Label

# (2) 100 buku (1) 1001 Cerita membangun Indonesia (1) 2016 (1) 2019 prabowo presiden (1) 2019 tetap jokowi (1) 2020 (1) 2021 (2) 21 tahun (1) 21 wasiat Sultan untu Aceh (2) 49 tahun IAIN Araniry (2) 99 buku (1) a ceh bahan buku (1) Abu Mudi (1) aceh (11) Aceh Barat (2) aceh digest (1) aceh history (2) aceh kode (2) aceh kopi (1) Aceh Singkil (1) aceh tengah (3) Aceh Tourism (2) Adat Aceh (3) agama (25) Air Bersih (2) aisya (1) Alue Naga (1) amazon (1) aminullah (1) anehnya negeriku indonesia (3) anggaran nanggroe aceh (1) anies (1) APBA (6) apresiasi serambi indonesia (1) arsip (1) artikel hanif (74) artikel kompas (1) artikel nabil azra (3) artikel rini (4) Artikel Serambi (9) artikel serambi-tokoh sastra melayu (2) artikel Tanah Rencong (1) artikel trans89.com (1) artikel/opini Modus Aceh (1) arundati roy (1) asia (1) asuransi (2) atlas of places (1) australia (1) Ayam (1) bacaan hari raya (1) bahan buku (106) bahan buku aceh (1) bahan buku kolaborasi (2) bahan buku. (12) bahan tulisan (1) bahana buku (1) bahasa (2) Banda Aceh (1) Bank Aceh syariah (1) Bank syariah Indonesia (1) batu (1) bawaslu (1) bencana alam (7) bendera dan lambang (1) Berbagi (1) berita nabil (1) berita serambi (1) berkeadilan (1) BHR (1) Bie Da Rao Wo Zhong Tian (1) bill gates (2) Bioscoop (1) Bioskop (1) birokrasi (1) birokrasi politik (1) Blogger Competition 2017 (1) Blogger Indonesia (1) BMA 2023 (3) Bola Kaki (1) book (1) BP2A (1) BPBA (1) BSI (1) budaya (83) budaya aceh (12) budaya massa (1) budaya tradisional (2) bukit barisan (1) buku (7) buku covid anak (1) Buku kapolri (1) bulkstore (2) bullying (1) bumi (2) bumi kita (1) bumi lestari (2) bumiku satu (1) Buyakrueng tedong-dong (1) cadabra (1) cerdas (1) cerita (2) cerpen (2) child abuse (1) climate change (3) Connecting Happiness (3) ConnectingHappiness (1) Cormoran Strike (1) Corona (1) corona virus19 (2) covid (1) Covid-19 (1) covid19 (9) CSR (1) cuplikan (1) Cut Nyak Dhien (1) dakwah kreatid (2) Dana Hibah (2) dara baroe (1) Data (1) dayah (4) De Atjehers (1) demam giok (1) Democrazy? (5) demokrasi (10) demokrasi aceh (6) diaspora (1) dinasti politik (3) diplomasi gajah (1) Ditlantas Meupep-pep (1) diva (1) DKPP (1) Don’t Disturb Me Farming (1) DPRA (1) dr jeckyl (1) Drama (1) drive book not cars (2) dua tahun BSI (1) Dusun Podiamat (1) earth hour (2) earth hour 2012 (2) ekonmi islam (1) Ekonomi (52) Ekonomi Aceh (51) ekonomi biru (1) ekonomi Islam (7) ekonomi sirkular (2) ekoomi (1) Ekosistem kopi (1) eksport import (1) Elizabeth Kolbert (1) essay (1) essay keren (1) essay nabil azra (1) falcon (1) fiksi (1) Film (6) Film animasi (1) film china (1) film cina (1) film drama (3) Film jadul (1) film lawas (1) filsafat (2) fir'aun (1) forum warga kota (1) forum warung kopi (2) FOTO ACEH (2) fourth generation university (2) GAIA (1) gajah sumatera (1) gam cantoi (2) gambar (1) ganjar (1) Garis Wallacea (1) garis Weber (1) Gas Terus (1) GasssTerusSemangatKreativitasnya (1) gempa (2) gender (3) generasi manusia (1) germs (1) gibran. jokowi (1) Gillian Rubinstein (1) god (1) goenawan mohamad (1) gramedia (1) groomer (1) grooming (1) gubernur (2) guiness book of record (1) guru (1) guru blusukan (1) guru kreatif (1) guru milenial (1) H. Soeprapto Soeparno (1) hacker cilik (1) Hadih Maja (1) Halodoc (1) Halue Bluek (1) hanibal lechter (1) hanif sofyan (7) hardikda (1) hari Air Sedunia (3) hari bumi (2) Hari gizi (1) hari hoaxs nasional (2) harry potter (1) hasan tiro (1) hastag (1) hemat energi (1) herman (1) Hikayat Aceh (2) hoaks (2) hoax (2) hobbies (1) hoegeng (1) HUDA (1) hukum (3) humboldtian (1) hutan indonesia (5) ibadah (1) ide baru (1) ide buku (2) idelisme (1) ideologi (1) idul fitri 2011 (1) iklan (1) Iklan Bagus (2) indonesia (4) Indonesia city Expo 2011 (1) industri (1) inovasi (1) Inovasi Program (1) intat linto (1) intermezo (5) internet dan anal-anak (1) investasi (2) investasi aceh (1) Iran (1) isatana merdeka (1) Islam (1) islam itu indah (3) Islamic banking (1) ismail bolong (1) Ismail Fahmi Lubis (1) IT (4) jalur Rempah (2) Jalur Rempah Dunia (2) Jalur rempah Nusantara (2) jeff bezzos (1) Jejak Belanda di Aceh (1) jepang (1) jk rowling (2) JNE (5) JNE Banda Aceh (1) JNE33Tahun (1) JNEContentCompetition2024 (1) joanne kathleen rowling (1) jokoei (1) jokowi (1) juara 1 BMA kupasi 2023 (1) juara 1 jurnalis (1) juara 2 BMA kupasi (1) juara 3 BMA kupasi 2023 (1) jurnal blajakarta (1) jurnal walisongo (1) jurnalisme warga (1) kadisdik (1) kaki kuasa (1) kalender masehi (1) kambing hitam (1) kampanye (1) kampus unsyiah (4) kamuflase (1) karakter (1) kasus kanjuruhan (1) kasus sambo (1) kaya (1) KBR (1) kebersihan (1) Kebudayaan Aceh (7) Kebumen (1) kedai kupi (1) kedai-kopi (1) Kedokteran (1) kedokteran Islam (1) kejahatan anak (1) kejahatan seksual anak (1) kekuasaan. (1) kelas menulis SMAN 5 (4) kelautan (4) keluarga berencana (1) Keluarga Ring Of Fire (1) kemenag (1) kemiskinan (2) kemukiman (2) kepemimpinan. (2) kepribadian (1) Kepribadian Muslim (1) kerajaan Aceh (2) kerja keras (1) kesehatan (13) kesehatan anak (4) keuangan (1) keuangan aceh (1) khaled hosseini (1) Khanduri Maulod (1) khutbah jumat (1) king maker (1) kirim naskah (1) Kisah (1) Kisah Islami (1) kite runner (1) KKR (2) KoescPlus (1) koleksi buku bagus (4) koleksi foto (2) Koleksi Kontribusi Buku (1) koleksi tulisanku (2) kolom kompas (1) kolom kompas hanif sofyan (2) kolom tempo (2) kompetensi siswa (1) Komunikasi (1) komunitas-serambi mihrab (1) konsumerisme (1) Kontribusi Hanif Sofyan untuk Buku (3) Kopi (2) kopi aceh (5) kopi gayo (2) kopi gayo.kopi aceh (1) kopi libri (1) Korupsi (7) korupsi di Aceh (4) kota masa depan (1) kota yang hilang (1) KPK (2) KPU (1) kredo (1) kriminal (1) krisis air (2) ku'eh (1) Kuliner Aceh (2) kultum (2) kupasi (1) kurikulum 2013 (1) kwikku (1) Labschool UIN Ar Raniry Banda Aceh (1) lain-lain (1) lalu lintas (1) lambang dab bendera (4) laut (1) Laut Aceh (1) Laut Biru (1) lebaran 2025 (1) legenda (1) Li Zhuo (1) lian hearn (1) Library (1) Library Gift Shop (2) lifestyle (1) limapuluah koto (1) Lin Xian (1) lincah (1) Lingkungan (42) lintho (1) listrik aceh (1) LNR (1) Lomba artikel 2016 (4) Lomba blog 2016 (1) lomba blog unsyiah 2018 (1) Lomba Blogger Unsyiah (2) lomba JNE (1) lomba mneulis asuransi (1) LSM-NGO (3) M nasir Fekon (1) Maek (1) maekfestival (1) magazine (1) makam (1) malcom gladwell (1) manajemen (2) manipulatif (1) manusia (2) marginal (1) Masyarakat Urban. (1) Mauled (1) maulid (2) Maulod (1) Media (1) megawati (1) Melinjo (1) Memberi (1) menhir (1) Menyantuni (1) mesjid baiturahman (2) Meulaboh (1) MH Amiruddin (1) migas (1) mimbar jum'at (1) minangkabau (1) Misbar (1) misi (1) mitigasi bencana (5) molod (1) moral (1) More Than Just A Library (2) motivasi (1) MTSN 4 Labschool UIN Ar Raniry (1) MTSN4 Banda Aceh (1) mukim (2) mulieng (1) museum (2) museum aceh (2) Museum Tsunami Aceh (4) music (1) Music show (1) musik (1) muslim produktif (1) musrenbang (1) Nabi Muhammad (2) naga (1) nagari seribu menhir (1) narkotika (1) naskah asli (3) Naskah Kuno Aceh (2) Negeri rempah terbaik (1) nelayan (1) new normal (1) Nina Fathdini (1) novel (1) Nubuah (1) Nusantara (1) off road (1) olahraga (2) one day one surah (1) opini (5) opini aceh tribun (2) opini analisadaily.com (1) opini bebas (1) Opini di lentera (1) opini hanif (1) opini hanif di serambi indonesia (4) opini hanif sofyan (1) Opini Hanif Sofyan di Kompas.id (1) opini hanif sofyan di steemit (1) opini harian aceh (4) Opini Harian Waspada (1) opini kompasiana (2) opini lintas gayo (11) opini lintas gayo com (1) opini LintasGayo.co (2) opini majalah tanah rencong (1) opini nabil azra (1) opini rini wulandari (1) opini serambi (43) opini serambi indoensia (4) opini serambi indonesia (169) opini siswa (4) opini tabloid lintas gayo (5) opini tempo (1) otsus (1) OYPMK (1) pandemi (1) pandemi covid-19 (9) papua (1) Pariwisata (3) pariwisata aceh (1) parlemen aceh politik aceh (8) pawang (1) PDAM (1) PDIP (1) pelosok negeri (1) Peluang Pasar (1) pemanasan global. green energy (1) pembangunan (29) pembangunan aceh (1) pemerintah (4) pemerintahan (1) pemilu 2014 (5) pemilu pilkada (1) pemilukada (9) Pemilukada Aceh (14) penddikan (2) pendidikan (29) pendidikan Aceh (27) penjahat kambuhan (1) penyair aceh (1) Penyakit kusta (1) Perbankan (3) perbankan islam (3) perdamaian (1) perempuan (8) perempuan Aceh (5) perempuan dan ibu (1) perempuan dan politik (2) perikanan (1) perpustakaan (2) perputakaan (1) personal (2) personal-ekonomi (1) pertanian (2) perusahaan ekspedisi (1) perusahaan logistik (1) perwira tinggi polri (1) pesantren (2) Pesta Demokrasi (1) pidie (1) pileg (1) pileg 2019 (2) pilkada (14) pilpres (2) pilpres 2019 (3) pilpres 2024 (2) PKK Aceh (1) plastik (1) PNS (1) polisi (2) polisi jahat (1) politik (115) politik aceh (160) politik indonesia (3) politik KPK versus korupsi (4) politik nasional (4) politis (1) politisasi (1) politk (5) Polri (1) polri presisi (1) popular (1) poster. (1) prabowo (2) prediktif (1) presiden (1) presiden 2019-2024 (1) PRESISI POLRI (1) produktifitas (1) PROFIL (1) propaganda (1) psikologi (2) psikologi anak (1) psikologi pendidikan (1) psikologis (1) Pulo Aceh (1) PUSA (2) pustaka (1) qanun (1) qanun Anti rentenir (1) Qanun LKS (2) Qu Meng Ru (1) ramadan (1) ramadhan (2) Ramadhan 2011 (4) ramadhan 2012 (2) rawa tripa (1) recycle (1) reduce (1) reformasi birokrasi (1) religius (1) Resensi buku (3) Resensi Buku hanif (2) resensi film (2) resensi hanif (2) residivis (1) resolusi. 2021 (2) responsibility (1) reuse (1) review buku (1) revolusi industri (1) robert galbraith (1) rohingya (1) Romansa (1) romantisme kanak-kanak (1) RPJM Aceh (3) RTRWA (2) ruang kelas (1) rujak u grouh apaloet (1) rumbia aceh (1) sains (1) Samalanga (1) sampah (1) satria mahardika (1) satu guru satu buku (1) satwa liar (1) secangkir kopi (1) sejarah (9) sejarah Aceh (28) sejarah Aceh. (3) sejarah dunia (1) sejarah-bahasa (5) sekda (1) sekolah (1) sekolah terpencil (1) selfie politik (1) Servant Leadership (1) setahun polri presisi (1) setapak perubahan (1) sigit listyo (1) sikoat (1) Sineas Aceh (2) Sinema Aceh (2) sinovac (1) situs (1) snapshot (1) sosial (14) sosiologi (1) sosiopat (1) SOSOK.TOKOH ACEH (3) spesies (1) statistik (1) Stigma (1) Stop Bajak Karya Online (1) sultan iskandar muda (1) sumatera barat (1) sustainable laundry (1) syariat islam (7) TA sakti (1) tahun baru (2) tambang aceh (1) tambang ilegal (1) tanah rencong (1) tantang IB (1) Tata Kelola pemerintahan (4) tata kota (2) TDMRC (1) Tehani Wessely (1) tehnologi (5) televisi (1) Tenaga kerja (2) terbit buku (1) the cucko'scalling (1) Thriller (1) timor leste (1) tips (3) tokoh dunia (1) tokoh kartun serambi (2) tradisi (2) tradisi aceh (2) tradisional (1) transparansi (1) tsunami (9) Tsunami Aceh (9) Tsunami story Teller (2) tuan hide (1) tukang obat (1) tulisan ringan (1) TUmbuh seimbang berkelanjutan bersama BSI (1) TV Aceh (1) tv dan anak-anak (3) uang haram (1) ujaran kebencian (1) ulama aceh (7) UMKM (1) Unsyiah (2) Unsyiah Library (3) Unsyiah Library Fiesta 2017 (3) upeti (1) upeti jin (1) ureung aceh (1) vaksin (2) viral (1) visi (1) Visit Aceh (2) Visit Banda Aceh (7) Visit Banda Aceh 2011 (4) walhi goes to school (1) wali nanggroe (3) walikota 2014 (1) wanita Iran (1) warung kupi (2) wirausaha aceh (1) Wisata Aceh (5) wisata spiritual (2) wisata tematik jalur rempah (1) Yayat Supriyatna (1) youtube (2) YouTube YoYo English Channel (1) YPBB (1) zero waste (2) Zhuang Xiao Man (1)

Kamis, 22 Maret 2012

Air di tahun 2025 (Refleksi Hari Air Sedunia)

by hans-acehdigest-opini-serambi indonesia

Dalam Waterworld, film fiksi Hollywood, garapan Kevin Reynolds (1995), yang dibintangi Kevin Costner, bumi digambarkan dipenuhi air luapan salju abadi Antartika. Dan seperti kisah film, bumi juga diprediksi  akan mengalami periode itu, hanya saja di tahun 2025, air bersih akan menjadi komoditi paling langka, paling susah dicari, dan paling mahal di pasaran. Jikalau Carrefour dan Matahari sudah menimbunnya sejak sekarang ia akan menjadi superstore pada era itu. Apakah ide ini hanya sebuah kisah paradoksi, dari realitas sebaliknya yang  akan terjadi, sebagaimana diprediksi oleh banyak pakar?. Sebuah bumi krisis air!.

Tanpa air, manusia, bahkan bumi tak memliki daya hidup. Selain udara sebagai paru-paru bumi, air adalah ibu dari kebutuhan primer manusia. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan selama 8 minggu, namun tanpa air, 3-5 hari akan menjadi rekor baru manusia untuk mampu bertahan hidup. (howstuffworks,
30/11/2009). Bahkan untuk kesehatan dan efisiensi tubuh ideal saja, manusia membutuhkan minimal 2 liter air bersih per hari (survivaltopics, 2011).

Gagasan apa yang hendak dimunculkan Kevin Reynolds sang produser, dengan menghadirkan film tersebut. Dilema kelangkaan airkah atau kekuatiran pada water war, perang memperebutkan air?. Dalam Blue gold: world water wars film yang disutradarai Malcolm McDowell dan Buku Blue Gold karya Maude Barlow dan Tony Clarke, kelak air akan menjadi komoditi primer bernilai multi jutadolar dan merajai pasar. Bahkan negara dengan konsep demokrasi yang mengatur bahwa “bumi dengan segala isinya untuk kesejahteraan rakyat” sekalipun tak mampu berkutik dalam persaingan bisnis. Kelak air juga akan menjadi alat pemicu perang bisnis dan perang dalam arti yang sesungguhnya, perang memperebutkan air!.

Komoditas Langka
Pada mulanya gagasan menjual air dalam botolan adalah gagasan tak masuk akal. Betapa tidak, dengan kemudahan akses orang terhadap air, lalu muncul gagasan menjual air dengan harga mahal. Namun ternyata  gaya hidup, gengsi, dunia serba instan, mempermulus bisnis ini. Jika kini saja air botolan bisa dijual pada label harga ribuan bahkan puluhan ribu, padahal 2 dekade lalu dianggap mustahil, bagaimana bayangan kita untuk tahun 2025.


Lalu bagaimana kita menyingkapi  kekuatiran  munculnya prahara langka air, jika hal itu menjadi kenyataan bahkan lebih cepat dari yang kita perkirakan. Persaingan lebih brutal akan membuat sumber air jauh lebih cepat terhabiskan dan kita tak perlu menunggu hingga tahun 2025 untuk sampai pada kondisi krisis air!. Barangkali tahun 2020, akan menjadi tahun dimulainya krisis air, dimulai dari penguasaan air oleh segelintir perusahan air minum. Kemudian bergulir pada meningkatnya kebutuhan air sehat, bersih dan hygienis, sehingga permintaan air melonjak dan menguras stok yang ada. Hukum demand supply menjadi sinyal keberadaan air yang kian penting dan diperhitungkan sebagai salah satu alasan dimulainya sengketa, diawali dari persaingan dalam level bisnis. Melonjaknya permintaan air, akan mengeringkan sumber-sumber air tawar pada awalnya, kemudian perang akan diarahkan pada diversifikasi produk olahan baru, menyuling air laut. Seperti yang tengah dilakukan di Dubai, kota multi bilyun, “menimbun laut”, menciptakan daratan baru. Apakah ini juga yang akan menjadi kenyataan ketika pada akhirnya bumi kehilangan air dan didominasi daratan mahaluas?.

Laut memang luas, namun seberapa banyak negara pada tahun 2025 yang mampu menyuplai air untuk mayoritas warga negaranya. Bayangkan jika sebuah negara kecil seukuran Maladewa atau Maldives yang didiami oleh 103.693 jiwa penduduk (2006) dan masing masing orang mengkonsumsi 5 liter setiap harinya maka dibutuhkan, 518.465 liter, kasarnya kurang lebih setengah juta liter per hari. Berapa banyak pabrik dibutuhkan untuk menyuplai air bersih sejumlah itu?, berapa banyak energi yang harus dikorbankan untuk melakukan penyulingan?. Energi apa yang layak digunakan untuk menyuplai kebutuhan air yang harus dikonsumsi setiap hari sepanjang hayat?. Dan pertanyaan mendasar yang kemudian muncul adalah, berapa banyak negara mampu melakukan produksi dengan alat dan tehnologi, dengan biaya yang tinggi?. Akankah hal tersebut nantinya akan mendorong persaingan, ekspansi, aneksasi,invasi antar negara untuk saling berebut dan menguasai.

Pro Kontra Diet Air
Agak aneh dan terasa mengada-ada barangkali jika kita sekarang berandai-andai soal itu, karena hari ini, air ledeng masih penuh di ujung kran air kita, air minum dalam kemasan masih jadi komoditi kelas kesekian dari sekian banyak kebutuhan primer kita. Hasilnya, daya kritis kita masih minus, tantangan langkanya air belum dianggap darurat. Kecuali mungkin bagi kelompok-kelompok pegiat lingkungan yang mulai meresponnya dengan menawarkan gagasan “lebih ramah dan peduli lingkungan”dengan hemat air. Sebagian orang mengolok-olok layaknya kisah Nabi Nuh dan perahunya. Dianggap bicara omong kosong ketika bicara krisis air, karena kuatir dengan realitas yang belum terbayang mata. Namun, setidaknya wacana “kekuatiran” ini akan memberikan ruang kontemplasi, bahwa konsep keseimbangan manusia dan alam yang selalu digembar-gemborkan para pecinta lingkungan bukan sebuah kekuatiran yang tak beralasan dan  hanya berdasar phobia semata. Ini pulalah yang mendasari Diperingati Hari Air Sedunia setiap 22 Maret, berdasarkan kesepakatan Sidang Umum PBB ke-47 pada 22 Desember 1992 yang melahirkan Resolusi Nomor 147/1993 tentang hari peduli air yang akan diperingati besok.

Mungkin kita kelak akan menjadi generasi yang tak akan menjumpai realitas itu (sebuah dunia minim air), meski faktor gizi mendorong kita memiliki umur lebih panjang namun, kita rapuh dengan berbagai penyakit baru yang bermunculan. Bagaimana dengan anak-anak kita, pernahkan kita memikirkan bahwa langkah kecil untuk peduli pada kekuatiran masa depan “sebuah dunia minim air”, adalah demi buah hati kita yang kelak akan menjalani hidup, minimal dalam kategori normal seperti yang kita rasakan sekarang.

Kita belum lagi menyentuh substansi lain, tentang air tanah dan interupsi air laut, yang mulai menjarah daratan, seperti yang terjadi di Ibukota Jakarta misalnya, hingga masuk radius mendekati permukiman paling padat penduduk di tengah kota. Pada tahun 2025, 78,4% kabupaten/Kota di Pulau Jawa akan defisit air, (detikcom, 2011),kelak, seluruh Jakarta akan “dijajah” interupsi air laut. Sehingga PDAM akan beralih fungsi menjadi "PDPAL" (Perusahaan Daerah Penyuling Air Laut). Dan air akan masuk dalam level dua dari proses produksi pengolahan bahan  mentah menjadi barang jadi. Perusahaan Daerah yang dikelola negara akan menjadi perusahaan penyuling air, dan perusahaan swasta membelinya dan mengemasnya dalam botol. Kira-kira seberapa penting komoditas air ketika itu?, dan berapa kira-kira harganya?.Berapa persen yang tak mampu menjangkau realitas itu, karena faktor kemiskinan dan ketidakmampuan?

Bandingkan realitas mampu dan tidak mampu saat ini, berapa persen yang bisa mengakses air bersih hari ini?. Seimbangkah antara demand supplay dan jangkauan ekonomi berbagai lapisan masyarakati yang hari ini mewarnai negeri kita?. Atau konkritnya golongan ekonomi kelas berapakah yang kelak mampu bertahan hidup dan bisa menjangkau air sebagai kebutuhan hariannya, tak usahlah berpikir soal mandi, karena itu bisa dipenuhi oleh air dengan kualitas nomor tiga, bahkan lima atau enam buat kelas tertentu di bantaran kali Ciliwung Jakarta, atau Krueng Aceh. Jangan dulu beranjak pada kemungkinan realitas lain, ketika kebutuhan primer ini menjadi “emas baru”, maka orang mungkin akan merampok untuk mendapatkan “emas biru”, sebutan untuk air. (Karen, Blue Gold:50)

Masih beruntung kita tinggal di Sumatera dengan daratan luas. Mungkin butuh waktu lebih lama untuk merasakan krisis layaknya Jakarta, namun krisis ini akan terus berjalan layaknya epidemi, merangsek dari kota yang aksesnya di pinggir laut dan beranjak ketengah secara perlahan. Karena musnahnya air tak mesti harus menunggu punahnya daratan. Ketika interupsi air laut jauh masuk kedaratan, ketika itu juga “era krisis air” dimulai. Water Crisis Begins!.
Akhirnya kita memang harus mengikuti ritme alam, "mendengarkan" dengan hati, lebih bijaksana, lebih arif dan menyurutkan nafsu serakah menguasai alam dengan seluruh isinya layaknya tuhan-tuhan kecil dalam bumi Tuhan Maha Besar. [hans-2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar