Nassim Nicholas Taleb mendeskripsikan teorinya merujuk pada peristiwa langka yang berdampak besar, sulit diprediksi dan di luar perkiraan biasa. Kriteria untuk mengidentifikasi peristiwa angsa hitam adalah: Muncul secara mengejutkan, Berpengaruh besar, Setelah muncul dijelaskan oleh peninjauan ke belakang manusia. Istilah angsa hitam muncul dari asumsi bahwa 'semua angsa adalah putih'. Dalam konteks ini, seekor angsa hitam adalah sebuah metafora untuk sesuatu yang tidak mungkin ada. Sebuah konotasi untuk suatu hal yang dianggap tidak mungkin terjadi tetapi pada akhirnya menjadi kenyataan. (wikipedia).Dalam konstelasi politik aceh yang terus berayun kencang, sulit menebak siapa sosok yang akan duduk di kursi Aceh-1. "Mistery guest" ini membuatnya menjadi isu harian di hampir setiap diskusi dari ruang formal hingga ke forum kedai kupie. Terlepas apakah datang dari independen atau gerbong partai, sepertinya menjadi tak penting. Kenyataan yang lahir dari rasa penasaran itu, akankah muncul layaknya teori Nassim?, sesuatu yang muncul tiba-tiba, tak terduga, tapi nyata.
Teori ini tak memprioritaskan dampak, karena ketika sebuah peristiwa itu muncul, bisa jadi sesuatu yang positif atau negatif. Nassim menyebut, kelahiran internet dan peristiwa 11 September sebagai dua peristiwa yang berbeda dampak, contoh teori angsa hitam.
Ketika hari ini kita berharap gubernur Aceh terpilih adalah sosok yang pro rakyat dan pro lingkungan, bisa jadi yang lahir justru sebaliknya. Sekalipun dalam pemilukada keberhasilannya didukung sepenuhnya oleh rakyat banyak, itu tak menjamin bahwa gubernur pilihan rakyat tadi akan pro rakyat, yakinlah karena kita telah belajar dan punya banyak pengalaman soal "janji manis dan politik tebar pesona" yang melenakan.
Tapi tentunya kita juga sepakat, bahwa kelak yang akan lahir di Aceh paska pemilukada 2011 nanti adalah "sesuatu atau seseorang" yang baik bagi Aceh masa depan. Meskipun semua bisa terjungkir balik oleh ulah para "spekulan dan petualang politik", karena dalam politik semua hal bisa terjadi diluar prediksi. Uang, kekuasaan, menjadi mesin yang bisa memutar seluruh fakta 180 derajat dari apa yang kita pikirkan.Jikalau yang muncul di Aceh nanti, adalah "seekor angsa hitam" sebagai sebuah konotasi untuk "hal" yang dianggap tidak mungkin terjadi tetapi pada akhirnya menjadi kenyataan. Katakanlah yang kelak muncul justru sosok gubernur yang gila tambang, gila kuasa dan gila uang, kita harus bersiap mengantisipasi munculnya realitas tersebut.
Tak Terduga
Dalam sebuah diskusi formal, pernah terlontar pertanyaan, jika kekuatiran forum akan munculnya seseorang yang diprediksi negatif secara politis, namun muncul sebagai calon kuat, adakah teman-teman telah mempersiapkan "orang lain" yang bisa didorong untuk membelah kekuatannya?. Sekalipun teman-teman memahami betul, bagaimana sosok seharusnya untuk Aceh masa depan, namun pada akhirnya kita terbentur pada banyak hal. Ketika bicara solusi saat Ngomong Politik alias "ngompol" memang tak sesederhana solusi dalam implementasinya. Realitas menyediakan berbagai kemungkinan di luar jangkauan pikiran dan praduga kita, sehingga wajarlah jika Nassem dengan jeli memunculkan gagasan teori ini. Sesuatu yang sebenarnya logis dalam nalar kita, namun sulit untuk diterima sebagai realitas normal.
Hari ini semua orang menduga-duga, Aceh paska pemilukada 2011, akan menjadi seperti apa Aceh kita?, Jika melihat sebagian realitas yang makin baik hari ini, harapan kita semua tentu Aceh akan menjadi lebih damai. Tetapi apakah Angsa Hitam, rela dikalahkan oleh Angsa Putih?. Kita mau tak mau memang harus berbuat sambil menunggu, sesekali berharap apa yang kita pikirkan, minimal mendekati harapan sebuah Aceh "dar es salam".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar