Ladia Galaska: ranah seksi penuh konflik

by hanif sofyan

Laut Hindia, Gayo, Alas dan Selat Malaka, populer dengan sebutan Ladia Galaska. Sebuah ranah konflik, perseteruan yang hari ini belum menemukan titik kapan berhenti. Ketika bicara tentang ladia galaska, kita tengah bicara banyak hal, tak melulu soal jalan yang memintas hutan lindung, rakyat yang terkurung dalam area, tapi juga "nafsu besar" yang membabat semua undang-undang dan membenarkan semua cara. Didalamnya ada pertarungan, perseteruan politik dan kepentingan. Seharusnya ketika kita mulai memasuki wilayah diskusi ini, harus digarisbawahi, bahwa bicara ladia galaska adalah bicara tentang kehidupan. kita tidak sedang membela binatang, kita tidak sedang membela tumbuhan, tapi kita sedang membela "kehidupan", termasuk di dalamnya kita, "manusia".

Hanya saja jamaknya kehidupan, keadilan akan bersanding dengan ketidakadilan, kebenaran akan bersanding dengan tipu daya--yin dan yang dalam falsafah China. Dan disini pula kenapa perjuangan tak pernah surut. Ketika keinginan dan harapan kita "tentang nasib hutan kita yang dipermainkan kepentingan" belum kesampaian, kita mencoba seluruh daya upaya untuk berkolaborasi dalam satu perjuangan  mewujudkan salah satu keadilan kehidupan di ladia galaska.

Apabila, kemudian orang bertanya tantang kepentingan dibalik perjuangan yang kita lakukan, apakah sekedar menjalankan misi lingkungan karena sudah berlabel lembaga lingkungan, tentu tak sesederhana itu penjelasannya. Setipis apapun harapan tentang itu, minimal ada "borok" yang harus kita tunjukkan pada semua khalayak, ada "kepentingan jahat" sedang bermain yang harus dibuktikan. Jika mereka bertopeng pada kenyataan rakyat terisolir, bisa jadi sepintas terlihat benar, tapi apakah mereka mau sepenuhnya jujur bahwa motif mereka dibalik semua itu hanya itu tak lebih?.ini mungkin pertanyaan tabu bagi mereka yang berkepentingan besar baik secara materi maupun politis. Di dunia ini tak ada yang gratis, bisa jadi ini merupakan kepentingan "bagi periuk", yang sudah terlanjur disepakati, sehingga tak mungkin ditarik mundur.Ketika kepentingan dijalankan penguasa, didukung pengusaha dan bala tentaranya, semua akan terlihat seperti dalam jalurnya, sehingga kenyataan ini akan menipu siapapun. Cara pandang dari kacamata manapun dapat dengan mudah dijungkirbalikkan.

Jika kasus ini terus bergulir, terbiarkan tanpa perlawanan, dan menang, Ladia Galaska akan menjadi sebuah preseden, dan alasan bagi semua kepentingan untuk "melanggar aturan" yang telah dibuat. Meskipun bukan rahasia bahwa semua "aturan permainan" telah diformal-legalkan, sehingga siapapun seolah-olah "berhak  untuk jadi "penjahat", tapi semua tetap harus direm dan dilawan.

Disinilah sebenarnya inti perlawanan, karena yang kita lawan jelas dan nyata, sehingga prosesnya tak lagi sederhana. Kita harus bertarung, melawan "kepentingan", yang didalamnya didukung seluruh jenis stakeholder, dari akar rumput yang berbayar, hingga para petinggi pemerintahan. Dibutuhkan waktu, proses dan kesabaran untuk sampai pada satu mimpi dan tujuan. Minimal jika kita tersungkur, ada yang telah kita lakukan dengan seluruh upaya untuk mempertahankan "secuil" kehidupan di Ladia Galaska.