Oleh Hasanuddin Yusuf Adan
http://aceh.tribunnews.com/2014/01/08/wajah-semrawut-politik-aceh
SECARA regional Aceh sering berulah (bertingkah-ed.) dengan induknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang cenderung mengarah pada ‘permainan’ politik anarkis bahkan sampai harus mengangkat senjata. Lihat saja, misalnya, kasus Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang meletus pada 21 September 1953 dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang di-isytihar-kan pada 4 Desember 1976, sehingga Aceh ‘terjebak’ dalam perang dan konflik berkepanjangan dengan pusat.
Secara historis wajah politik Aceh masa lampau terkesan semraut, karena selain terjadi perseteruan dengan Jakarta juga terjadi pertarungan sesama anak bangsa seperti dalam kasus DI/TII, perang Cumbok dan Gerakan Aceh Merdeka. Perseteruan tersebut membuat wajah politik Aceh tempo doeloe kacau balau dan tidak menentu arah karena perseteruan itu tidak menguntungkan Aceh dan bangsanya, melainkan mendapatkan kemenangan tidak langsung kepada RI karena mampu mengajak Aceh ke meja perundingan dan mempertahankan eksistensi NKRI itu sendiri.
Wajah politik Aceh zaman kini terkesan semraut dikarenakan terjadi perseteruan antar kelompok dan etnis di Aceh. Di satu sisi para pejuang GAM yang sedang menikmati indahnya jabatan dan kekuasaan berkeinginan agar terus berada di tampuk kekuasaan sampai batas waktu maksimal. Di sisi lain pihak penentang sebagai pecahan GAM terus berupaya agar Pemilu 2014 nanti mereka bisa dominan menguasai kursi legislatif Aceh. Dan sisi lain pula yang merasa diri mantan GAM periode awal, kini mulai melangkahkan kakinya untuk eksis di tengah-tengah masyarakat Aceh. Perseteruan itu semua akan bermuara kepada hancurnya sistem demokrasi terutama dalam Pemilu 2014 dan runyamnya ukhuwah islamiah di Aceh untuk jangka waktu yang berkepanjangan.
Akibat dari semrautnya wajah politik Aceh semacam itu akan terjadi teror-meneror, ancam-mengancam, beli-membeli, tipu-menipu, dan paksa-memaksa menjelang pemilu, dalam pemilu, dan pasca-Pemilu 2014 nanti. Itulah wajah suram politik Aceh ke depan yang sulit dibendung dan dicari solusi karena masing-masing pihak merasa kuat, merasa benar, merasa memiliki dan merasa mampu. Padahal yang benar itu datangnya dari Allah Swt (al-haqqu min Rabbik fala takunanna minal mumtarin).
Beranjak dari pengalaman-pengalaman masa silam, pihak RI sangat mendambakan wajah politik Aceh yang semraut dan suram semacam itu, agar mereka dapat menjadi pihak ketiga yang diuntungkan oleh situasi dan kondisi. Lagi-lagi apabila situasi semacam ini yang muncul, maka yang sangat diuntungkan adalah pihak RI dan kerugiannya sudah barang tentu Aceh sendiri.
Empat kekuatan besar
Dalam kegalauan sikap para politikus dan ketidak-menentuan arah politik Aceh semacam itu, langsung atau tidak langsung dapat kita petakan arah dan dominasi kekuatan politik Aceh ke depan akan berada pada empat kekuatan besar, yaitu: Pertama, Partai Aceh (PA) sebagai pihak yang tengah berkuasa saat ini; Kedua, Partai Nasional Aceh (PNA) yang sudah pernah berkuasa ketika Irwandi Yusuf menjadi Gubernur Aceh; Ketiga, para mantan GAM yang kini memunculkan sosok dr Husaini Hasan kehadapan publik, dan; Keempat, yang kini sedang ‘duduk manis’ tetapi bakal berkuasa secara ideologis di Aceh adalah kekuatan dayah Aceh.
Kekuatan pertama, kedua, dan ketiga, yang sama-sama mantan GAM diprediksikan akan bertarung hebat dalam menguasai Aceh ke depan dengan mekanisme dan polanya masing-masing. Melihat pengalaman sebelumnya, PA tentunya akan berusaha keras untuk mempertahankan kekuasaan dan kekuatan yang ada dengan cara apa pun. Intinya, kekuasaan yang sedang berada di tangan mereka hari ini tidak berpindah ke tangan lain, persoalan halal haram itu ditempatkan di luar ranah politik.
Walaupun itu gambaran dan analisa keinginan mereka, namun kondisi di lapangan hari ini sedikit berkata lain. Akibat adanya PNA dan hadirnya figur Husaini Hasan kembali di tengah masyarakat Aceh, maka sejumlah pengikut setia PA dapat beralih pandang kepada dua kekuatan baru tersebut. Sehingga diprediksikan pada Pemilu 2014 nanti PA tidak bakal mendominasi kursi DPRA dan DPRK, kecuali kalau peluang dan cara politik mereka yang kita sebutkan di atas tadi dapat dijalankan dengan mulus seperti masa sebelumnya.
Di samping itu, PA juga mengerti kalau pihak RI di Jakarta masih memperhitungkan kekuatan mereka, maka usaha dan upaya mereka adalah memenangkan Pemilu 2014 dengan cara apa saja walaupun nanti berujung ke Mahkamah Konstitusi (MK). Kalau berujung ke sana, pengalaman membuktikan merekalah yang selalu dimenangkan MK, termasuk kasus terbaru Pemilukada Pidie Jaya, kasus kelahiran Partai Aceh sendiri, kasus Wali Nanggroe, dan lainnya.
Sementara pihak PNA yang didominasi oleh mantan GAM yang pernah mendapat nikmat kekuasan masa Irwandi Yusuf berkuasa sebagai gubernur Aceh dahulu, di satu sisi merasa pesimis berhadapan dengan PA karena hari ini hampir seluruh pemerintahan di Aceh dikuasai PA, tetapi di sisi lain mereka terpaksa harus bergabung dengan PNA karena selain terutang budi dengan Irwandi juga sudah tersisih dari PA baik karena didominasi oleh sikap dan konsekuen dengan kebenaran sehingga keluar dari barisan PA maupun karena menyimpang dari garis perjuangan, sehingga didiskualifikasi dari PA.
Walau bagaimanapun, mereka sudah bertekad untuk mendobrak kebekuan politik Aceh yang didominasi PA hari ini dalam pemilu 2014 nanti selaras dengan hasil milad PNA kedua yang digelar pada pengujung 2013 lalu, di Banda Aceh. Mereka akan mengedepankan politik modern di Aceh dan melawan cara-cara politik premanisme sebagai wujud pembaharuan politik Aceh masa depan. Kalau mereka mampu mengembangkan isu-isu objektif dan logis disertai bukti nyata, ada kemungkinan mereka sanggup mengubah dan merombak kebekuan politik yang ada. Tetapi kalau modal (SDM, dana, saksi-saksi) tidak memadai akan sulit bagi mereka untuk mendobrak kekuatan politik PA.
Sementara kekuatan dr Husaini Hasan tidak bergerak dalam politik praktis karena mereka tidak membangun partai politik. Tetapi mereka berupaya menarik hati rakyat agar menyatu dengan mereka termasuk dengan meng-counter mulusnya pengukuhan Malik Mahmud menjadi Wali Nanggroe. Mereka ingin para mantan GAM yang kini berada di luar sistem pemerintah Aceh ikut mendapatkan ‘kue’ perdamaian sebagaimana mereka yang tengah berkuasa itu.
Mereka juga ingin memperlihatkan kepada bangsa Aceh bahwa GAM atau mantan GAM bukanlah orang-orang yang tengah duduk dalam barisan PA/KPA dan menguasai politik Aceh hari ini, melainkan mereka sendiri juga orang-orang GAM dan mantan-mantan GAM. Dengan demikian mereka langsung atau tidak langsung juga akan menjadi rival dan saingan berat bagi PA yang sedang berkuasa di Aceh hari ini.
Kekuatan dayah
Sementara kekuatan lain yang bakal menguasai dan memiliki politik Aceh ke depan adalah pihak dayah tradisional yang ada dan komit dengan gerakan dayahnya di Aceh hari ini. Mereka tidak terlalu membuang waktu, tenaga, apalagi uang untuk mengejar kekuasaan dan menguasai politik Aceh. Tetapi secara perlahan mereka ‘bekerja keras’ untuk memasukkan kader-kadernya ke dalam jajaran struktur pemerintah Aceh, terutama posisi-posisi yang mereka punya sumber daya manusia (SDM)-nya.
Hal itu, misalnya, terlihat hampir seluruh ketua/anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) di Aceh hari ini sudah dimiliki mereka. Konon, mereka juga tengah berupaya untuk dapat mendudukkan kader-kadernya di dinas-dinas terkait seperti Dinas Syariat Islam, Badan Dayah, dan Kemenag untuk memudahkan menguasai posisi-posisi lain ke depan. Mereka sangat sadar bahwa siapa saja yang menjadi penguasa Aceh tetap saja memerlukan mereka, karena rakyat berada bersama mereka.
Kini, mereka mengarahkan agar kader-kader lepasan dayah melanjutkan pendidikan di berbagai perguruan tinggi, termasuk pendidikan umum dalam rangka menyahuti kepentingan dan rencana manisnya tersebut. Kalau rancangan ini berjaya, maka ada kemungkinan yang berseteru adalah tiga kekuatan dari para mantan GAM tadi, tetapi yang mendapatkan kekuasaan secara manis (cok boh manok mirah) adalah pihak kader-kader dayah Aceh di masa depan. Wallahu a’lam.
Hasanuddin Yusuf Adan, Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, dan Dosen Siyasah pada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Email: diadanna@yahoo.com
Label
#
(2)
100 buku
(1)
1001 Cerita membangun Indonesia
(1)
2016
(1)
2019 prabowo presiden
(1)
2019 tetap jokowi
(1)
2020
(1)
2021
(2)
21 tahun
(1)
21 wasiat Sultan untu Aceh
(2)
49 tahun IAIN Araniry
(2)
99 buku
(1)
a ceh bahan buku
(1)
Abu Mudi
(1)
aceh
(11)
Aceh Barat
(2)
aceh digest
(1)
aceh history
(2)
aceh kode
(2)
aceh kopi
(1)
Aceh Singkil
(1)
aceh tengah
(3)
Aceh Tourism
(2)
Adat Aceh
(3)
agama
(25)
Air Bersih
(2)
aisya
(1)
Alue Naga
(1)
amazon
(1)
aminullah
(1)
anehnya negeriku indonesia
(3)
anggaran nanggroe aceh
(1)
anies
(1)
APBA
(6)
apresiasi serambi indonesia
(1)
arsip
(1)
artikel hanif
(74)
artikel kompas
(1)
artikel nabil azra
(3)
artikel rini
(4)
Artikel Serambi
(9)
artikel serambi-tokoh sastra melayu
(2)
artikel Tanah Rencong
(1)
artikel trans89.com
(1)
artikel/opini Modus Aceh
(1)
arundati roy
(1)
asia
(1)
asuransi
(2)
atlas of places
(1)
australia
(1)
Ayam
(1)
bacaan hari raya
(1)
bahan buku
(106)
bahan buku aceh
(1)
bahan buku kolaborasi
(2)
bahan buku.
(12)
bahan tulisan
(1)
bahana buku
(1)
bahasa
(2)
Banda Aceh
(1)
Bank Aceh syariah
(1)
Bank syariah Indonesia
(1)
batu
(1)
bawaslu
(1)
bencana alam
(7)
bendera dan lambang
(1)
Berbagi
(1)
berita nabil
(1)
berita serambi
(1)
berkeadilan
(1)
BHR
(1)
Bie Da Rao Wo Zhong Tian
(1)
bill gates
(2)
Bioscoop
(1)
Bioskop
(1)
birokrasi
(1)
birokrasi politik
(1)
Blogger Competition 2017
(1)
Blogger Indonesia
(1)
BMA 2023
(3)
Bola Kaki
(1)
book
(1)
BP2A
(1)
BPBA
(1)
BSI
(1)
budaya
(83)
budaya aceh
(12)
budaya massa
(1)
budaya tradisional
(2)
bukit barisan
(1)
buku
(7)
buku covid anak
(1)
Buku kapolri
(1)
bulkstore
(2)
bullying
(1)
bumi
(2)
bumi kita
(1)
bumi lestari
(2)
bumiku satu
(1)
Buyakrueng tedong-dong
(1)
cadabra
(1)
cerdas
(1)
cerita
(2)
cerpen
(2)
child abuse
(1)
climate change
(3)
Connecting Happiness
(3)
ConnectingHappiness
(1)
Cormoran Strike
(1)
Corona
(1)
corona virus19
(2)
covid
(1)
Covid-19
(1)
covid19
(9)
CSR
(1)
cuplikan
(1)
Cut Nyak Dhien
(1)
dakwah kreatid
(2)
Dana Hibah
(2)
dara baroe
(1)
Data
(1)
dayah
(4)
De Atjehers
(1)
demam giok
(1)
Democrazy?
(5)
demokrasi
(10)
demokrasi aceh
(6)
diaspora
(1)
dinasti politik
(3)
diplomasi gajah
(1)
Ditlantas Meupep-pep
(1)
diva
(1)
DKPP
(1)
Don’t Disturb Me Farming
(1)
DPRA
(1)
dr jeckyl
(1)
Drama
(1)
drive book not cars
(2)
dua tahun BSI
(1)
Dusun Podiamat
(1)
earth hour
(2)
earth hour 2012
(2)
ekonmi islam
(1)
Ekonomi
(52)
Ekonomi Aceh
(51)
ekonomi biru
(1)
ekonomi Islam
(7)
ekonomi sirkular
(2)
ekoomi
(1)
Ekosistem kopi
(1)
eksport import
(1)
Elizabeth Kolbert
(1)
essay
(1)
essay keren
(1)
essay nabil azra
(1)
falcon
(1)
fiksi
(1)
Film
(6)
Film animasi
(1)
film china
(1)
film cina
(1)
film drama
(3)
Film jadul
(1)
film lawas
(1)
filsafat
(2)
fir'aun
(1)
forum warga kota
(1)
forum warung kopi
(2)
FOTO ACEH
(2)
fourth generation university
(2)
GAIA
(1)
gajah sumatera
(1)
gam cantoi
(2)
gambar
(1)
ganjar
(1)
Garis Wallacea
(1)
garis Weber
(1)
Gas Terus
(1)
GasssTerusSemangatKreativitasnya
(1)
gempa
(2)
gender
(3)
generasi manusia
(1)
germs
(1)
gibran. jokowi
(1)
Gillian Rubinstein
(1)
god
(1)
goenawan mohamad
(1)
gramedia
(1)
groomer
(1)
grooming
(1)
gubernur
(2)
guiness book of record
(1)
guru
(1)
guru blusukan
(1)
guru kreatif
(1)
guru milenial
(1)
H. Soeprapto Soeparno
(1)
hacker cilik
(1)
Hadih Maja
(1)
Halodoc
(1)
Halue Bluek
(1)
hanibal lechter
(1)
hanif sofyan
(7)
hardikda
(1)
hari Air Sedunia
(3)
hari bumi
(2)
Hari gizi
(1)
hari hoaxs nasional
(2)
harry potter
(1)
hasan tiro
(1)
hastag
(1)
hemat energi
(1)
herman
(1)
Hikayat Aceh
(2)
hoaks
(2)
hoax
(2)
hobbies
(1)
hoegeng
(1)
HUDA
(1)
hukum
(3)
humboldtian
(1)
hutan indonesia
(5)
ibadah
(1)
ide baru
(1)
ide buku
(2)
idelisme
(1)
ideologi
(1)
idul fitri 2011
(1)
iklan
(1)
Iklan Bagus
(2)
indonesia
(4)
Indonesia city Expo 2011
(1)
industri
(1)
inovasi
(1)
Inovasi Program
(1)
intat linto
(1)
intermezo
(5)
internet dan anal-anak
(1)
investasi
(2)
investasi aceh
(1)
Iran
(1)
isatana merdeka
(1)
Islam
(1)
islam itu indah
(3)
Islamic banking
(1)
ismail bolong
(1)
Ismail Fahmi Lubis
(1)
IT
(4)
jalur Rempah
(2)
Jalur Rempah Dunia
(2)
Jalur rempah Nusantara
(2)
jeff bezzos
(1)
Jejak Belanda di Aceh
(1)
jepang
(1)
jk rowling
(2)
JNE
(5)
JNE Banda Aceh
(1)
JNE33Tahun
(1)
JNEContentCompetition2024
(1)
joanne kathleen rowling
(1)
jokoei
(1)
jokowi
(1)
juara 1 BMA kupasi 2023
(1)
juara 1 jurnalis
(1)
juara 2 BMA kupasi
(1)
juara 3 BMA kupasi 2023
(1)
jurnal blajakarta
(1)
jurnal walisongo
(1)
jurnalisme warga
(1)
kadisdik
(1)
kaki kuasa
(1)
kalender masehi
(1)
kambing hitam
(1)
kampanye
(1)
kampus unsyiah
(4)
kamuflase
(1)
karakter
(1)
kasus kanjuruhan
(1)
kasus sambo
(1)
kaya
(1)
KBR
(1)
kebersihan
(1)
Kebudayaan Aceh
(7)
Kebumen
(1)
kedai kupi
(1)
kedai-kopi
(1)
Kedokteran
(1)
kedokteran Islam
(1)
kejahatan anak
(1)
kejahatan seksual anak
(1)
kekuasaan.
(1)
kelas menulis SMAN 5
(4)
kelautan
(4)
keluarga berencana
(1)
Keluarga Ring Of Fire
(1)
kemenag
(1)
kemiskinan
(2)
kemukiman
(2)
kepemimpinan.
(2)
kepribadian
(1)
Kepribadian Muslim
(1)
kerajaan Aceh
(2)
kerja keras
(1)
kesehatan
(13)
kesehatan anak
(4)
keuangan
(1)
keuangan aceh
(1)
khaled hosseini
(1)
Khanduri Maulod
(1)
khutbah jumat
(1)
king maker
(1)
kirim naskah
(1)
Kisah
(1)
Kisah Islami
(1)
kite runner
(1)
KKR
(2)
KoescPlus
(1)
koleksi buku bagus
(4)
koleksi foto
(2)
Koleksi Kontribusi Buku
(1)
koleksi tulisanku
(2)
kolom kompas
(1)
kolom kompas hanif sofyan
(2)
kolom tempo
(2)
kompetensi siswa
(1)
Komunikasi
(1)
komunitas-serambi mihrab
(1)
konsumerisme
(1)
Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku
(3)
Kopi
(2)
kopi aceh
(5)
kopi gayo
(2)
kopi gayo.kopi aceh
(1)
kopi libri
(1)
Korupsi
(7)
korupsi di Aceh
(4)
kota masa depan
(1)
kota yang hilang
(1)
KPK
(2)
KPU
(1)
kredo
(1)
kriminal
(1)
krisis air
(2)
ku'eh
(1)
Kuliner Aceh
(2)
kultum
(2)
kupasi
(1)
kurikulum 2013
(1)
kwikku
(1)
Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh
(1)
lain-lain
(1)
lalu lintas
(1)
lambang dab bendera
(4)
laut
(1)
Laut Aceh
(1)
Laut Biru
(1)
lebaran 2025
(1)
legenda
(1)
Li Zhuo
(1)
lian hearn
(1)
Library
(1)
Library Gift Shop
(2)
lifestyle
(1)
limapuluah koto
(1)
Lin Xian
(1)
lincah
(1)
Lingkungan
(42)
lintho
(1)
listrik aceh
(1)
LNR
(1)
Lomba artikel 2016
(4)
Lomba blog 2016
(1)
lomba blog unsyiah 2018
(1)
Lomba Blogger Unsyiah
(2)
lomba JNE
(1)
lomba mneulis asuransi
(1)
LSM-NGO
(3)
M nasir Fekon
(1)
Maek
(1)
maekfestival
(1)
magazine
(1)
makam
(1)
malcom gladwell
(1)
manajemen
(2)
manipulatif
(1)
manusia
(2)
marginal
(1)
Masyarakat Urban.
(1)
Mauled
(1)
maulid
(2)
Maulod
(1)
Media
(1)
megawati
(1)
Melinjo
(1)
Memberi
(1)
menhir
(1)
Menyantuni
(1)
mesjid baiturahman
(2)
Meulaboh
(1)
MH Amiruddin
(1)
migas
(1)
mimbar jum'at
(1)
minangkabau
(1)
Misbar
(1)
misi
(1)
mitigasi bencana
(5)
molod
(1)
moral
(1)
More Than Just A Library
(2)
motivasi
(1)
MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry
(1)
MTSN4 Banda Aceh
(1)
mukim
(2)
mulieng
(1)
museum
(2)
museum aceh
(2)
Museum Tsunami Aceh
(4)
music
(1)
Music show
(1)
musik
(1)
muslim produktif
(1)
musrenbang
(1)
Nabi Muhammad
(2)
naga
(1)
nagari seribu menhir
(1)
narkotika
(1)
naskah asli
(3)
Naskah Kuno Aceh
(2)
Negeri rempah terbaik
(1)
nelayan
(1)
new normal
(1)
Nina Fathdini
(1)
novel
(1)
Nubuah
(1)
Nusantara
(1)
off road
(1)
olahraga
(2)
one day one surah
(1)
opini
(5)
opini aceh tribun
(2)
opini analisadaily.com
(1)
opini bebas
(1)
Opini di lentera
(1)
opini hanif
(1)
opini hanif di serambi indonesia
(4)
opini hanif sofyan
(1)
Opini Hanif Sofyan di Kompas.id
(1)
opini hanif sofyan di steemit
(1)
opini harian aceh
(4)
Opini Harian Waspada
(1)
opini kompasiana
(2)
opini lintas gayo
(11)
opini lintas gayo com
(1)
opini LintasGayo.co
(2)
opini majalah tanah rencong
(1)
opini nabil azra
(1)
opini rini wulandari
(1)
opini serambi
(43)
opini serambi indoensia
(4)
opini serambi indonesia
(169)
opini siswa
(4)
opini tabloid lintas gayo
(5)
opini tempo
(1)
otsus
(1)
OYPMK
(1)
pandemi
(1)
pandemi covid-19
(9)
papua
(1)
Pariwisata
(3)
pariwisata aceh
(1)
parlemen aceh politik aceh
(8)
pawang
(1)
PDAM
(1)
PDIP
(1)
pelosok negeri
(1)
Peluang Pasar
(1)
pemanasan global. green energy
(1)
pembangunan
(29)
pembangunan aceh
(1)
pemerintah
(4)
pemerintahan
(1)
pemilu 2014
(5)
pemilu pilkada
(1)
pemilukada
(9)
Pemilukada Aceh
(14)
penddikan
(2)
pendidikan
(29)
pendidikan Aceh
(27)
penjahat kambuhan
(1)
penyair aceh
(1)
Penyakit kusta
(1)
Perbankan
(3)
perbankan islam
(3)
perdamaian
(1)
perempuan
(8)
perempuan Aceh
(5)
perempuan dan ibu
(1)
perempuan dan politik
(2)
perikanan
(1)
perpustakaan
(2)
perputakaan
(1)
personal
(2)
personal-ekonomi
(1)
pertanian
(2)
perusahaan ekspedisi
(1)
perusahaan logistik
(1)
perwira tinggi polri
(1)
pesantren
(2)
Pesta Demokrasi
(1)
pidie
(1)
pileg
(1)
pileg 2019
(2)
pilkada
(14)
pilpres
(2)
pilpres 2019
(3)
pilpres 2024
(2)
PKK Aceh
(1)
plastik
(1)
PNS
(1)
polisi
(2)
polisi jahat
(1)
politik
(115)
politik aceh
(160)
politik indonesia
(3)
politik KPK versus korupsi
(4)
politik nasional
(4)
politis
(1)
politisasi
(1)
politk
(5)
Polri
(1)
polri presisi
(1)
popular
(1)
poster.
(1)
prabowo
(2)
prediktif
(1)
presiden
(1)
presiden 2019-2024
(1)
PRESISI POLRI
(1)
produktifitas
(1)
PROFIL
(1)
propaganda
(1)
psikologi
(2)
psikologi anak
(1)
psikologi pendidikan
(1)
psikologis
(1)
Pulo Aceh
(1)
PUSA
(2)
pustaka
(1)
qanun
(1)
qanun Anti rentenir
(1)
Qanun LKS
(2)
Qu Meng Ru
(1)
ramadan
(1)
ramadhan
(2)
Ramadhan 2011
(4)
ramadhan 2012
(2)
rawa tripa
(1)
recycle
(1)
reduce
(1)
reformasi birokrasi
(1)
religius
(1)
Resensi buku
(3)
Resensi Buku hanif
(2)
resensi film
(2)
resensi hanif
(2)
residivis
(1)
resolusi. 2021
(2)
responsibility
(1)
reuse
(1)
review buku
(1)
revolusi industri
(1)
robert galbraith
(1)
rohingya
(1)
Romansa
(1)
romantisme kanak-kanak
(1)
RPJM Aceh
(3)
RTRWA
(2)
ruang kelas
(1)
rujak u grouh apaloet
(1)
rumbia aceh
(1)
sains
(1)
Samalanga
(1)
sampah
(1)
satria mahardika
(1)
satu guru satu buku
(1)
satwa liar
(1)
secangkir kopi
(1)
sejarah
(9)
sejarah Aceh
(28)
sejarah Aceh.
(3)
sejarah dunia
(1)
sejarah-bahasa
(5)
sekda
(1)
sekolah
(1)
sekolah terpencil
(1)
selfie politik
(1)
Servant Leadership
(1)
setahun polri presisi
(1)
setapak perubahan
(1)
sigit listyo
(1)
sikoat
(1)
Sineas Aceh
(2)
Sinema Aceh
(2)
sinovac
(1)
situs
(1)
snapshot
(1)
sosial
(14)
sosiologi
(1)
sosiopat
(1)
SOSOK.TOKOH ACEH
(3)
spesies
(1)
statistik
(1)
Stigma
(1)
Stop Bajak Karya Online
(1)
sultan iskandar muda
(1)
sumatera barat
(1)
sustainable laundry
(1)
syariat islam
(7)
TA sakti
(1)
tahun baru
(2)
tambang aceh
(1)
tambang ilegal
(1)
tanah rencong
(1)
tantang IB
(1)
Tata Kelola pemerintahan
(4)
tata kota
(2)
TDMRC
(1)
Tehani Wessely
(1)
tehnologi
(5)
televisi
(1)
Tenaga kerja
(2)
terbit buku
(1)
the cucko'scalling
(1)
Thriller
(1)
timor leste
(1)
tips
(3)
tokoh dunia
(1)
tokoh kartun serambi
(2)
tradisi
(2)
tradisi aceh
(2)
tradisional
(1)
transparansi
(1)
tsunami
(9)
Tsunami Aceh
(9)
Tsunami story Teller
(2)
tuan hide
(1)
tukang obat
(1)
tulisan ringan
(1)
TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI
(1)
TV Aceh
(1)
tv dan anak-anak
(3)
uang haram
(1)
ujaran kebencian
(1)
ulama aceh
(7)
UMKM
(1)
Unsyiah
(2)
Unsyiah Library
(3)
Unsyiah Library Fiesta 2017
(3)
upeti
(1)
upeti jin
(1)
ureung aceh
(1)
vaksin
(2)
viral
(1)
visi
(1)
Visit Aceh
(2)
Visit Banda Aceh
(7)
Visit Banda Aceh 2011
(4)
walhi goes to school
(1)
wali nanggroe
(3)
walikota 2014
(1)
wanita Iran
(1)
warung kupi
(2)
wirausaha aceh
(1)
Wisata Aceh
(5)
wisata spiritual
(2)
wisata tematik jalur rempah
(1)
Yayat Supriyatna
(1)
youtube
(2)
YouTube YoYo English Channel
(1)
YPBB
(1)
zero waste
(2)
Zhuang Xiao Man
(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar