan demikian, kehebatan dan kehormatan wangsa Aceh akan kembali lagi, manakala ada segolongan ulama yang betul-betul berkhidmat kepada ilmu-ilmu Allah. Mari kita menanti ada ulama Aceh masa kini yang bisa menghasilkan karya-karya yang bisa dinikmati oleh generasi Aceh berikutnya.

* Penulis adalah pemerhati sejarah dan budaya Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar