OLEH M. NABIL AZRA, Founder thetalks.id dan Mahasiswa Fakultas Teknik Industri USK, melaporkan dari Banda Aceh
https://aceh.tribunnews.com/2021/09/18/investasi-leher-ke-atas-cerdas-dengan-kartu-prakerja?page=all
Ada apa dengan leher kita ke atas, sehingga begitu berharga dan kita harus melakukan investasi? Ternyata investasi leher ke atas merupakan istilah untuk menyatakan investasi di organ tubuh teratas, yaitu otak. Investasi yang dimaksudkan adalah investasi ilmu baru. Sebenarnya berinvestasi tidak selalu dalam bentuk fisik, tapi juga dapat dilakukan dalam bentuk ilmu atau pengetahuan. Jenis investasi ini tak akan membuat kamu rugi.
Bahkan, ilmu merupakan investasi yang akan membawamu menjadi orang yang berhasil pada bidang apa pun. Ketika kita ingin memahami tentang saham, terjun ke investasi properti, menyelami bisnis, mulai jadi freelancer, apa pun itu, semuanya butuh ilmu! Bentuk investasinya dapat berupa: investasi spiritual, penguatan kemampuan spiritual, pendalaman hafalan Al-Qur’an (tahfiz).
Untuk investasi keterampilan, saya menggunakan webinar, tutorial dalam You- Tube untuk mendesain dan merancang website personal secara mandiri. Di bidang investasi sosial, saat ini saya sedang menggagas sebuah lembaga donasi buku yang menjangkau anak dan perempuan, dalam penguatan literasi di desa. Meskipun masih dalam rintisan, peluang untuk mengembangkannya menjadi kegiatan positif yang sangat menggugah.
Mencari peluang
Selama dimulainya kuliah daring, meskipun pada awalnya merasa nyaman karena punya waktu kuliah yang fleksibel, tapi seiring waktu, rutinitas selama setahun lebih, justru membuat kita terkadang membuang waktu berharga (waste time). Sebenarnya sebelum mengenal istilah investasi leher ke atas, saya sudah melakukan planning.
Salah satunya dengan belajar desain, merancang website secara mandiri, bahkan mengikuti webinar dengan tema berbeda. Saya sekarang mengelola platform media online pengembangan karier milenial yang semuanya saya rancang sendiri meskipun masih banyak titik lemahnya dengan belajar autodidak secara daring dari banyak sumber.
Bagaimana kita memulai investasi? Di mana kita bisa mendapatkan peluangnya? Sebenarnya investasi ini diperuntukkan bagi orang yang gemar meningkatkan kualitas diri. Istilah ini jelas berkaitan dengan otak sebagai organ berpikir manusia yang bisa terus dikembangkan kemampuannya. Menariknya, investasi otak alias leher ke atas ini tidak melulu bicara soal asupan makanan atau nutrisi, tapi jauh lebih dalam lagi, investasi khusus berkaitan dengan mindset alias pola pikir.
Makanya, para tokoh atau influencer sangat sering mengingatkan bahwa kesuksesan erat banget kaitannya dengan pola pikir yang merupakan buah dari investasi pengetahuan. Tak ada istilah terlambat untuk belajar, “Siapa pun yang berhenti belajar, berarti ia sudah berada di fase tua. Meskipun ia masih berusia 20 tahun, atau mungkin juga 80 tahun. Karena siapa pun yang masih ingin terus belajar akan tetap awet muda”--Henry Ford. Dalam 24 jam sehari selama Covid-19, bagaimana kita mengatur waktu. Selain ibadah, apa pilihan terbaikmu, berbisnis online, merintis bisnis degan teman, atau menyempatkan belajar online.
Kita bisa memilih sesuai passion, misalnya mengikuti seminar atau workshop, ikut course online untuk skill baru yang ingin kamu kuasai, memperluas jaringan dan menambah teman baru, rutin membaca buku setiap hari, belajar bahasa asing, mengambil program S2, atau mendengarkan podcast dari para pakar.
Program Prakerja sebagai Investasi
Beruntung karena kebiasaan baru berinvestasi leher ke atas, saya terbiasa mencari informasi penting, pengetahuan baru, ide bisnis, termasuk berbagai lomba desain industri kreatif sambil terus belajar. Pada bulan September ini, saya mendapat informasi Program Kartu Prakerja yang sekarang sedang menguat gaungnya. Bahkan program tersebut katanya kini menjadi the first government startup, karena kultur yang terbangun seperti perusahaan rintisan yang didominasi anak muda cemerlang serta berdedikasi tinggi.
Saya berharap ikut dalam sebuah kultur baru yang positif dan bisa membawa perubahan. Kita tak sekedar berkutat dengan kuliah yang kadangkala membuat mood bosan, kita juga berusaha mencari alternatif yang menarik passion kita. Menurut saya, program ini memang berhasil mengubah wajah layanan publik di era digital sekarang ini. Prosesnya secara end to- end, tanpa tatap muka dan tanpa perantara, menjadi efektif bisa menjangkau banyak orang yang berkemauan kuat untuk menjadi lebih cerdas.
Penerapan prinsip “consumer centric”, yaitu sebuah layanan dengan menitikberatkan pada kepuasan konsumen, membantu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia yang semakin mudah diakses. Data terbaru menyebut bahwa dalam 17 bulan, program ini menjangkau hampir 10 juta penerima dari 514 kabupaten/ kota, hingga ke Papua. Dan tahun 2021 saja penerimanya sudah mencapai 63.000 orang.
Jika dilakukan secara manual jumlah yang signifikan itu belum tentu dapat tercapai. Terlibat di dalamnya membuat kita semakin kritis, terhadap banyak persoalan, memikirkan gagasan apa yang bisa kita kembangkan, termasuk dalam situasi pandemi sekarang. Keikutsertaan kita dalam program ini, adalah salah satu bentuk investasi leher ke atas.
Daya tarik yang membuat saya begitu antusias adalah, inklusivitas program ini dapat menjangkau kelompok di pedesaan, eks pekerja migran Indonesia, difabel, serta mereka yang tinggal di daerah tertinggal. Program inklusif ini bahkan bisa mengukur perkembangan proses pembelajaran para penerimanya. Dengan sejumlah besar mitra lembaga pelatihan yang terlibat didalamnya, menjadi peluang besar bagi kita belajar tentang banyak hal tentang seluk beluk bisnis, membangun kapasitas ketrampilan kita. Menurut survey Ipsos, sebuah lembaga riset global dari Ameika Serikat, dari banyak program bantuan masyarakat yang diberikan pemerintah, prakerja adalah program bantuan yang paling banyak didapatkan masyarakat dan bermanfaat besar.
Masih banyak peluang kita memanfaatkan kondisi daring dengan banyak investasi menambah kecerdasan dan ketrampilan kita, teori dan praksis. Perubahan mindset adalah core utama dari skema ber-investasi leher ke atas, untuk membantu kita menghadapi perubahan paska pandemi. Saya meyakini, setelah pandemi akan terjadi boom ekonomi. Orang akan berlomba memasuki pasar bisnis dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Apalagi setelah terkungkung pandemi sekian lama. Saya siap memasuki gelombang baru itu! Anda bagaimana? (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar