Label

# (2) 100 buku (1) 1001 Cerita membangun Indonesia (1) 2019 prabowo presiden (1) 2019 tetap jokowi (1) 2020 (1) 2021 (2) 21 tahun (1) 21 wasiat Sultan untu Aceh (2) 49 tahun IAIN Araniry (2) 99 buku (1) a ceh bahan buku (1) Abu Mudi (1) aceh (11) Aceh Barat (2) aceh history (2) aceh kode (2) aceh kopi (1) Aceh Singkil (1) aceh tengah (3) Aceh Tourism (2) Adat Aceh (3) agama (25) Air Bersih (2) aisya (1) Alue Naga (1) amazon (1) aminullah (1) anehnya negeriku indonesia (3) anggaran nanggroe aceh (1) anies (1) APBA (6) apresiasi serambi indonesia (1) arsip (1) artikel hanif (74) artikel kompas (1) artikel nabil azra (3) artikel rini (4) Artikel Serambi (9) artikel serambi-tokoh sastra melayu (2) artikel Tanah Rencong (1) artikel trans89.com (1) artikel/opini Modus Aceh (1) arundati roy (1) asia (1) asuransi (2) atlas of places (1) Ayam (1) bahan buku (105) bahan buku aceh (1) bahan buku kolaborasi (2) bahan buku. (12) bahan tulisan (1) bahasa (2) Banda Aceh (1) Bank Aceh syariah (1) Bank syariah Indonesia (1) bawaslu (1) bencana alam (7) bendera dan lambang (1) berita nabil (1) berita serambi (1) berkeadilan (1) bill gates (2) Bioscoop (1) Bioskop (1) birokrasi (1) birokrasi politik (1) Blogger Competition 2017 (1) Blogger Indonesia (1) BMA 2023 (3) Bola Kaki (1) BP2A (1) BPBA (1) BSI (1) budaya (83) budaya aceh (12) budaya massa (1) budaya tradisional (2) buku (4) buku covid anak (1) Buku kapolri (1) bulkstore (1) bullying (1) bumi (2) bumi kita (1) bumi lestari (2) bumiku satu (1) Buyakrueng tedong-dong (1) cadabra (1) cerdas (1) cerpen (1) child abuse (1) climate change (3) Corona (1) corona virus19 (2) covid (1) Covid-19 (1) covid19 (9) CSR (1) Cut Nyak Dhien (1) dakwah kreatid (2) Dana Hibah (2) dara baroe (1) Data (1) dayah (4) De Atjehers (1) demam giok (1) Democrazy? (5) demokrasi (10) demokrasi aceh (6) diaspora (1) dinasti politik (3) diplomasi gajah (1) Ditlantas Meupep-pep (1) diva (1) DKPP (1) DPRA (1) dr jeckyl (1) drive book not cars (2) dua tahun BSI (1) Dusun Podiamat (1) earth hour (2) earth hour 2012 (2) ekonmi islam (1) Ekonomi (50) Ekonomi Aceh (50) ekonomi biru (1) ekonomi Islam (7) ekonomi sirkular (1) ekoomi (1) Ekosistem kopi (1) eksport import (1) Elizabeth Kolbert (1) essay (1) essay keren (1) essay nabil azra (1) Film (5) Film animasi (1) film drama (3) Film jadul (1) film lawas (1) filsafat (2) fir'aun (1) forum warga kota (1) forum warung kopi (2) FOTO ACEH (2) fourth generation university (2) gajah sumatera (1) gam cantoi (2) gambar (1) ganjar (1) Garis Wallacea (1) garis Weber (1) gempa (2) gender (3) generasi manusia (1) germs (1) gibran. jokowi (1) god (1) goenawan mohamad (1) groomer (1) grooming (1) gubernur (2) guiness book of record (1) guru (1) guru blusukan (1) guru kreatif (1) guru milenial (1) hacker cilik (1) Hadih Maja (1) Halodoc (1) Halue Bluek (1) hanibal lechter (1) hanif sofyan (6) hardikda (1) hari Air Sedunia (3) hari bumi (2) Hari gizi (1) hari hoaxs nasional (2) hasan tiro (1) hastag (1) hemat energi (1) herman (1) Hikayat Aceh (2) hoaks (2) hoax (2) hobbies (1) hoegeng (1) HUDA (1) hukum (3) humboldtian (1) hutan indonesia (5) ibadah (1) ide baru (1) ide buku (2) idelisme (1) ideologi (1) idul fitri 2011 (1) iklan (1) Iklan Bagus (2) indonesia (2) Indonesia city Expo 2011 (1) industri (1) Inovasi Program (1) intat linto (1) intermezo (5) internet dan anal-anak (1) investasi (2) investasi aceh (1) Iran (1) isatana merdeka (1) Islam (1) islam itu indah (3) Islamic banking (1) ismail bolong (1) Ismail Fahmi Lubis (1) IT (4) jalur Rempah (2) Jalur Rempah Dunia (2) Jalur rempah Nusantara (2) jeff bezzos (1) Jejak Belanda di Aceh (1) jokoei (1) jokowi (1) juara 1 BMA kupasi 2023 (1) juara 1 jurnalis (1) juara 2 BMA kupasi (1) juara 3 BMA kupasi 2023 (1) jurnal blajakarta (1) jurnal walisongo (1) jurnalisme warga (1) kadisdik (1) kaki kuasa (1) kalender masehi (1) kambing hitam (1) kampanye (1) kampus unsyiah (4) kamuflase (1) karakter (1) kasus kanjuruhan (1) kasus sambo (1) kaya (1) KBR (1) kebersihan (1) Kebudayaan Aceh (7) Kebumen (1) kedai kupi (1) kedai-kopi (1) Kedokteran (1) kedokteran Islam (1) kejahatan anak (1) kejahatan seksual anak (1) kekuasaan. (1) kelas menulis SMAN 5 (4) kelautan (4) keluarga berencana (1) Keluarga Ring Of Fire (1) kemenag (1) kemiskinan (2) kemukiman (2) kepemimpinan. (2) kepribadian (1) Kepribadian Muslim (1) kerajaan Aceh (2) kerja keras (1) kesehatan (13) kesehatan anak (4) keuangan (1) keuangan aceh (1) Khanduri Maulod (1) khutbah jumat (1) king maker (1) Kisah (1) Kisah Islami (1) KKR (2) KoescPlus (1) koleksi buku bagus (4) koleksi foto (2) Koleksi Kontribusi Buku (1) koleksi tulisanku (2) kolom kompas (1) kolom kompas hanif sofyan (2) kolom tempo (2) kompetensi siswa (1) Komunikasi (1) komunitas-serambi mihrab (1) konsumerisme (1) Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku (3) Kopi (2) kopi aceh (5) kopi gayo (2) kopi gayo.kopi aceh (1) kopi libri (1) Korupsi (7) korupsi di Aceh (4) kota masa depan (1) kota yang hilang (1) KPK (2) KPU (1) kriminal (1) krisis air (2) ku'eh (1) Kuliner Aceh (2) kultum (2) kupasi (1) kurikulum 2013 (1) Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh (1) lain-lain (1) lalu lintas (1) lambang dab bendera (4) laut (1) Laut Aceh (1) Laut Biru (1) legenda (1) Library (1) Library Gift Shop (2) lifestyle (1) lincah (1) Lingkungan (42) lintho (1) listrik aceh (1) LNR (1) Lomba artikel 2016 (4) Lomba blog 2016 (1) lomba blog unsyiah 2018 (1) Lomba Blogger Unsyiah (2) lomba mneulis asuransi (1) LSM-NGO (3) M nasir Fekon (1) magazine (1) malcom gladwell (1) manajemen (2) manipulatif (1) manusia (2) marginal (1) Masyarakat Urban. (1) Mauled (1) maulid (2) Maulod (1) Media (1) megawati (1) Melinjo (1) mesjid baiturahman (2) Meulaboh (1) MH Amiruddin (1) migas (1) mimbar jum'at (1) Misbar (1) mitigasi bencana (5) molod (1) moral (1) More Than Just A Library (2) motivasi (1) MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry (1) MTSN4 Banda Aceh (1) mukim (2) mulieng (1) museum (2) museum aceh (2) Museum Tsunami Aceh (4) music (1) Music show (1) musik (1) muslim produktif (1) musrenbang (1) Nabi Muhammad (2) naga (1) narkotika (1) naskah asli (3) Naskah Kuno Aceh (2) Negeri rempah terbaik (1) nelayan (1) new normal (1) Nina Fathdini (1) Nubuah (1) Nusantara (1) off road (1) olahraga (2) one day one surah (1) opini (5) opini aceh tribun (2) opini analisadaily.com (1) opini bebas (1) Opini di lentera (1) opini hanif (1) opini hanif di serambi indonesia (4) opini hanif sofyan (1) Opini Hanif Sofyan di Kompas.id (1) opini hanif sofyan di steemit (1) opini harian aceh (4) Opini Harian Waspada (1) opini kompasiana (2) opini lintas gayo (11) opini lintas gayo com (1) opini LintasGayo.co (2) opini majalah tanah rencong (1) opini nabil azra (1) opini rini wulandari (1) opini serambi (43) opini serambi indoensia (4) opini serambi indonesia (169) opini siswa (4) opini tabloid lintas gayo (5) opini tempo (1) otsus (1) OYPMK (1) pandemi (1) pandemi covid-19 (9) papua (1) Pariwisata (3) pariwisata aceh (1) parlemen aceh politik aceh (8) pawang (1) PDAM (1) PDIP (1) Peluang Pasar (1) pembangunan (29) pembangunan aceh (1) pemerintah (4) pemerintahan (1) pemilu 2014 (5) pemilu pilkada (1) pemilukada (9) Pemilukada Aceh (14) penddikan (2) pendidikan (29) pendidikan Aceh (27) penjahat kambuhan (1) penyair aceh (1) Penyakit kusta (1) Perbankan (3) perbankan islam (3) perdamaian (1) perempuan (8) perempuan Aceh (5) perempuan dan ibu (1) perempuan dan politik (2) perikanan (1) perpustakaan (2) perputakaan (1) personal (2) personal-ekonomi (1) pertanian (2) perwira tinggi polri (1) pesantren (2) Pesta Demokrasi (1) pidie (1) pileg (1) pileg 2019 (2) pilkada (14) pilpres (2) pilpres 2019 (3) pilpres 2024 (2) PKK Aceh (1) plastik (1) PNS (1) polisi (2) polisi jahat (1) politik (115) politik aceh (160) politik indonesia (3) politik KPK versus korupsi (4) politik nasional (4) politis (1) politisasi (1) politk (5) Polri (1) polri presisi (1) popular (1) poster. (1) prabowo (2) prediktif (1) presiden (1) presiden 2019-2024 (1) PRESISI POLRI (1) produktifitas (1) PROFIL (1) propaganda (1) psikologi (2) psikologi anak (1) psikologi pendidikan (1) psikologis (1) Pulo Aceh (1) PUSA (2) pustaka (1) qanun (1) qanun Anti rentenir (1) Qanun LKS (2) ramadhan (2) Ramadhan 2011 (4) ramadhan 2012 (2) rawa tripa (1) reformasi birokrasi (1) religius (1) Resensi buku (3) Resensi Buku hanif (2) resensi film (2) resensi hanif (2) residivis (1) resolusi. 2021 (2) responsibility (1) review buku (1) revolusi industri (1) rohingya (1) romantisme kanak-kanak (1) RPJM Aceh (3) RTRWA (2) ruang kelas (1) rujak u grouh apaloet (1) rumbia aceh (1) sains (1) Samalanga (1) sampah (1) satria mahardika (1) satu guru satu buku (1) satwa liar (1) secangkir kopi (1) sejarah (9) sejarah Aceh (28) sejarah Aceh. (3) sejarah dunia (1) sejarah-bahasa (5) sekda (1) sekolah (1) sekolah terpencil (1) selfie politik (1) setahun polri presisi (1) setapak perubahan (1) sigit listyo (1) sikoat (1) Sineas Aceh (2) Sinema Aceh (2) sinovac (1) sosial (14) sosiologi (1) sosiopat (1) SOSOK.TOKOH ACEH (3) spesies (1) statistik (1) Stigma (1) Stop Bajak Karya Online (1) sultan iskandar muda (1) syariat islam (7) TA sakti (1) tahun baru (2) tambang aceh (1) tambang ilegal (1) tanah rencong (1) tantang IB (1) Tata Kelola pemerintahan (4) tata kota (2) TDMRC (1) tehnologi (5) televisi (1) Tenaga kerja (2) Thriller (1) timor leste (1) tips (3) tokoh dunia (1) tokoh kartun serambi (2) tradisi (2) tradisi aceh (2) tradisional (1) transparansi (1) tsunami (9) Tsunami Aceh (9) Tsunami story Teller (2) tuan hide (1) tukang obat (1) tulisan ringan (1) TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI (1) TV Aceh (1) tv dan anak-anak (3) uang haram (1) ujaran kebencian (1) ulama aceh (7) Unsyiah (2) Unsyiah Library (3) Unsyiah Library Fiesta 2017 (3) upeti (1) upeti jin (1) ureung aceh (1) vaksin (2) viral (1) Visit Aceh (2) Visit Banda Aceh (7) Visit Banda Aceh 2011 (4) walhi goes to school (1) wali nanggroe (3) walikota 2014 (1) wanita Iran (1) warung kupi (2) wirausaha aceh (1) Wisata Aceh (5) wisata spiritual (2) wisata tematik jalur rempah (1) Yayat Supriyatna (1) youtube (1) zero waste (1)

Kamis, 02 November 2023

Prabowo Pilih Gibran Demi Pemilih Muda atau Bayang-bayang Jokowi?

Analisis Topik Utama
prabowo, gibran dan jokowi go to pilres 2024-by tempo

Gibran seolah menyeruak begitu saja tanpa terduga. Dia gercep naik menjadi walikota Solo atas “ajakan” PDIP, dan lalu leluasa manggung ke pentas calon wakil presiden RI melewati banyak senior yang telah malang-melintang di dunia perpolitikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

‘Tenang Pak Prabowo, Tenang…. Saya  sudah ada disini!”, begitu orasi pidato politik Gibran Rakabuming Raka yang muncul viral belakangan di media sosial. Karuan saja langsung bisa jadi viral karena setelah digaet capres Prabowo Subianto, Gibran selain mewakili sosok anak muda, bahkan akan menjadi orang termuda yang pernah mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden Republik ini.

Orasi politiknya itu bisa dimaknai dengan beragam arti; bisa diartikan sebagai kehadiran sosok anak muda. Namun juga dapat diartikan sebagai kehadiran sebuah kekuatan politik baru yang melawan arus mainstream komando politik partai. Dan tentu saja dengan segala kekuatan di belakang layar yang mendukungnya.

Tentu kita maklum dan tidak heran, setelah gercep-nya naik menjadi walikota Solo atas ajakan PDIP, kini ia bisa leluasa manggung ke pentas calon wakil presiden RI dengan melewati banyak senior gaek yang telah malang melintang di dunia perpolitikan. Mau tidak mau orang akan menyangkutpautkan dengan PDIP yang telah membesarkannya dan tentu saja andil nama besar Joko Widodo atau Jokowi, ayahnya yang tidak lain adalah Presiden-nya Republik Indonesia saat ini.

Tentu saja banyak senior yang kecewa karena dilangkahi karirnya oleh si anak muda ini, tapi mau bilang apa. Politik, ya, begini modelnya. Pragmatis, kalau ada kesempatan ya diambil, meskipun ia sebenarnya kader dari partai lain yang kini malah menjadi saingan beratnya. Toh, bisa dikompromikan atau dikomunikasikan, setidaknya itu jawaban paling diplomatis yang selalu di ucapkan Gibran setiap kali ditanya orang. Apakah PDIP mengizinkan kadernya maju melangkahi sendika dawuh pimpinan umum PDIP yang tidak lain adalah Megawati Soekarno Putri.

Padahal ketika Ganjar Pranowo yang kini telah dipilih PDIP secara aklamasi, dahulu membangkang dengan mengajukan diri menjadi capres sebelum akhirnya dipilih (karena elektabilitas), partai berlambang banteng moncong putih itu bukan cuma kebakaran jenggot, bahkan kebakaran kandang. Ganjar dibawa rame-rame dan disidang, didesak untuk jangan macam-macam sebagai kader, jangan melangkahi rencana besar partai dan pimpinan umum.

Tapi realitas terbalik justru terjadi ketika Gibran naik, meski Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat bahkan sampai merasa gagal sebagai kader partai karena putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) naik menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Padahal, ia selalu menyuarakan dan menanamkan tiga hal kepada para kader PDIP di Sekolah Partai, yakni disiplin, loyal, dan ikhlas.

Bahkan Djarot sampai harus mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ayahnya Gibran agar tak menggunakan instrumen negara untuk mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Senin (30/10/2023).

Menurut Djarot banyak kadernya yang sedih dengan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Khususnya setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres)-nya Prabowo Subianto. Namun ia menegaskan, partai berlambang kepala banteng itu tidak baperan dengan yang terjadi terhadap Jokowi. Bahkan, PDIP tetap menyampaikan komitmennya mengawal pemerintahan Kabinet Indonesia Maju hingga periodenya berakhir.

Garis Komando yang Tidak Lagi Tegak Lurus

Apakah garis komando Jokowi, dan saat ini Gibran yang dianggap membangkang memang tidak lagi tegak lurus dengan partai pembesutnya?. Dan itu artinya periode dominasi Megawati dan PDIP sudah waktunya berakhir?

Bagaimanapun Jokowi sebagai Presiden juga merupakan kader loyal PDIP sejak lama, bahkan publik selalu menilainya seolah berada dibawah bayang-bayang besar PDIP dan tentu saja Megawati sebagai ketumnya.

Kini Jokowi mungkin merasa tidak lagi harus kuatir jika PDIP tidak lagi berada di sisinya, setelah keputusan Gibran maju dalam pilpres 2024. Ia telah memiliki kendaraan sendiri bersama Prabowo, soal kalah menang itu sudah menjadi risiko jika berpolitik.

Jabatan sebagai Walikota Solo adalah prestasi terbaiknya sejauh ini. Dan bukan tidak mungkin jejak politiknya juga tidak akan mudah hilang sekalipun ia kalah dalam pilpres mendatang. Kan masih ada Gerindra? Kan anak bekas Presiden. Kurang lebih itu kekuatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Bibit penolakan Jokowi sebenarnya sudah mulai terlihat sejak lama, seperti diutarakan Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu yang mengungkapkan awal masalah antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Permasalahan tersebut bermula dari penolakan PDIP terhadap permintaan Jokowi untuk memperpanjang jabatan.

"Ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui," PDIP menolak perpanjangan masa jabatan presiden, karena hal tersebut melanggar konstitusi. Sebab dalam  Pasal 7 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 berbunyi, "Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan,"ujar Adian lewat keterangannya, Rabu (25/10/2023).

Meskipun pernyataan itu ditolak Puan Maharani. "Nggak, nggak pernah setahu saya. Nggak pernah beliau meminta untuk perpanjangan tiga periode," ujar Puan di  Kantor Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Sebenarnya jauh sebelum itu, kita tentu masih ingat ketika bibit itu sudah mulai muncul saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan kalau PDIP berperan penting terhadap karier Presiden Joko Widodo. Penegasan itu disampaikan Megawati saat memberikan pidato politik dalam peringatan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).

"Pak Jokowi itu ngono lho mentang-mentang, lah iya padahal Pak Jokowi kalau gak ada PDIP kasihan, dah," kata Megawati seraya bertepuk tangan. Merespons pernyataan Megawati, Jokowi hanya tersenyum ketika itu.

Namun setelahnya manuver-manuver politiknya dimainkan di ruang politik dan di ruang publik dengan bersahaja. Tentang sosok berambut putih yang suka kerja, orang istana, orang elit, semuanya sedang dimainkan dengan sangat hati-hati dan halus. Bisa sebagai bentuk dukungan atas tokoh yang dimaksud, namun juga bisa diartikan sebagai bentuk perlawanan. Siapa bisa menduga?

Kembali pada cerita Gibran, keputusannya untuk naik ke pentas dengan melangkahi partai besutannya, dianggap oleh banyak kalangan sebagai langkah politik yang mengejutkan. Apalagi rumor yang muncul sejak lama, saat pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Jumat (19/5/2023) malam di  angkringan Omah Semar, Solo.

Prabowo datang bersama Gibran disertai sejumlah pengurus partai Gerindra Solo dan perwakilan relawan Jokowi. Menurut Prabowo, kehadirannya ke Solo ketika itu hanya untuk makan malam. Dan Prabowo kembali menegaskan tidak ada agenda khusus dalam pertemuannya dengan Gibran. Demikian juga kata Gibran yang membenarkan jika agenda tersebut berkaitan dengan pelaksanaan musyawarah rakyat (Musra) yang diselenggarakan oleh sukarelawan Jokowi dan sukarelawan Gibran di Jakarta beberapa waktu lalu.

Nah, benarkah demikian? Politik memang bisa terbolak-balik, bahkan drama konflik kehidupan para artis yang riuh di televisi dan medsos yang menjengkelkan dan kadang-kadang ngawur karena ternyata di rekayasa, apalagi politik.

Langkah Terakhir Prabowo  Merebut Suara Anak Muda?

Jika langkah Prabowo maju dan memilih anak muda untuk kedua kalinya gagal, apakah akan menjadi pengalaman politiknya di pentas Pilpres? Jawabannya —Maybe yes, Maybe no!.

Di pilpres sebelumya Prabowo Subianto menggandeng Sandiaga Uno, sosok anak muda, pengusaha sukses dan bersih. Publik seperti menemukan alternatif sosok pemimpin muda baru, hanya sayangnya pengalaman politik Sandi ketika itu masih dianggap muda, semuda usianya meskipun di sandingkan dengan Prabowo. Tentu saja harapan Prabowo yang paling sederhana, setidaknya pilihannya pada sosok Sandy adalah keberpihakan para pemilih muda agar merapat dalam barisannya.

Sayangnya, publik mungkin masih terbawa euphoria sosok Jokowi yang kehadirannya pertama kali begitu bombastis, dan menjadi media darling. Atau, Jokowi telah memiliki kekuatan, lingkaran politik yang telah dibentuknya selama lima tahun periode pertamanya.

Logisnya, kerjanya memang sudah terlihat dan terbukti. Dan kekuatannya untuk menggerakkan semua instrumen pendukung kekuatan juga lebih siap dan solid dan sudah terbentuk karena masih dipenuhi kepastian dengan jabatannya sebagai presiden yang sedang dipegangnya dalam periode pertamanya. Sehingga siapapun pendukung yang berpikir pragmatis akan menganggap memilih Jokowi lebih punya kepastian daripada memilih paslon lain yang belum teruji sekalipun punya pengalaman dan kepiawaian berpolitik.

Maka jadilah hal itu menjadi pengalaman berulang kekalahan kubu Prabowo untuk kesekian kalinya. Dan pengalaman pilpres 2019 memberikan banyak catatan kepada publik bagaimana perlawanan Prabowo atas kekalahannya itu, yang secara kalkulasi memang cukup jomplang selisihnya.

Namun sebagai senior politik yang sudah banyak makan asam garam, Prabowo tidak mau menyerah kalah. Bahkan setelah proses pencarian calon wakil presiden sebagai pendampingnya yang panjang, Prabowo akhirnya kembali memilih anak muda, diantara tokoh muda lainnya seperti Erick Tohir, Sandiaga Uno, dan lainnya. Intinya Prabowo tetap akan menggunakan tokoh muda untuk bisa mengimbangi manuver politiknya yang terlihat dewasa atau ada yang menyebutnya “tua, mapan”. Pilihan outfitnyapun terkesan itu-itu saja yaitu jas atau baju safari berkantong empat dan berwarna krem, coklat, atau putih.

"Kalau saya jadi timsesnya Pak Prabowo hal pertama yang saya ganti dengan dari Prabowo itu adalah kostum, jangan lagi putih, krem, cokelat, orang bosen ngeliatnya, masa dari tahun 2014 itu itu lagi," kata pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Meskipun Prabowo memilihnya karena alasan historis ala Soekarno-Hatta. Maka jadilah kehadiran Gibran diharapkan akan memberikan efek perimbangan.

Dan Prabowo maupun Gibran sendiri seolah mengabaikan segala omong kosong orang tentang pembusukan politik yang mengatasnamakan kekuatan anak presiden, atau upaya membangun dinasti politik, sesuatu yang buruk, bahkan menjadi sesuatu yang jamak terjadi dalam politik meskipun sebenarnya tabu.

Bahkan di era Presiden sebelumnya Soeharto, dinasti itu juga kuat mengakar, meskipun tidak ada yang sekuat ambisi Gibran dan mungkin ambisi barisan pendukung dibelakangnya agar Gibran bisa melenggang hingga sampai ke tangga calon wakil presiden setelah lompatan sukses pertamanya sebagai Walikota Solo. Langkah yang kurang lebih sama kuatnya seperti Jokowi, ketika melaju dari Walikota Solo, menuju Jakarta 1 dan RI 1 setelahnya dengan sangat mulus.

Apakah Gibran akan mengikuti langkah itu?. Apakah hanya kekuatan anak muda sebagai penyokongnya, atau adakah barisan besar di belakangnya yang sekali lagi juga berpikir sangat pragmatis untuk memilih calon yang memiliki sedikitnya kekuatan kyang lebih pasti dan meyakinkan dari calon lainnya, karena lagi-lagi, diluar kekuatan Prabowo Subianto plus Gibran Rakabuming Raka, juga tersembunyi bayang-bayang ayahnya?

Terlepas dari semua itu seperti harapan Anies Baswedan bakal capres Koalisi Perubahan yang menitipkan pesan kepada Jokowi saat hadir dalam makan siang di Istana Merdeka pada Senin, 30 Oktober 2023. Anies Baswedan meminta agar Presiden Jokowi menjaga netralitas di Pemilu 2024 nanti.

Jokowi sudah merespon hal tersebut dengan baik. Jokowi disebut akan mengumpulkan pejabat gubernur, walikota, bupati, hingga TNI, polisi, seluruh aparat untuk menyampaikan netralitas dalam pesta demokrasi mendatang. Lebih lanjut, Anies menegaskan jika pesan tersebut sifatnya penting agar Pilpres mendatang bisa berjalan dengan aman dan damai. Dan selanjutnya markiwal --mari kita kawal, agar Pilpres 2024, memang damai adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar