Bicara soal green saja, masih ada yang mengganggapnya jargon sekedar formalitas. Green bisa berubah "blue" karena uang. Jadi semangat green-nya masih sekedar wujud pendekatan akomodatif dari gagasan bumi lestari dan cara mengambil hati pemilik kebijakan.
Dua momentum besar abad 21, infeksi SAR-CoV-2 dan Perjanjian
Paris-Paris Agrement (2015), menambah daftar panjang pekerjaan rumah kita dalam
mandat menjaga bumi.
Beragam regulasi ditawarkan untuk menjaga pertumbuhan
perekonomian nasional bergerak kearah positif. Terutama karena dua kali catatan
kontraksi keuangan yang secara teknis, membuat ekonomi Indonesia masuk dalam resesi
seperti catatan laporan Bank Dunia 2023.
Kementerian Bidang Ekonomi mencatat, perekonomian Indonesia
sepanjang tahun 2020, menunjukan pertumbuhan ke arah negatif. Kuartal I 2020
masih tumbuh sebesar 2,97 persen (yoy), tetapi memasuki kuartal II 2020
terkontraksi menjadi 5,432 (yoy) sebagai puncak kelesuan ekonomi. Memasuki
Kuartal Ke III, konstraksi berkurang menjadi 3,49 persen, karena dilonggarkannya
“ikat pinggang” PSBB.
Meski pandemi, Pemerintah berkomitmen terhadap Pembangunan
Berkelanjutan dengan memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif untuk
menjaga lingkungan dan sosial dalam aktifitas ekonomi sesuai aturan RPJMN 2020
– 2024.
Dalam rilis pers, 15 Juni 2021, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian Republik Indonesia, menjadikan situasi pandemi menjadi
momentum yang tepat untuk mengevaluasi aspek lingkungan, sosial, dan tata
kelola serta menerapkan berbagai kebijakan pemulihan ekonomi yang memperhatikan
aspek-aspek keberlanjutan pembangunan berbasis lingkungan dengan mendorong
penerapan ekonomi hijau dalam industri keuangan.
Otoritas Jasa keuangan
(OJK) juga menawarkan roadmap keuangan berkelanjutan, sebagai kerangka acuan
bagi lembaga keuangan untuk berperan aktif, berkontribusi posistif dalam proses
pembangunan yang berkelanjutan.
Ekonomi Sirkular Sebuah Solusi Lain
Dalam kurun waktu sejak disepakati Paris Agreement, komitmen
kita dalam menjaga lingkungan berbalut antara komitmen dan tantangan
implementasinya. Bersama 195 negara, Indonesia menyepakati penurunan emisi
karbon (dekarbonasi) di atmosfir secara bertahap dari 2030, 2040,2045, hingga zero
emisi pada 2050. Dekarbonasi menciptakan sebuah dilema baru; pengejaran target
dekarbonasi melalui transisi energi coklat-fosil menuju energi hijau-energi terbarukan.
Di luar kerumitan itu, justru yang mesti didorong adalah
perbaikan kita dalam implementasi kebijakan ekonomi sirkular. Merujuk pada
roadmap keuangan berkelanjutan milik OJK, setiap pelaku perbankan juga harus berkontribusi
nyata membangun ekonomi sirkular sebagai solusi.
Bagaimana dengan PPT. Bank Syariah Indonesia?. Wujud kontribusinya untuk ekonomi sirkular bisa dengan pengembangan dan pembiayaan proyek-proyek yang menerapkan konsep ekonomi sirkular.
Terutama memfasilitasi pembiayaan untuk proyek-proyek daur ulang, melalui pembiayaan untuk proyek-proyek yang mempromosikan pengurangan,
penggunaan kembali, dan daur ulang produk-produk dan bahan-bahan, seperti
proyek pengolahan sampah organik dan non-organik, atau pengolahan limbah
industri.
Mendorongnya dari tingkat basic di kalangan UMKM menjadi bentuk kontribusi nyata sejak awal, agar gagasan ekonomi sirkular juga menjadi inti dari para UMKM yang berada di bawah jaringan atau kemitraan BSI.
Begitu juga dengan wujud dukungan pengembangan teknologi hijau, melalui skema pembiayaan pengembangan teknologi hijau yang mendukung produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, seperti penggunaan energi terbarukan, teknologi pengolahan limbah, dan teknologi penggunaan kembali bahan-bahan.
Mendorong pemanfaatan energi terbarukan, seperti inisiatif elektrifikasi dengan memanfaatkan energi panel surya di atap rumah. Agar dalam keberlanjutan bisnisnya, kemitraan BSI juga mensosialisasikan pemanfaatan energi terbarukan dalam aktifitas ekonominya. Ini juga cara, agar memutus ketergantungan pada elektrifikasi berbasis energi fosil, dengan menjadi produsen listrik mandiri melalui konsep energi terbarukan.
Menyediakan instrumen keuangan berkelanjutan yang memungkinkan pelanggan dan investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek yang mendukung ekonomi sirkular, seperti obligasi hijau atau sukuk hijau.
Serta memperkenalkan praktik perbankan hijau seperti penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan dalam konstruksi gedung dan fasilitas perbankan, dan meningkatkan efisiensi energi dalam operasional bisnis.
Dengan memberikan dukungan finansial dan memperkenalkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi pada ekonomi sirkular, BSI dapat memberikan kontribusi positif dalam mencapai tujuan ekonomi sirkular.
Upaya lainnya adalah dengan mempromosikan kesadaran masyarakat dan pelanggan tentang pentingnya ekonomi sirkular dan memberikan informasi dan solusi untuk mendukung produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
Tentang Zero Waste yang Butuh Pemicu
Bagaimana dengan gagasan zero waste sebagai "perpanjangan tangan" kongkrit ekonomi sirkular?.
Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat berkontribusi
untuk zero waste dengan mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan dan
mendukung pengurangan limbah.
Saat inipun, BSI sudah berupaya mengurangi penggunaan kertas. Terutama dengan mempromosikan penggunaan dokumen digital dan mengurangi penggunaan kertas dalam operasional bisnisnya. BSI juga dapat menyediakan layanan perbankan online yang memungkinkan nasabah untuk mengakses informasi rekening dan melakukan transaksi secara digital.
Menyediakan produk perbankan yang ramah lingkungan, melalui pengembangan produk perbankan yang mendukung praktik bisnis yang ramah lingkungan, seperti pembiayaan untuk proyek-proyek energi terbarukan atau pengembangan teknologi hijau.
Mendukung pengelolaan limbah yang baik dengan menyediakan pembiayaan untuk proyek pengelolaan limbah, seperti pengolahan sampah organik dan non-organik, dan mendukung pengembangan teknologi pengelolaan limbah yang efektif.
Memperkenalkan praktik perbankan hijau, seperti penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan dalam konstruksi gedung dan fasilitas perbankan, dan meningkatkan efisiensi energi dalam operasional bisnis.
Adopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan dan mendukung pengurangan limbah, adalah kontribusi positif dalam mencapai tujuan zero waste.
Bulkstore Sebuah Ekslusifitas yang Harus Kita Ketahui
Gagasan tentang bulkstore memang relatif masih baru dan belum menjadi pengetahuan yang umum publik. Memang secara umum dipahami hanya seperti layaknya toko grosir biasa. Namun dalam pengembangannya kemudian juga diarahkan sebagai bentuk dukungan bagi keberhasilan program zero waste.
Bulk store atau toko grosir dapat menjadi solusi yang efektif untuk mendukung gerakan zero waste atau nol sampah. Dalam bulk store untuk zero waste, produk-produk yang dijual biasanya adalah bahan makanan dan produk kebutuhan sehari-hari yang dikemas dalam kemasan kain atau wadah yang dapat diisi ulang.
Dengan membeli produk dalam kemasan yang dapat diisi ulang, konsumen dapat mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai yang umumnya sulit di daur ulang atau berakhir sebagai sampah. Selain itu, dengan membeli dalam jumlah besar, konsumen juga dapat mengurangi penggunaan kemasan kecil dan meminimalkan pemborosan makanan.
Selain produk makanan, bulk store untuk zero waste juga dapat menyediakan produk-produk lain yang dapat membantu konsumen mengurangi sampah, seperti alat-alat dapur dan peralatan makan yang dapat diisi ulang atau menggunakan bahan yang ramah lingkungan.
Dalam bulk store untuk zero waste, toko tersebut juga dapat menjadi agen perubahan yang mendorong konsumen untuk memperhatikan lingkungan dan mengurangi sampah. Selain itu, gerakan zero waste juga dapat membuka peluang bisnis baru bagi para pelaku usaha yang peduli dengan lingkungan dan berinovasi dalam menyediakan produk-produk yang ramah lingkungan.
Dengan demikian, bulk store untuk zero waste dapat membantu mengurangi dampak negatif dari sampah pada lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berkontribusi untuk membangun keberlanjutan yang lebih baik.
Dimana BSI dalam gerakan membangun bulkstore sebagai sebuah kekuatan membangun sebuah keberlanjutan lingkungan yang seimbang dengan aktifitas ekonomi?.
Bank syariah Indonesia memiliki peran penting dalam memasyarakatkan bulk store atau toko grosir di Indonesia. Salah satu kontribusi utama bank syariah Indonesia adalah memberikan pembiayaan atau pendanaan kepada para pelaku bisnis yang ingin membuka toko grosir.
Bank syariah Indonesia juga dapat memberikan dukungan dan akses ke jaringan bisnis yang dapat membantu para pelaku bisnis mempromosikan toko grosir mereka dan menjangkau pelanggan potensial. Selain itu, bank syariah Indonesia juga dapat memberikan pelatihan dan konsultasi bisnis kepada para pelaku bisnis yang ingin membuka toko grosir, sehingga mereka dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Dengan kontribusi seperti ini, bank syariah Indonesia dapat membantu memasyarakatkan toko grosir di Indonesia, sehingga konsumen dapat memperoleh produk dengan harga yang lebih murah dan para pelaku bisnis dapat meningkatkan penjualan mereka.
Dalam jangka panjang, ini dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di Indonesia. Dan lebih dari itu, ini sebagai bentuk dukungan membangun keberlanjutan lingkungan yang seimbang dengan aktifitas ekonomi yang lebih ramah lingkungan di masa depan.
Publik tumbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI mengatasi begtu banyak persoalan di bumi yang membutuhkan kontribusi kita semua.
Bagian dari keikutsertaan dalam lomba menulis-blog dua tahun BSI-1001 Cerita membangun Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar