by hans-acehdigest
JNE bukan hanya sekedar berbisnis, tapi juga melayani.
Bukankah membagi kebahagiaan, mempermudah jalan bagi orang lain adalah bagian penting dari keyakinan religius--yang bisa dibahasakan sebagai sedekah, sekalipun didalamnya melibatkan "imbal jasa"--profit!.
Ketika sebuah layanan dijalankan dengan niat yang baik, maka valuenya melebihi dari bisnis itu sendiri.
Rasanya saya mengamini gagasan dan filosofi "Servant Leadership"--kepemimpinan yang melayani, gagasan Robert K. Greenleaf dalam The Servant as Leader. Artinya meskipun kita bertindak sebagai sebuah institusi--perusahaan, namun ketika motivasi melayani sebaik mungkin dijadikan ukuran, maka hal itu bisa membawa banyak dimensi nilai baru.
Pertama, tentu kepada nurani si pemilik perusahaan, dengan empatinya bisa menguatkan kesadaran tentang hakikat bisnis dan hidup. Begitu juga bagi orang yang bekerja dengannya, apalagi orang yang dilayaninya.
Kepemimpinan pelayan atau servant leadership memang paradigma yang menempatkan pelayanan kepada orang lain sebagai fokus utama dari seorang pemimpin.
Berbeda dengan gaya kepemimpinan konvensional yang menekankan pada kekuasaan dan otoritas, servant leadership lebih menitikberatkan pada membantu orang lain tumbuh dan berkembang, serta memenuhi kebutuhan mereka.
Prinsip dasarnya terletak pada kesediaan untuk mendengarkan, memahami, dan memenuhi kebutuhan orang lain sebelum memikirkan kepentingan diri sendiri.
JNE dan Servant Leadership
Ketika awal JNE dirintis, pada 26 November 1990, oleh pendirinya--Alm. H. Soeprapto Soeparno, meyakini bahwa dimulai dengan fokus pada melayani kebutuhan karyawannya akan menjadi titik awal dimulainya sebuah kebaikan.
Gagasan Bahagia Bersama yang mengerucut dalam tagline-nya JNE--“Berbagi, Memberi, Menyantuni”, selaras dengan prinsip JNE dalam menjalankan bisnisnya, yaitu Connecting Happiness., karena bersumber pada gagasan JNE ingin menghantarkan kebahagiaan, baik bagi pengirim, penerima, maupun bagi para karyawan JNE sendiri.
Empati yang tinggi dengan kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan, kebutuhan, serta pandangan orang lain dengan baik bisa berdampak pada keseluruhan kinerja karyawan,begitu juga output pelayanan yang akan dilakukannya kepada para pelanggannya.
Apalagi ketika didukung dengan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan individu dalam timnya, serta menyadari kekuatan dan kelemahan masing-masing anggota. Maka tak heran jika wujud penghargaan dari JNE kepada karyawannya juga tidak ala kadarnya. Tak sedikit karyawan JNE yang merasakan ikatan kerjanya lebih dari sebuah keluarga.
Seorang pemimpin yang melayani juga berusaha membagi pengalaman baiknya, pemahaman tentang bisnisnya dalam bentuk penguatan kapasitas bagi anggota timnya. Mereka memberikan kepercayaan dan dukungan yang diperlukan agar orang-orang tersebut bisa berkembang.
Dan mengapa wujud bahagia bersama itu berbentuk kegiatan yang menyentuh banyak sisi sosial?, tentu saja karena kepemimpinan melayani yang dimiliki JNE juga memperhatikan konteks sosial, budaya, dan situasional dalam pengambilan keputusan dan interaksi dengan anggota tim.
Berusaha menjadi pendengar yang sangat baik, memungkinkan mereka untuk mengerti secara lebih baik kebutuhan dan harapan anggota tim. Berkomunikasi dengan jelas, terbuka, dan membangun hubungan yang baik dengan anggota tim.
Dan bentuk dukungan berupa keberanian untuk membimbing dan memberikan arahan ketika diperlukan untuk memastikan tujuan tim tercapai.
Inilah mengapa keberadaan pemimpin yang melayani, bisa meningkatkan keterlibatan dan motivasi para karyawannya. Menciptakan lingkungan di mana para karyawan merasa menjadi bagian dari sebuah keluarga besar.
Dan keseimbangan ini dengan sendirinya membangun mindset yang menguatkan dan mendorong munculnya kreativitas dan inovasi tanpa sebuah tekanan atau paksaan.
Menguatkan kepuasan kerja, membantu membangun hubungan yang erat antara pemimpin dan anggota tim, menciptakan ikatan yang lebih kuat dalam organisasi.
Dan dalam 3 dekade membangun visi sebagai perusahaan ekspedisi terdepan di tanah air, JNE telah membuktikan kredo itu telah sesuai dengan misinya menjadi Perusahaan Logistik Terdepan di Negeri Sendiri yang Berdaya Saing Global. Dengan dukungan inovasi tanpa henti mengikut trend dan perubahan, serta kebutuhan para karyawan dan pelanggannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar